Jumat, 30 Juni 2017

Lobbying (Melobi)

Lobbying (melobi) dibutuhkan sebagai bentuk interaksi antarmanusia. Inti dari melobi adalah memengaruhi orang lain. Jika kita bisa melobi, kita bisa memengaruhi orang lain melakukan sesuatu sesuai yang kita mau. Memang, ini tampak seperti bukan hal yang mudah, diperlukan banyak latihan khusus. Berikut ini adalah yang dibutuhkan untuk melobi.

  • Persuasi
Persuasi termasuk ke dalam melobi. Persuasi adalah upaya memengaruhi orang untuk melakukan tindakan sesuai keinginan kita agar menang telak. Hal ini dinamakan win-lose solution dengan kita sebagai pihak yang menang. Bentuk dari persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya. Sebisa mungkin, kita membujuk orang sehalus mungkin tetapi tetap secara mengena.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
  1. Perhatikan kondisi yang merugikan. Contohnya adalah keterdesakan, status lawan bicara, usia lawan bicara, dll..
  2. Perhatikan celah pikiran individu. Contohnya, kita menyederhanakan atau mempersulit masalah serta memanfaatkan kondisi psikologis lawan bicara.
  3. Perhatikan kemampuan argumentasi dan dialektika kita.

  • Komunikasi Dua Arah: Dialektika
Gambar dari https://www.timeshighereducation.com/sites/default/files/styles/the_breaking_news_image_style/public/heads_and_lightbulbs_illustration.jpg?itok=I8EO9Lrw

Kita mengenal komunikasi ada dua macam: satu arah dan dua arah. Keduanya sama-sama penting, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lainnya. Dalam lobbying, yang kita perlukan adalah komunikasi dua arah. Mengapa komunikasi dua arah?
  • Kepuasan di antara kedua belah pihak timbul;
  • Informasi yang diterima menjadi lebih jelas, lebih akurat, dan lebih tepat karena dapat diperoleh langsung penjelasannya;
  • Rasa kekeluargaan dan kekerabatan serta iklim demokratis muncul;
  • Kesalahpahaman dapat dihindari;
  • Pendapat masing-masing bebas dikeluarkan;
  • Timbal balik dikeluarkan karena kedua belah pihak saling berperan aktif.
Di sini, dialektika-lah komunikasi dua arahnya. Baik dalam win-lose solution maupun win-win solution, dialektika digunakan untuk memutuskan sesuatu yang melibatkan minimal dua orang.

Dialektika, menurut KBBI, adalah hal berbahasa dan bernalar dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah. Dialektika dibagi ke dalam tiga bagian: tesis (pendapat awal), antitesis (bantahan), dan sintesis (konklusi tesis dan antitesis). Dari dialektika memang tidak didapat hasil absolut, tetapi sebuah hasil harus didapat murni dari dialektika.

  • Argumentasi
Argumentasi adalah proses lempar-terima alasan untuk memperkuat atau memperlemah gagasan, ide, atau pendapat. Karena adanya dialektika, argumentasi dapat muncul. Untuk memperoleh win-lose solution, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
  • Gunakan data dan fakta.
  • Hindari kata 'mungkin'.
  • Olah rasa dan suara.
  • Apabila tidak punya data dan fakta, gunakan celah berpikir individu supaya lawan bicara menjadi bingung dan persuasilah.
  • Jangan berbohong.

  • Olah Rasa
Olah rasa adalah cara menempatkan diri di posisi tertentu agar sesuai dengan keadaan sekitar. Olah rasa bertujuan membangun karakter yang sesuai kebutuhan. Saat melakukan olah rasa, kita lihat keadaan (status) lawan bicara kita, apakah lawan bicara itu di atas kita (orang tua atau guru), setingkat kita (teman), atau di bawah kita (adik atau yang lebih muda). Jika kita sudah mengetahui status lawan bicara kita, kita bisa lebih mudah memosisikan diri kita. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya adalah
  • tata krama,
  • kontak mata,
  • gestur,
  • fokus,
  • penghayatan, dan
  • mimik wajah.

  • Olah Suara
Olah suara adalah cara memosisikan suara sesuai kebutuhan tertentu. Ada dua sumber suara: suara dada dan suara perut. Suara dada tidak lantang, mudah membuat lelah, tetapi menghasilkan artikulasi yang jelas. Suara perut lebih lantang, tidak mudah membuat lelah, tetapi tidak menghasilkan artikulasi yang jelas. Selain artikulasi, hal lain yang harus diperhatikan adalah intonasi, volume, dan diksi. Dalam olah suara, bahasa memiliki fungsi informatif, direktif (imperatif: pengulangan dan persuasif: peyakinan), ekspresif, dan performatif. Kekuatan diafragma dalam olah suara dapat dilatih dengan lari, push up, dan sit up. Ada kondisi yang harus diperhatikan dalam olah suara, yaitu jumlah lawan bicara. Jika massa banyak, gunakanlah suara perut. Jika massa sedikit, gunakan suara dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar