Rabu, 25 Maret 2020

Piattos Sambal Indonesia

Keripik kentang Piattos mengeluarkan seri rasa Indonesia. Melalui seri rasa Indonesia, Piattos menawarkan ragam asli Indonesia yang dapat dinikmati pada keripik kentang berbentuk segi enamnya ini. Di sini, yang akan diulas adalah Piattos dengan dua macam rasa sambal khas Indonesia.

Piattos Rasa Sambal Geprek

Gambar 1
Bungkus Luar Piattos Sambal Geprek

Gambar 2
Keripik Kentang Piattos Sambal Geprek

Rasanya pedas seperti sambal (namanya juga sambal geprek). Sayangnya, pedasnya kurang menggigit, mungkin karena pedasnya level 3 dari 5. Hanya saja, rasa pedas itu cukup tertolong dengan rasa "kekentangan" keripik kentang Piattos walaupun 'sambal' dan 'kentang'-nya tidak begitu nge-blend. Yang saya pikirkan jadinya "keripik kentang berbumbu pedas sambal geprek".

Piattos Rasa Sambal Matah

Gambar 3
Bungkus Luar Piattos Sambal Matah

Gambar 4
Keripik Kentang Piattos Sambal Matah

Rasanya pedas, asin, ber-"bawang", dan ber-"daun jeruk" (?) juga. Setidaknya, itu yang lidah saya rasakan. Cukup pedas karena levelnya level 4 dari 5. Pedasnya juga memberi sensasi "panas" di lidah dan keseluruhan mulut. Sudah panas, ditambah pula dengan kerenyahan keripik kentangnya. Mungkin kekurangannya adalah rasanya kurang segar karena menurut saya, sambal matah itu seharusnya menyegarkan.

***

Begitulah ulasan dua rasa Piattos, rasa sambal geprek dan rasa sambal matah, dari saya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Adapun kekurangan dan kesalahannya saya mohon maaf dan masukan untuk ke depannya.

Sudah. Itu saja.

Minggu, 22 Maret 2020

Di Kebun Teh


Di kebun teh, pagi tadi
engkau bercerita
"Tempat ini bagaikan
kemonotonan yang dinamis
dan kita berlarian di sini."

Mengganggu ibu-ibu pemetik
Melesat di atas gemburnya tanah
Hijau dan hijau di pelupuk mata
Rona merah pada romanmu
Mendengarmu dan hatiku memekik

Suatu hari
akan kuberikan kebenaran
atas paksa teruntuk kita
agar aku tidak menggesa
dan engkau tidak menggusar

Di kebun teh, malam ini
engkau bertafakur
bersembunyi dari yang mencari
untuk menunjukkan
yang sebelumnya tidak terlihat

Pahlawan

Di tempat teduh sambil menunggu redanya hujan deras dengan aroma mi yang baru dimasak tercium, aku duduk dan merenung.

***
 
Pahlawan yang mati, mereka disebut martir. Mereka mengorbankan hidupnya demi mempertahankan apa yang diyakini. Mereka mau begitu karena mereka tahu bahwa yang membuat mereka hidup bukanlah nyawa, tetapi ide. Ide tidak bisa dibunuh, ditangkap, dan diasingkan, yang demikian tidak bisa mati. Semangat akan perjuangannya akan terus ada melintasi zaman karena ide yang dimilikinya.

Kamu, yang berbagi ide denganku dan dengan kita semua. Kamu, yang menderita demi mengembangkan diri dan bangsa. Kamu, yang tetap menjadi mentari terbit yang menghangatkan awal hari, mega putih yang menaungi dari terik dan panas, serta rembulan yang menghiasi dan menerangi gelapnya malam. Kamu, yang membentuk senyum di wajah-wajah para manusia. Kamu, yang mengubah dan berupaya mengubah hidup orang-orang. Kamu mengubah hidupku. Kamu adalah pahlawan. Apakah kita sudah sampai sana?

***
 
Hujan yang kian deras masih belum mereda.

#KronikKepemimpinan

Sabtu, 21 Maret 2020

Untuk Sang Pemikir yang Sedang Memandangi Bintang di Angkasa Malam

Halo. Aku merindukanmu.

Aku teringat saat aku mengunjungimu dan kita bermain bersama. Engkau angkat aku tinggi setelah kita berlarian di lahan pertanian lalu pergi ke hutan. Aku tidak pernah mencemaskan beban yang harus dipikul sebelumnya layaknya engkau bilang bahwa batang dan dahan pohon yang engkau gotong rasanya ringan saja bagimu. Pada hari itu, aku menggantikan posisi batang dan dahan pohon yang biasa di bahumu. Kemudian kutulis cerita tentangmu dan engkau menari untukku. Sayangnya, matahari tidak lupa terbenam sehingga hari itu pun berakhir.

Semenjak itulah aku berharap bisa menjadi kayu-kayu yang selalu engkau angkut. Kayu-kayu yang bermanfaat dan yang dapat kaumanfaatkan untuk keperluanmu. Terbayang olehku dirimu di tempat tinggalmu. Seharusnya, aku adalah kayu bakar yang dapat kaugunakan untuk membuat apimu saat engkau kedinginan dan saat kau membutuhkan penerangan. Namun, aku terlalu basah, berbau apak, dan bertitik nyala tinggi. Yah, jika aku tidak seperti ini pun, aku memang akan tetap hancur, terbakar, tetapi bukankah aku lebih baik menjadi berguna meskipun itu menghancurkanku seperti itu?

Dan di sinilah aku, wahai engkau, si tukang kayu yang senang berpikir. Sang pemikir yang sering menyatu dengan alam. Sang pemikir yang ingin mencari tahu bagaimana caranya berpikir. Terpikirkan olehku engkau, sang pemikir. Hingga kini, aku merasa engkau masih out of my league, di luar jangkauanku. Aku hanya bisa memperhatikanmu dari jauh. Semoga saja aku tidak jauh dari pikiranmu, terutama pada malam ini.
(Bukan malam hari, tapi gapapa lah, ya)

Mencegah COVID-19: Katakan "Halo" pada Makanan dan Minuman Berikut Ini

COVID-19 adalah penyakit pada paru-paru karena serangan virus corona. COVID-19 baru-baru ini menjadi sebuah pandemi karena penularannya yang begitu mudah. Yang kutahu, COVID-19 yang disebabkan oleh Novel Coronavirus ini belum ada vaksinnya. Pencegahan bisa dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, yaitu dengan mengonsumsi makanan dan minuman bergizi tertentu. Perlu diketahui bahwa makanan-makanan ini bukan untuk membunuh virus bilamana virus tersebut sudah ada dalam tubuh, melainkan untuk mencegah tubuh terjangkit COVID-19. Aku tidak akan membahas secara detail karena mungkin sudah banyak web di luar sana yang membahas ini dengan sumber yang lebih terpercaya. Aku hanya ingin sekadar menyebutkan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi agar lebih singkat.

Jahe, Kunyit, Temulawak, dan Sejenisnya

Bersyukurlah mereka yang menyenangi jamu-jamuan. Bahan-bahan dasar jamu yang merupakan rimpang (empon-empon) mengandung kurkumin dan senyawa turunannya, kurkuminoid, yang dapat mencegah inkubasi virus di sel inangnya dan menekan infeksi di paru-paru. Maka dari itu, konsumsilah air rebusan jahe, kunyit, atau temulawak secara rutin. Selain empon-emponan tersebut, daun serai juga mengandung kurkumin.

Ikan Berlemak

Lemak dari ikan adalah lemak yang paling baik jika dibandingkan dengan lemak dari sumber lainnya. Ikan kaya akan protein dan asam lemak Omega-3 yang dapat mencegah inflamasi (radang), terutama yang diakibatkan oleh virus. Contoh ikan-ikan berlemak di antaranya adalah ikan salmon, ikan tuna, ikan sarden, dan ikan makerel. Dengan mengonsumsi ikan berlemak, kita dapat mempertahankan daya tahan tubuh.

Buah-buahan yang Mengandung Banyak Vitamin C

Kita mengetahui bahwa vitamin C dapat meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin C adalah salah satu senyawa antioksidan yang berguna untuk memperbaiki kerusakan sel dalam tubuh, baik karena bakteri maupun karena virus. Vitamin C bisa didapatkan dari berbagai macam buah-buahan. Contohnya adalah jeruk, jambu batu, manggis, mangga, stroberi, buah naga, kiwi, lemon, tomat, nanas, dan pepaya.


Buah Beri-berian

Buah beri-berian mengandung antioksidan berupa antosianin. Maka dari itu, banyak buah beri berwarna biru, ungu, atau merah karena pigmen antosianin tersebut. Buah beri-berian juga dapat mencegah terjadinya radang yang dapat menekan infeksi dari virus. Contoh dari buah beri-berian ini adalah blackberry, blueberry, dan raspberry.

***

Selain yang di atas, yang dapat dikonsumsi untuk menangkal adalah sayur bayam, brokoli, dan bawang putih. Bayam mengandung vitamin-vitamin dan mineral, seperti zat besi dan magnesium, yang bermanfaat untuk tubuh. Brokoli merupakan salah satu anti-inflamator. Bawang putih sudah dikenal lama sebagai antivirus. Usahakan juga untuk tetap menghidrasi tubuh dengan minum air minimal sebanyak 2 liter per hari. Jaga kesehatan, semuanya!

(Dari berbagai sumber.)

Cinta dalam Diam (?)


Bah! Persetan dengan jatuh cinta diam-diam. Kebisuan yang kaumiliki akan menyakitkan telingamu karena kesunyianmu adalah suara paling berisik yang kaudengar. Bagaimana yang kamu cintai mengetahui bahwa kamu mencintainya jika tindakanmu sebagai pembuktian masih kasat mata terhadapnya? Setelah itu, kamu mulai meyakini bahwa kata-kata adalah bentuk yang paling mungkin untuk terlihat. Kamu tidak ingin adanya penyesalan, bukan? Kamu pun ingin membuka segala pintu risiko yang tersedia bagimu. Walaupun begitu, baik bila kamu ingin mengatakan cintamu atau tidak, kuncinya sama: Jangan berekspektasi terlalu tinggi sehingga kamu mengharapkan balasan.

Ekspektasi itu seperti kemampuan "Zero Gravity"-nya Ochako Uraraka di anime My Hero Academia. Dengan kemampuannya, ia dapat membuat benda-benda berat menjadi ringan dan melayang lalu membuat benda-benda itu berhenti melayang juga. Ekspektasi akan membuatmu melayang, merasa ringan, tetapi saat semua tidak sesuai ekspektasi, kamu pun tidak akan melayang lagi. Kamu yang tadinya melayang sangat tinggi akan jatuh dan kamu akan merasakan sakit saat mendarat dengan keras. Jadi, jangan melayang terlalu tinggi jika kamu tidak bisa mengendalikannya.

Jangan mengharapkan balasan. Mencintai adalah masalah 'memberi dan memberi (give and give)', bukan hanya 'memberi dan mengambil (give and take)' dengan tetap memperhatikan apa yang kita beri, seberapa banyak yang diberikan, dan kepada siapa kita memberikannya. Biarlah balasan datang dari Yang Maha Memiliki Cinta. Tuhan Mahaadil sudah memberikan pilihan untuk menyatakan atau tidak menyatakan cinta kepada ciptaan-Nya. Tinggal kamulah yang harus tahu ke mana kamu akan membawa perasaanmu karena bukan perasaanmu yang akan membawamu. Silakan! Mencintailah dengan kebisingan sekencang mungkin atau dengan bisikan yang amat pelannya. Menghilang atau semakin tampak, memudar atau mengekal, cinta itu tetap pernah ada, bukan?

(Bukannya ingin mendoktrin. Ini hanyalah pemikiran antitesis kepada mereka yang saklek untuk harus jatuh cinta dalam diam.)

#KronikKepemimpinan

Jumat, 20 Maret 2020

Kegelisahan


Saya tahu rasanya terkena serangan kecemasan (anxiety attack). Kepala terasa bak diremas, otot-otot menegang, dada sakit karena jantung berdegup terlalu kencang, dan adanya keinginan untuk berteriak yang seringnya tertahan. Jika sudah seperti itu, saya harus menarik napas untuk mengambil udara, banyak minum, berdoa dan berzikir, serta makan agar perut tidak kosong jika perlu. Sedikit masalah emosional bisa menyebabkan ketidakstabilan fisiologis. Oleh karenanya, saya butuh menjaga kesehatan dan kebugaran saya.

Lalu, di sana dan di sekitar saya, orang-orang melakukan sesuatu atas nama kegelisahan. Mereka membawa mimpi-mimpi mereka demi mengatasi kegelisahan tersebut. Berdasarkan apa yang orang lain pernah katakan, mimpi merupakan sesuatu yang membuat kita terjaga dan tidak dapat tidur nyenyak semalaman, bukan sekadar bunga tidur. Mereka tidak bisa tidur, seolah-olah mereka merelakan diri untuk terkena insomnia. Sementara itu, tidak tidur bisa menyebabkan ketimpangan dalam mental saya. Lebih-lebih, bukankah 'gelisah', 'resah', dan 'cemas' adalah sinonim?


Ada satu hal yang saya pelajari. Kita tidak perlu takut bila kecemasan menyerang. Cemas (anxious) adalah salah satu bentuk emosi. Kita, para manusia, membutuhkan emosi sebagai tanda bahwa kita hidup dan merasakan kehidupan. Bila ketimpangan terjadi dan/atau harus terjadi, pastikan kita selalu punya sesuatu untuk kembali menjadi seimbang. Kegelisahan, kecemasan, dan keresahan. Semua itu ada untuk dihadapi. Semua itu sebenarnya kita butuhkan untuk merawat diri. Memimpin diri sendiri. Dan kita sudah menjadi kuat karena bertahan sejauh ini.


Jadi, adakalanya kita harus merasakan sakit dalam diri terlebih dahulu demi kebaikan yang lebih besar untuk sesama, ya?

#KronikKepemimpinan

Kamis, 19 Maret 2020

Kenapa, Sih???


Seseorang pernah mengutarakan, "Buku adalah jendela dunia. Lalu, kamu mau melihat dunia hanya dari jendela saja?"

Ada beberapa hal yang perlu dipelajari murni dari melakukannya secara langsung. Pelajaran ini bukanlah sesuatu yang secara mudah bisa didapat hanya dengan membaca. Dan untuk menyerap pelajaran ini, tidak hanya otak saja yang digunakan, tetapi tiap sel saraf, tiap sendi-sendi tulang, tiap tetes darah, dan tiap denyut kehidupan. Apa? Apa itu? Mau mengetahuinya? Keluarlah! Bergeraklah! Rasakanlah setiap kekayaan yang mampu semesta berikan!


Saya berharap, jika saya punya rezeki dan waktunya, saya mau berkeliling negeri ini sampai tiap pojok, lengkung, dan sisi-sisinya untuk menikmati sendiri keadaan tanah air yang darinyalah saya hidup, tumbuh, dan berkembang hingga saat ini. Sambil menulis buku saya sendiri yang bisa diterbitkan dan dibaca oleh semua orang, tentunya.


Jangan lupa main keluar!

#KronikKepemimpinan