Rangkuman Belajar Mata Kuliah PP4102 Pengetahuan Pasca Panen Tradisional
Penduduk Indonesia semenjak dahulu kala sudah melakukan penanganan pascapanen untuk mempertahankan kualitas produk. Penanganan pascapanen yang muncul merupakan suatu pengembangan ciri khas tersendiri di suatu lingkup masyarakat. Pembentukan identitas di suatu lingkup masyarakat itulah yang membentuk kebudayaan dan tradisi masyarakat tersebut. Kebudayaan adalah kegiatan yang dilakukan di lingkungan masyarakat tersebut. Konsep kebudayaan itu terbatas di suatu lingkup masyarakat, tidak punya standar yang baku dalam penentuannya, dan memiliki makna-makna tersendiri yang diyakini. Sementara itu, tradisi adalah khazanah yang terus hidup secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Tradisi melibatkan pewarisan dari masa ke masa dan konstruksi pembentukan dan penanaman tradisi kepada orang lain. Kebudayaan dan tradisi dalam penanganan pascapanen yang melekat menjadikannya tradisional.
Karena bersifat tradisional, penanganan pascapanennya sendiri mengandung kearifan lokal. Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, serta yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Biasanya, pelopor kearifan tersebut adalah tokoh pemuka masyarakat di lingkungan masyarakat tersebut. Dasar untuk pengambilan kebijakan pada level lokal di bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, pengelolaan sumber daya alam, dan kegiatan masyarakat pedesaan. Kearifan tersebut pastilah sesuatu yang memiliki nilai-nilai budaya yang baik yang sebenarnya sudah diajarkan semenjak lama dari nenek moyang terdahulu. Selain itu, kearifan dapat berasal dari pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur. Tentu saja ada manfaat dari perlakuan penanganan pascapanen tradisional tersebut, yaitu untuk melestarikan nilai-nilai baik yang berlaku.
Keberhasilan menjaga kualitas komoditas dengan melakukan penanganan pascapanen tradisional ditentukan dari panen dan penanganan segera setelah panen. Faktor yang menentukan penanganan pascapanen yang baik adalah sebagai berikut:
- Menentukan waktu panen yang tepat, yakni melihat kematangan produk;
- Melakukan penanganan yang baik untuk menakan kerusakan;
- Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen;
- Menyimpan produk di wadah/tempat yang bersih dan sesuai;
- Tidak melakukan tindakan kekerasan yang dapat memengaruhi produk;
- Memisahkan yang utuh dengan yang rusak.
Dari faktor-faktor itu, penanganan pascapanen tradisional yang dilakukan harus dapat menekan losses dari sifat biologi produk dan sumbernya dengan dasar-dasar fisiologi pascapanen produk dan penggunaan teknologi yang sesuai.
Perlakuan pascapanen tradisional terbagi menjadi penanganan dan pengolahan. Contoh-contoh penanganan dan pengolahan tersebut adalah sebagai berikut
Penanganan:
- Pemanenan: teknik pemanenan yang digunakan
- Pengumpulan hasil panen
- Pembersihan atau pencucian
- Pengkelasan (grading)
- Pengemasan
- Penyimpanan dan pendinginan
- Transportasi
Pengolahan:
- Pengeringan
- Pemanasan
- Pendinginan
- Pengasapan
- Iradiasi
- Penggunaan bahan-bahan kimia
Pengolahan pascapanen merupakan penanganan sekunder agar bahan/produk yang ditangani awet dan terjaga kualitasnya hingga saat dikonsumsi. Penanganan pascapanen yang tepat akan mencegah kemunduran kualitas produk. Terkadang, teknologi pengawetan produk skala industri merupakan cara-cara pengawetan tradisional yang dikembangkan. Pengembangan ini diusahakan masih mengandung nilai-nilai budaya, sosial, dan politik yang mampu menggambarkan ciri khas suatu kelompok masyarakat. Maka dari itu, adopsi teknologi pada pengembangan pascapanen tradisional untuk industri harus feasible untuk dilakukan di daerah tersebut dan menambah nilai jual lebih banyak untuk produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar