Jumat, 18 Oktober 2024

Album-Album yang Membuat Perasaanku Campur Aduk (Bagian 3)

Sebaiknya, baca bagian-bagian sebelumnya.
 
(Aku biasa mengurutkan album-album berdasarkan tahun rilisnya pada daftar ini.)
 
Satu penekanan:
Aku tidak benar-benar membenci album-album ini. Aku hanya seringkali dibuat bingung oleh album-album seperti ini karena ada bagian yang bisa kusukai, tetapi bagian lainnya kurang cocok untukku. Dalam suatu cara yang lain, album-album ini masih bisa kunikmati.
 
The Wall, Pink Floyd (1979)

(Lihat di bagian Mellon Collie ... karena kurang lebih penjelasannya sama, hanya saja The Wall terdiri dari 26 LAGU dengan durasi sekitar 80 MENIT. Sempat disebut juga di Album-Album yang Membuat Perasaanku Campur Aduk (Bagian 2), 15 Album Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai (Bagian 3), dan utas pos ini di bsky.app.)
Lagu yang disukai: "Another Brick in the Wall", "Is There Anybody Out There?", dan "Comfortably Numb"
 
Mellon Collie and the Infinite Sadness, The Smashing Pumpkins (1995)

Kover albumnya menarik nan estetik, lagu-lagunya enak, konsepnya bagus, TAPI PANJANG BANGET, CUY. Ada paling tidak 28 LAGU di album ini. Belum lagi edisi deluxe dan remastered-nya yang total lagunya menjadi 92 LAGU dengan durasi sekitar 6 JAM. Memang, The Smashing Pumpkins suka membuat cerita rock opera yang berdurasi lama, bisa jadi itu konsep infinite-nya mereka untuk album ini. Bisa diibaratkan The Smashing Pumpkins membuat novel yang bisa didengarkan melalui diskografi mereka. Sayangnya, album yang panjang begini tidak mudah dinikmati dalam sekali duduk dan dengar saja.
Lagu yang disukai: "Bullet with Butterfly Wings", "Cupid De Locke", "1979", "Beautiful", dan "Farewell and Goodnight"
 
Wish, The Cure (1997)

Aku tidak memiliki banyak masalah dengan album ini. Namun, lagu yang paling dikenal dan disukai dari album ini, "Friday I'm in Love", tampaknya seperti outlier di album ini. Ya, lagu hits dari album ini terasa berbeda sendiri dari lagu-lagu yang lainnya. Entah mengapa Robert Smith dkk. menyengajakan untuk membuat "Friday I'm in Love" yang asyik berbeda dari lagu-lagu lain di album Wish yang bernuansa serius. Yang pasti, "Friday I'm in Love" membuat album ini cukup dikenal luas. Toh, lagu-lagu lainnya di Wish juga enak didengar.
Lagu yang disukai: "From the Edge of the Deep Green Sea", "Wendy Time", dan "Friday I'm in Love"
 
Currents, Tame Impala (2015)

Ini adalah album Tame Impala pertama yang kudengar. Aku akui, aku menyukainya. Rasanya seperti mendengar Pink Floyd, Daft Punk, dan Radiohead dicampur jadi satu. Lagunya di album ini enak-enak. Jika aku kritikus musik resmi, aku akan memuji album ini habis-habisan. Namun, ini tidak terlalu masuk seleraku untuk didengarkan setiap hari. Not really my cup of tea. Yah, kalau sesekali aku yang peminum teh ini minum secangkir kopi, tidak apa-apa, bukan?
Lagu yang disukai: "Nangs", "The Less I Know the Better", dan "New Person, Same Old Mistakes"
 
Little Dark Age, MGMT (2018)

Bisa dibilang, aku underestimate sekaligus overestimate album ini. Lagu pembuka "She Works Out Too Hard" terdengar jenaka, tetapi kurang menarik untuk pendahuluan. Keadaan membaik di lagu tituler di trek kedua, "Little Dark Age". Namun, turun lagi selanjutnya. Jadilah seperti naik-turun keadaannya. ๐Ÿ“ˆ๐Ÿ“‰๐Ÿ“ˆ๐Ÿ“‰๐Ÿ“ˆ๐Ÿ“‰
Lagu yang disukai: "Little Dark Age", "Me and Michael", "Days That Got Away"
 
EXPLOSIONS, Three Days Grace (2023)

Album ini tidak seburuk yang dinilai para kritikus. Menurutku, justru album ini ada sisi bagusnya tersendiri. Ya, bagus, tetapi terlalu biasa saja. Album ini mengangkat isu dunia dan mental. Aku sebenarnya suka lagu "Chain of Abuse" yang mengenalkanku pada album ini, tapi monolog pembuka dari lagunya, entahlah, terdengar agak cringy untukku, mungkin lebih baik kalau tidak ada monolognya. Trek-trek pembukaannya menarik, tetapi di beberapa titik, terasa ada downgrade di situ. ๐Ÿ“‰
Lagu yang disukai: "Chain of Abuse"
 
It's the End of the World but It's a Beautiful Day, Thirty Seconds to Mars (2023)

30STM sudah mencoba jalur pop sebelumnya. Mungkin ini karena aku bias, tapi aku biarkan saja. Namun, aku merasa album ini seolah mencoba mengopi album sebelumnya, AMERICA, dan itu membuat kesan repetisi, repetisi yang "menurun" pula. Sebenarnya, lagu-lagu di sini enak, dimulai dari trek pertama yang membuka dengan menarik, "Stuck", tetapi ke sananya baru terasa kurang. ๐Ÿ“‰ Mungkin ini juga karena 30STM tinggal dua orang, mereka bergantung pada synthesisers. (Aku jadi merindukan Tomo Miliฤeviฤ‡.)
Lagu yang disukai: "Stuck", "Midnight Prayer", dan "Lost These Days"
 
Oke. Sudah sampai Bagian 3 aku membuat ini. Itu saja.

Kamis, 13 Juni 2024

Album-Album Lagu Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai! (Bagian 8)

Kali ini, aku mencoba format baru. Aku memberikan 5 (lima) album kesukaanku yang diikuti oleh satu rekomendasi album serupa atau yang mirip, jadi bisa dibilang, deskripsi album yang mengikuti sudah diwakilkan yang sebelumnya. Jadi, akan ada lima pasang album, totalnya 10 (sepuluh) album.

Konsepnya tetap sama. Semuanya album kesukaanku yang bisa kudengarkan dari awal sampai akhir. Kelima pasangan album ini membuatku terpukau akan hubungan dan kecocokan mereka. Aku harap, kalian juga.
 
A Beautiful Lie, Thirty Seconds to Mars (2005)

Apakah semuanya hanya mimpi? Apakah semuanya adalah kebohongan? Thirty Seconds to Mars membuat kita bertanya-tanya lewat lagu-lagunya dalam A Beautiful Lie. A Beautiful Lie bisa didengarkan dari awal sampai akhir dengan cerita yang menjanjikan dan suara drum yang mengisi lagu-lagunya. Itulah mengapa Shannon Leto adalah salah satu drumer kesukaanku.

Rekomendasi album serupa: This Is War, Thirty Seconds to Mars (2009)
Menurutku, This Is War bisa dibilang sekuel dari A Beautiful Lie dengan tema, alur, dan genre yang tidak jauh berbeda, jadi This Is War bisa didengarkan setelah A Beautiful Lie. This Is War lebih seperti lanjutan A Beautiful Lie dengan banyaknya realisasi dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya di A Beautiful Lie. Kebetulan, realisasinya adalah perang dan damai.
 
Madness, Sleeping with Sirens (2015)

Apa sebenarnya deskripsi kegilaan? Sleeping with Sirens menjelaskannya dalam Madness, juga cara menghadapi kegilaan tersebut. Album yang dominan dengan pop rock dengan sentuhan punk dan post-hardcore ini memberi kesan rebel yang cocok untuk materinya. Tidak salah untuk memvalidasi bahwa kita pernah merasa "gila", asalkan tidak selalu berhenti di tempat untuk terus bersedih. Tidak salah kalau Madness pernah dinominasikan sebagai Album of the Year di tahun 2016 dalam Alternative Press Music Awards.

Rekomendasi album serupa: Bones, Young Guns (2012)
Bones merupakan album rok alternatif dengan substansi self-empowerment dan inner strength yang solid. Meski "gila", harus tetap "hidup". Semoga kita diberi petunjuk dan dibimbing untuk menjalani kehidupan dengan benar.
 
Reputation, Taylor Swift (2017)
 
Album yang sangat GG menurutku, baik maksudnya glamour and gothic maupun good games. Taylor Swift membuat lagu-lagu electropop terdengar badass di Reputation, tetapi dengan pembawaan yang cukup elegan. Hubungan gagal? Dengar Reputation. Hubungan berhasil dan berjalan dengan baik? Dengar Reputation. Galau? Dengar Reputation. Senang? Dengar Reputation.

Rekomendasi album serupa: Ceremonials, Florence + The Machine (2011)
Album yang sangat GG juga. Lagu-lagunya juga tidak kalah elegan. Tema hitam-kelabu dari kedua album menunjukkan sekumpulan trek yang berkelas.
 
The Gods We Can Touch, AURORA (2022)

The Gods We Can Touch berisi lagu-lagu accoustic folk pop yang mistis. Ada sedikit kesan gotik juga di sini. Lagu-lagunya tentang self-empowerment untuk melepaskan diri dari insecurity dan abuse. Meski beberapa lirik lagunya terdengar suram, ada nuansa menyenangkan di sini, seperti kalau dalam cerita, kita bisa melepaskan diri dari cliffhanger agar tidak "digantung". Benar saja karena trek lagu "A Little Place Called Moon" menutup concept album ini secara menenangkan seolah-olah kita sudah sampai di tempat yang aman, safe haven, kalau kita sudah mendengarkan album ini dari awal sampai akhir.

Rekomendasi album serupa: Dance Fever, Florence + The Machine (2022)
Lagu-lagu accoustic folk pop yang independen yang dapat membuat kita berdansa sesuai judul albumnya terdapat juga di sini. Semua lagu di Dance Fever terdengar ornamental di telinga, menghiasi hari jika didengarkan dari awal sampai akhir. Pokoknya, vibes dari Dance Fever ini mirip dengan album sebelumnya: kesan gotik dan hal-hal terkait cerita folklor.
 
HIT ME HARD AND SOFT, Billie Eilish (2024)

Billie Eilish kembali dengan kejutan besar yang artistik kali ini. Ada aransemen orchestraic yang membuat album ini terdengar rapi dan menarik. Ada konsep vulnerability yang tersirat dalam lagu-lagunya. Album rekomendasi selanjutnya juga berkonsep mirip.

Rekomendasi album serupa: ROOM UNDER THE STAIRS, Zayn Malik "ZAYN" (2024)
Aku tidak tahu, ya, apakah Billie dan Zayn janjian untuk merilis album di tanggal yang sama (17 Mei 2024). Selain itu, warna sampul albumnya juga sama-sama dominan biru dengan judul album yang dikapitalkan semua. Lagu-lagunya juga sama-sama lembut dan enak masuk telinga, hanya saja dalam genre yang berbeda. Billie bergenre bedroom pop sementara Zayn bergenre soul dan country.
 
BONUS
Ini bukan album yang sepenuhnya kusukai, tapi ada kemiripan antara satu sama lain.

Toxicity, System of a Down (2001)
Biophilia, Bjรถrk (2011)
Infections of a Different Kind (Step 1) (2018) dan A Different Kind of Human (Step 2) (2019), AURORA

Infections of a Different Kind (Step 1) sebenarnya adalah EP, bukan LP. Namun, Infections of a Different Kind (Step 1) menjadi prekuel dari album A Different Kind of Human (Step 2). A Different Kind of Human (Step 2) melanjutkan tema yang serupa dengan Infections of a Different Kind (Step 1) tepat sebagai album full kedua dari AURORA.
 
Keempat rekaman di atas sama-sama bertema meningkatkan kesadaran lingkungan, seperti kelestarian dan keberlanjutan lingkungan, pemanasan global, isu sosial-politik, infrastruktur perkotaan dan pedesaan, pendidikan dan sains, serta penyalahgunaan sumber daya. Selayaknya eksperimen demi peningkatan yang lebih baik, keempat rekaman banyak memasukkan unsur-unsur eksperimental dalam genre musik mereka. (Bjรถrk bahkan menggunakan alat musik unik, seperti kumparan Tesla, harpa gravitasi, dan gameleste—perpaduan gamelan dan celesta.) Mereka memadukan unsur folk dan jazz ke dalam genre dasar mereka di rekaman-rekaman tersebut sehingga lagu-lagu mereka terdengar lebih melodis.
 
Tidak hanya rekaman-rekamannya yang tersusun dengan baik, tetapi juga materi yang dibawakan berfaedah untuk kebaikan.
 
Nine Track Mind, Charlie Puth (2016)

Sedang ingin galau? Album debut Charlie Puth, Nine Track Mind, banyak lagu galaunya. Ya, di sini terdapat lagu-lagu galau yang tiap treknya tidak bisa dilewati begitu saja. Sesekali galau secara kohesif tidak apa-apalah, iya kan?

Rekomendasi album serupa: Doo-Wops & Hooligans, Bruno Mars (2010)
Sama-sama berisi lagu galau. Sama-sama warna kuning.
Pasangan lagu:
  • "Grenade" dan "Dangerously"
  • "Count on Me" dan "One Call Away"
(Di draf awal, aku mau masukkan album-album "kuning" ini ke daftar lima pasang di atas, tetapi ternyata Charlie Puth dan Bruno Mars pro zionis. Aku sudah menulis draf ini jauh dari sebelum aku tahu. Aku jadikan dishonourable mention saja.)

Minggu, 03 Maret 2024

Album-Album Lagu Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai! (Bagian 7)

I think you know the drill.

Ada beberapa alasan mengapa aku menyukai suatu album:
  • Karena semua lagu sealbum enak didengar.
  • Karena ada cerita yang diceritakan kalau kita mendengarkan langsung sealbum tanpa henti (biasanya concept albums).
  • Karena tiap trek lagu bersambung.
  • dan sebagainya.

Jadi, inilah pos bagian ke-7 dari album-album favoritku. Tentu aku beri penjelasan dan ulasan mengenai album tersebut. Daftar album-album di bawah ini diurutkan berdasarkan waktu/tahun rilis album, bukan ranking favoritku.

  • Post, Bjรถrk (1995)

Aku suka dinamika lagu-lagunya dalam album ini. Aku suka bagaimana Bjรถrk mengekspresikan dirinya di sini. Semua lagu dari awal sampai akhir terdengar seimbang, ada yang menenangkan, ada yang menyemangati. Trek kesukaanku adalah "Hyperballad", sebuah cerita katarsis melankolis dalam lagu yang menyayat hati dan menguras air mata. Penilaian kritikus pada album ini lumayan tinggi terlepas dari berbagai permasalahan yang terjadi selama masa album ini. Sedikit banyak, album Post mengingatkanku untuk selalu bangkit lagi tiap kali terjatuh karena akan ada kebangkitan setelah terjatuh, tetapi tidak lupa juga untuk memanfaatkan waktu untuk menguatkan diri di kala terjatuh.

  • Savage Garden, Savage Garden (1997)

Ini adalah album pop rock hits klasik yang masih terdengar modern hingga saat ini. Aku suka bagaimana Savage Garden dibuka dengan "To the Moon and Back" sehingga kita memang seperti dibuat melayang ke bulan, otherworldly. Dilanjutkan ke "I Want You" yang membuat kita mengerti artinya mendamba. Diakhiri dengan "Santa Monica" yang menutup secara memuaskan. Savage Garden adalah album debut Savage Garden yang membuka gerbang ke berbagai kemungkinan dalam pop rock.

  • Waking Up, OneRepublic (2009)

Waking Up adalah concept album yang OneRepublic buat sebagai album ke-2 mereka. Sesuai namanya, album ini menggugah dan membangunkan kita dari mimpi-mimpi buruk, membuat kita terbangun dengan tenang. Setelah bangun tidur, kita dihadapkan kepada kenyataan dengan perenungan terhadap kehidupan. Oleh karenanya, Waking Up bisa menjadi album untuk menemani menghadapi tantangan. Lagu "Waking Up" yang juga titel dari album adalah puncak album ini di mana pada lagu "Waking Up" semua intisari dari album diperas dan dimasukkan ke dalam telinga kita.

  • Red, Taylor Swift (2012/2021)

(Yang kudengarkan adalah versi rekaman ulang, yakni yang Taylor's Version tahun 2021.) Satu lagi album Taylor Swift yang membuatku relate selain Midnights. Taylor Swift mengambil kesempatan mencoba genre rok, melakukannya, dan membuatnya nyata dalam album Red. Kebetulan, aku suka warna merah. Merah merupakan warna yang menggambarkan emosi kuat dan itu tergambar dalam album ini. Gelora, semangat, kesedihan, jatuh-bangun dalam cinta, ada semua. Jangan lupa mendengarkan Red untuk hari-hari yang "merah".

  • Ghost Stories, Coldplay (2014)

Album ini punya soft spot di hatiku (karena album ini adalah CD album pertama yang pernah kubeli, sayangnya sekarang CD-nya rusak). :') Ghost Stories bisa menempati soft spot banyak orang karena album ini dibuat pascaperceraian Chris Martin dan Gwyneth Paltrow. Memang, ada kesan muram dan melankolis dari album ini, tetapi, anehnya, itu terdengar optimistis. Ada warna-warna baru dari album ini yang menenangkan, melodis, dan jelas bertekstur. Jangan lupakan desain dan kemasan dari album ini yang indah.

  • The Magic Whip, Blur (2015)

Aku ingat pertama kali aku tahu album ini dari ulasan dalam majalah gratisan. Katanya, sih, bagus. Dan album ini merupakan penanda kembalinya Blur dalam kancah Britpop. Satu lagi album yang dapat soft spot di hatiku. Lagu-lagunya ringan dan menyenangkan, tidak seperti beberapa album terdahulu. Menurutku, ini adalah album Britpop yang lebih poppy tetapi juga "pintar" dengan kedalaman dan tekstur yang menginspirasi. (Coba perhatikan juga gambar es krim pada sampul albumnya yang menarik.)

  • The New Abnormal, The Strokes (2020)

Easy listening, itu pendapatku terhadap album ini. Aku mau membuat pengakuan kalau beberapa lagu The Strokes memang agak sulit untuk dinikmati, tetapi tidak untuk lagu-lagu di album ini. Jadi, jika ingin mengenal The Strokes, bisa mendengarkan dari album ini lalu mundur ke belakang. The Strokes menyesuaikan tema pandemik pada album ini, makanya perhatikan judulnya, dan lagu-lagunya memang cocok untuk didengarkan pada saat kesepian kala pandemi, cocok untuk menemani. Namun, setelah keadaan berangsur-angsur pulih, The New Abnormal juga cocok didengarkan di waktu-waktu normal ini.

  • Petals for Armor, Hayley Williams (2020)

Ini adalah album solo Hayley Williams di mana Hayley Williams bisa benar-benar mengekspresikan dirinya sendiri. Terdengar sangat indie, seolah-olah kita dibuat mengenal siapa Hayley Williams sesungguhnya. Ya, di album ini, Hayley Williams memang menumpahkan seluruh perasaannya, salah satunya tentang selama berkarier dalam Paramore. Bisa dibilang, album ini adalah penguatan eksistensi Hayley Williams. Aku sendiri kuat mendengarkan 15 lagu dalam album ini, dari awal sampai akhir, dan album ini cocok untuk menguatkan dan menyemangati diri saat bekerja.

  • Sob Rock, John Mayer (2021)

Album Sob Rock dilengkapi lagu yang enak-enak. Beberapa lagu pembuka pada album ini cocok untuk membangung mood agar tidak bosan. "Last Train Home" yang uplifting, "Shouldn't Matter but It Does" yang bikin sobbing, "New Light" yang tidak diduga ada di album ini, dilanjutkan "Why You No Love Me", dst.. Mungkin Sob Rock penuh lagu mellow, tetapi bisa dibilang itulah poin plusnya.

  • The Jaws of Life, Pierce the Veil (2023)

Apa yang harus kubilang tentang album ini? :') Semua lagunya saat didengarkan tanpa dilewatkan satu pun bagus semua. 12 lagu berturut-turut! Dengan latar belakang pembuatan album yang agak sedih, The Jaws of Life terealisasi sebagai "gigi" (gerigi) yang menggeligi dan bergerak secara intim dan melodis. Apa pun masalah yang menjerat kita pada saat ini, semoga kita bisa terlepas darinya, menemukan solusi dan kemudahan, serta tetap melihat cahaya dalam kegelapan. Itulah yang dimaksud oleh The Jaws of Life ini. Jika aku harus memilih satu lagu dari The Jaws of Life, aku akan memilih "Emergency Contact" yang amat sentimental.

Begitulah pada bagian ke-7 ini. Aku harap, kalian bisa mendengarkan semuanya. Mungkinkah ada lanjutan dari pos ini? Aku sebenarnya belum tahu. :')

Sudah. Itu saja.

Sabtu, 18 November 2023

Poliamori (Bagian 6)

Aku pernah menulis definisi-definisi verba untuk membedakan perasaan yang kita punya untuk orang lain. Hanya saja, ini dalam bahasa Inggris. Ini aku tulis saat aku masih SMA pula, jadi beberapa kata-kata dalam bahasa Inggris-nya tampak berantakan, tetapi terlihat masih bisa masuk di akal juga buatku. So, here it is.

 

How to Distinguish Your Feelings to Others

Infatuation:
"Nobody is like him/her. He/she is irreplaceable. Let him/her feel the same as I do."

Having a crush:
"I want him/her to be happy, to be excited, safe, and healthy. He/she doesn't need to care. It's enough."

To fall in love:
"He/she impresses me. I like something from him/her. I wanna know what it is. I'll try more."

To like:
"I don't want to be cared yet I don't want to lose him/her. So, let him/her be mine, please!"

To love:
"I've got this admiration. I try to give my affection to him/her. What I do is for him/her."

Being in love:
"I love everyone (objectively). It's better to love them than to be loved by them. It's nice."


Begitulah (dulu) aku membedakannya. Sudah. Itu saja.

Kamis, 16 November 2023

Poliamori (Bagian 5)

Jadi, aku dulu pernah mengopi posting-an tentang bagaimana 16 kepribadian MBTI memandang cinta dari suatu web dan aku sudah lupa dengan dari mana aku mengopinya. Aku minta maaf karena aku tidak bisa menyebutkan sumbernya. Diriku waktu SMA belum mengerti soal mencantumkan referensi.

Aku memang punya love-hate relationship dengan 16 kepribadian MBTI (karena meskipun bisa digunakan untuk melihat gambaran awal seseorang, itu masih banyak rumpangnya). Tapi, di sini, aku mau meyakinkan sekali lagi kalau cinta itu tidak sempit. Cinta itu luas dan bisa banyak sekali definisinya. Cinta butuh semacam intersubjektivitas dan relatif terhadap tiap orang yang mengalaminya.

Beginilah pandangan tiap kepribadian MBTI terhadap cinta.

 

Filsuf Idealis: INFP (INTROVERTED-INTUITIVE-FEELING-PERCEIVING)

“Cinta adalah tempat paling sempurna : tenang, damai dan ramah.”

 

Penulis Mistis: INFJ (INTROVERTED-INTUITIVE-FEELING-JUDGING)

“Cinta berada dalam pikiran, hati dan jiwa saya.”

 

Filsuf Sosial: ENFP (EXTRAVERTED-INTUITIVE-FEELING-PERCEIVING)

“Cinta itu misterius, memberi inspirasi, dan menyenangkan.”

 

Guru Kedewasaan: ENFJ (EXTRAVERTED-INTUITIVE-FEELING-JUDGING)

“Cinta adalah disibukkan oleh kekasih tercinta.”

 

Sarjana: INTP (INTROVERTED-INTUITIVE-THINKING-PERCEIVING)

“Cinta hanyalah sebuah ide.”

 

Ahli: INTJ (INTROVERTED-INTUITIVE-THINKING-JUDGING)

“Cinta dapat dianalisis dan disempurnakan.”

 

Inovator: ENTP (EXTRAVERTED-INTUITIVE-THINKING-PERCEIVING)

“Saya menemukan cinta pertama kali dalam pikiran saya.”

 

Jenderal: ENTJ (EXTRAVERTED-INTUITIVE-THINKING-JUDGING)

“Cinta diperkaya oleh kekuatan, pengaruh, dan prestasi.”

 

Perawat: ISFJ (INTROVERTED-SENSING-FEELING-JUDGING)

“Cinta adalah sebuah tujuan yang patut memperoleh pengorbanan.”

 

Administrator: ISTJ (INTROVERTED-SENSING-THINKING-JUDGING)

“Cinta didasarkan pada tugas dan tanggung jawab.”

 

Tuan Rumah yang Baik: ESFJ (EXTRAVERTED-SENSING-FEELING-JUDGING)

“Cinta didasarkan pada melayani orang lain.”

 

Tradisionalis: ESTJ (EXTRAVERTED-SENSING-THINKING-JUDGING)

“Cinta berpijak kuat pada keluarga, tradisi, dan kesetiaan.”

 

Seniman Lembut: ISFP (INTROVERTED-SENSING-FEELING-PERCEIVING)

“Cinta adalah kelembutan, alami, dan pengabdian ”

 

Pengrajin: ISTP (INTROVERTED-SENSING-THINKING-PERCEIVING)

“Cinta adalah tindakan.”

 

Penampil: ESFP (EXTRAVERTED-SENSING-FEELING-PERCEIVING)

“Cinta adalah menikmati dan bersukaria dalam gairah kekinian.”

 

Jago Dagang: ESTP (EXTRAVERTED-SENSING-THINKING-PERCEIVING)

“Cinta harus menarik dan menggairahkan.”

 

Demikian pandangan tiap kepribadian MBTI terhadap cinta. Apakah sesuai dengan kepribadian kalian?

Sudah. Itu saja.

Rabu, 20 September 2023

Album-Album Lagu Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai! (Bagian 6)

Kembali lagi dengan no-skip albums for binge-listening, ada 10 album di pos tulisan ini. Saat aku mengumpulkan album-albumnya di sini, aku kebetulan menemukan suatu tema yang membuat entri album-albun di sini memiliki kesamaan. Kesamaan itu adalah hard hopes—harapan-harapan keras. Nah, karena album-album di sini menggambarkan harapan, aku harap, kita bisa tetap bersemangat menjalani kehidupan dan berpegang teguh pada harapan kita. :)

  • Blur, Blur (1997)

Hal-hal blur bisa terlihat dan terdengar seksi karena dari hal-hal yang blur bisa didapatkan kejelasan. Begitu kita dengarkan sejak permulaan dari "Beetlebum" ke cerita di "Essex Dogs", kita tidak akan menduga kalau kita telah melewati 14 lagu di album ini (yang versi asli ya, bukan yang edisi spesial remaster 2012). Blur menjadi salah satu comfort album-ku.

  • Decemberunderground, AFI (A Fire Inside) (2006)

Siapa yang suka gothic core di sini? Decemberunderground cocok untuk didengarkan di musim dingin pada bulan Desember sesuai namanya. Pada konsepnya, hal-hal dingin bisa merekatkan serta membebaskan dari kegelapan dan isolasi. Tiada hal hangat tanpa dingin, bukan?

  • Dreaming Out Loud, OneRepublic (2007)

Ini salah satu superior debut album kesukaanku. Aku suka sensasi pop rock yang ditawarkan OneRepublic di album ini. Lagu-lagunya enak pula, dari awal sampai selesai. Rasanya liriknya seperti meminta kita tidak berhenti berharap dalam hidup saat mendengarkan. Keep on hoping, never stop trying.

  • Metamorphosis, Papa Roach (2009)

Metamorphosis adalah album hard rock dari Papa Roach berisi 12 lagu. Papa Roach melakukan pendekatan baru yang berbeda dari album-album sebelumnya. Cukup masuk akal jika judul albumnya adalah Metamorphosis. Lagu-lagunya juga menyokong tema metamorfosis. Jadi, kalau suka hard rock agak ugal-ugalan tetapi tetap berhati-hati, Metamorphosis siap untuk didengarkan.

  • Life Starts Now, Three Days Grace (2009)

Satu lagi album hard rock penuh harapan ini. Life Starts Now bercerita tentang menghadapi hidup dan mengakui adanya kerentanan, baik dari kehidupan maupun dari dalam diri. Three Days Grace ingin mengemasnya secara ringan sekaligus personal. Makanya, Three Days Grace berhasil menyentuh dan berhubungan (relate) dengan mereka yang mendengarkan lagu-lagu dalam Life Starts Now secara mendalam.

  • Collide with the Sky, Pierce the Veil (2012)

Trek-trek pembuka album ini, "May These Noises Startle You in Your Sleep Tonight" dan "Hell Above" adalah pasangan lagu seamless yang membuat Collide with the Sky menjadi sajian post-hardcore yang menyemangati. Penutupnya, "Hold on Till May" merupakan trek yang assuring, meyakinkan kita akan baik-baik saja. Konsep dari album ini memang harapan mencapai langit dan hal itu terasa kalau kita mendengarkan dari awal sampai akhir.

  • Random Access Memories, Daft Punk (2013)

Random Access Memories menjadi album klasiknya Daft Punk (umurnya sudah 10 tahun sekarang). Daft Punk berkolaborasi dengan banyak vokalis ternama, seperti Pharell Williams, Julian Casablancas, Giorgio Moroder, dll. untuk merakit album disko yang progresif ini. Ini adalah album Daft Punk yang begitu solid, akan disayangkan kalau kita melewatkan satu lagu saja. Lagu-lagu yang memberi harapan dapat diakses di memori dalam kepala atau komputer kita.

  • A Moon Shaped Pool, Radiohead (2016)

Sangkaan awalku, trek-trek di album ini bakal terlalu keras atau bakal terlalu lembut nan membosankan. Sangkaan awalku salah. Keseluruhan album ini sangat seimbang—balanced. Ada nuansa ambien tetapi juga menyemangati dari album ini. Makanya, tidak ada lagu dari album ini yang bisa di-skip saking seimbangnya.

  • Never Let Me Go, Placebo (2022)

Never Let Me Go adalah album penuh harapan yang brutal dan eksperimental. Placebo mengeluarkan album ini di tengah pandemi dengan tidak mengecewakan. Aku bisa merasakan seluruh perasaan, usaha, tenaga, waktu, darah, dan keringat dari para personel Placebo yang ditumpahkan dalam album ini (terutama dari Brian Molko karena beliau penulis lagu utamanya).

  • Faith in the Future, Louis Tomlinson (2022)

Louis Tomlinson kelihatannya sedang menggalakkan kembali Britpop. Louis Tomlinson juga membuatnya dengan penuh harapan, hopeful, dan kepercayaan, faithful. Yang diharapkan Louis Tomlinson benar adanya, ada keajaiban di setiap lagunya.

Selasa, 19 September 2023

Album-Album Lagu Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai! (Bagian 5)

 
Sudah kuduga aku akan menulis hal semacam ini lagi seiring dengan bertambah banyaknya album lagu-lagu yang kudengarkan. :))

Tapi toh, menyenangkan dan mudah untuk menulis dan berbagi sesuatu yang kita sukai.

Ini dia album-album lagu baru untuk didengar dari saat mulai sampai selesai (no-skip albums for binge-listening) kesukaanku (lagi). Semoga bisa menjadi rekomendasi untuk kalian.
 
  • Destination Anywhere, Jon Bon Jovi (1997)

Kalau mendengarkan album Crush dari Bon Jovi (ada di entri album selanjutnya) lalu mendengarkan album ini, kita seperti diajak mengembara, merantau jauh dari rumah. Jon Bon Jovi dengan album solo keduanya ini juga terdengar berpetualang, mengeksplorasi sesuatu meski perlu tersesat. Hasilnya? Ada pelajaran di setiap perjalanan.
 
  • Crush, Bon Jovi (2000)

Bagaimana rasanya jatuh cinta atau kesemsem ala hard rock? Album Crush dari Bon Jovi bisa jadi gambarannya. Ya, membuat orang mendengarkan album ini merupakan cara yang badass untuk menunjukkan perasaan kita. (Tapi, pastikan orang yang mendengarkan suka lagu-lagu rok juga, ya.)

  • Origin of Symmetry, Muse (2001)

Ini adalah Muse ketika sedang "keras-kerasnya". Dibuka dengan "New Born" yang misterius, kita akan lanjut masuk dan terjebak dalam spiral kegilaan (mohon bersabar karena album ini pantas didengarkan sampai selesai). Sedikit informasi menarik: Judul album ini terinspirasi dari bukunya Michio Kaku, seorang fisikawan Jepang-Amerika, yang berjudul Hyperspace. Hyperspace menjelaskan tentang unsur-unsur gaya di semesta dalam fisika: interaksi kuat, interaksi lemah, elektromagnetisme, dan gravitasi.

  • Ocean Avenue, Yellowcard (2003)

Pernah dengar pop punk dengan alunan biola? Ternyata enak! Itulah yang dimiliki Yellowcard. Ocean Avenue adalah gerbang yang tepat untuk menyukai Yellowcard. Berkat kekhasannya, Ocean Avenue menjadi salah satu album pop punk terbaik sepanjang waktu.

  • Dusk and Summer, Dashboard Confessional (2006)

Terkenal dengan lagu "Stolen"-nya, Dusk and Summer diisi trek-trek emo yang tidak lekang oleh waktu. Kalau butuh kesan mellow tapi tidak terlalu down & low, aku bisa mendengarkan ini. Lagu-lagu dalam album ini disusun dengan beragam instrumen yang hasilnya cukup rapi. Jadi ya, kalau butuh galau-galauan selama musim panas (atau musim lainnya), Dusk and Summer bisa jadi pilihan untuk disimak.

  • Science & Faith, The Script (2010)

Dibuka dengan preambul berupa "You Won't Feel a Thing", ditutup dengan katarsis berupa "Exit Wounds". The Script menunjukkan peningkatan pada Science & Faith, album kedua ini setelah album pertama mereka. Sebagai manusia, kita butuh ilmu pengetahuan (science) dan kepercayaan (faith), dan aku menikmati itu.
 
  • No Sound without Silence, The Script (2014)

Satu lagi album The Script yang aku suka. No Sound without Silence adalah sebuah improvisasi untuk terus melangkah maju di tengah gempuran. Sebagai orang agak rebel, aku menyetujui filosofi itu. Aku juga suka kesan pop rock yang dipadukan musik folk khas Irlandia di sini.
 
  • Sorry, Meg Myers (2015)

Sorry adalah album pertama dari Meg Myers. Lagu-lagunya beraliran alternative dan electronic, terdengar enak, dan punya lirik-lirik emosional. Ada cerita yang ditawarkan di album ini kalau kita dengarkan tanpa melewatkan satu lagu pun.
 
  • Fine Line, Harry Styles (2019)

Harry Styles membuat album ini stylishly (IYKYK). Mungkin dari album ini, kesan-kesan Styles-esque dimunculkan, jadi Harry Styles seperti menetapkan identitasnya di sini dan pastinya beliau merasa senang. Album ini memang tentang bersenang-senang, antara having fun dan screwing around, makanya wajar disebut fine line (batas yang amat halus dan tipis). Lumayan mendapat 46,5 menit merasakan kesenangan.

  • Midnights, Taylor Swift (2022)
 
Album terbaru Taylor Swift yang sangat meledak di pasaran. Meskipun "meledak", ada kesan penerimaan yang ambien dari lagu-lagunya. Mungkin karena tengah malam, midnight, adalah saat-saat paling tenang, tentram, dan diam dalam sehari? Waktu untuk menemani diri sendiri? Midnights cocok untuk menemani ketika merenung sampai selesai.

Itu dia 10 album-albun yang bisa didengarkan tanpa skip satu lagu pun. Apakah ada album kesukaan kalian juga? Silakan beri masukan atau komentar!