Sabtu, 18 Juli 2020

Perbandingan Monkey D. Luffy dan Bruno Bucciarati


Sudah lama aku ingin membahas perbandingan kedua tokoh anime yang sama-sama menjadi sosok panutan tetapi begitu berbeda. Monkey D. Luffy dari "One Piece" dan Bruno Bucciarati dari "JoJo's Bizarre Adventure Part 5: Golden Wind (Vento Aureo)" adalah dua karakter pemimpin bagi orang-orang yang dipimpinnya dalam cerita mereka masing-masing. Keduanya sering diperbincangkan sebagai contoh kepemimpinan yang patut ditiru dalam komunitas anime. Lalu, bagaimana keduanya bisa sama-sama bekerja dengan cara yang berbeda? Aku di sini mencoba mengupas kepemimpinan mereka.

(Peringatan: Mungkin mengandung spoilers.)

Persamaan


Sebelum membahas perbedaan mereka, ada baiknya kita membahas persamaan mereka terlebih dahulu.

Anti-hero
Aku selalu menganggap bahwa Luffy adalah seorang anti-hero, seseorang yang chaotic good. Luffy adalah bajak laut yang mengejar mimpinya menjadi manusia paling bebas dengan menjadi raja bajak laut. Luffy akan menolong siapapun yang berada dalam masalah yang disebabkan ketidakadilan pemerintah dunia atau kekejaman bajak laut lain yang jahat meskipun harus membuat lawan-lawannya babak belur. Secara hukum, yang dilakukan Luffy tidak seluruhnya benar karena ia hanya melakukan apa yang sesuai baginya (menjadi bajak laut pun begitu). Jika ia menyesuaikan dirinya untuk melakukan hal baik, ia akan melakukan hal baik. Jika ia menyesuaikan diri melakukan hal buruk, ia akan melakukan hal buruk. Apapun itu asalkan tujuannya sendiri tercapai. Luffy terkadang mementingkan dirinya sendiri pula (lihat video di bawah).

Sementara itu, Bruno dan kawan-kawan di timnya termasuk di dalam kelompok mafia Italia yang pada dasarnya adalah orang-orang yang jauh dari norma hukum. Dari dalam kelompok mafia, mereka berusaha menekan penjualan narkoba untuk anak-anak demi masa depan generasi muda Italia yang lebih baik. Mereka juga menolong anak perempuan bos kelompok mafia mereka dari ayahnya yang ternyata memiliki rencana jahat dan egois. Bruno, bersama timnya, juga anti-hero. Mereka melawan dan menghajar anggota mafia yang mendukung perdagangan narkoba dan bos mafia mereka yang manipulatif bukan main bahkan jika itu artinya mereka memberontak terhadap kelompok mafia mereka demi tercapainya tujuan yang mereka bawa.
(Sumber: jojo.fandom.com)

Luffy dan Bruno adalah anti-hero. Mereka memberi cahaya dari kegelapan.

Sosok Panutan bagi Orang-orang yang Dipimpin

Luffy adalah orang yang berkehendak melakukan apapun demi menolong teman-temannya. Ia menganggap orang-orang dalam krunya setara dan tidak menganakemaskan satupun. Akan tetapi, perlu diingat bahwa Luffy masih memiliki beban tanggung jawab terhadap anggota timnya. Maka dari itu, Luffy bersikap loyal dan peduli kepada teman-temannya. Luffy akan menjadi orang terdepan bila menghadapi masalah yang menghadang karena itulah tanggung jawabnya dalam melindungi teman-temannya. Hal tersebut yang membuat teman-temannya, terutama anggota-anggota krunya, merasa bahwa kehidupan mereka menjadi lebih baik karena kehadiran sosok Luffy.

Sama seperti Luffy, Bruno juga peduli dan loyal terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Bruno merekrut orang-orang yang pernah terkena masalah untuk menjadi anggotanya dan memberi mereka kesempatan kedua dalam hidup. Bruno memiliki energi merawat, memandu, dan memikat mereka untuk percaya kepadanya dan mengikuti apa yang dimintanya. Rasa simpati dan pengasihannya membuatnya menjadi sosok "orang tua" di timnya. Bruno bertanggung jawab terhadap anggota timnya dan sejauh ini, ia dapat membagi-bagi tugasnya untuk menjalankan misi mereka dengan baik. Tidak mengherankan jika Bruno dianggap pemimpin yang kapabel dan anggota-anggotanya dapat bergantung kepadanya.
(Sumber: jojo.fandom.com)

Luffy dan Bruno dijadikan panutan oleh teman-teman mereka karena mereka membuat teman-teman mereka lebih baik.

Ruang untuk Berkembang
Luffy dan Bruno memang memiliki kapabilitas dalam memimpin. Namun, itu tidak menghalangi mereka untuk mendapatkan akses pembelajaran dari tiap kejadian yang mereka lewati. Mereka perlu evaluasi untuk kepemimpinan mereka agar tujuan mereka tercapai. Dengan begitu, Luffy dan Bruno bisa berubah menjadi pemimpin yang lebih baik. Mereka membutuhkan improvisasi dalam memimpin karena, ya, hanya satu cara memimpin akan membuat keadaan menjadi stagnan dan membosankan. Itu juga akan berpengaruh untuk orang-orang yang mereka pimpin jika pemimpin dan orang-orang yang dipimpin saling mengembangkan satu sama lain.

Perbedaan Luffy dan Bruno


Cara Mengayomi
(Sumber: amazon.com)

Luffy adalah pemimpin yang termasuk ke dalam kategori kepemimpinan laissez faire. Luffy sangat memercayai krunya serta menghormati kemampuan dan kekuatan semua anggota krunya, terlebih karena tiap anggota krunya merupakan ahli di bidang masing-masing (pendekar pedang, koki, navigator, arkeolog, dokter/medik, penembak ulung, pemusik, dan teknisi kapal). Maka dari itu, Luffy pun memberi ruang untuk anggota krunya berkembang untuk mewujudkan mimpi mereka dan mencoba membawa anggota-anggota krunya mengembangkan potensi terbaik mereka tetapi tetap bertanggung jawab sebagai kapten dalam mengusahakan keselamatan mereka (contoh: membubarkan sementara krunya selama dua tahun). Sebaliknya, para anggota kru Luffy termotivasi untuk membantu kapten mereka dengan terus mengasah kemampuan mereka dan melindungi kapten mereka. Luffy membutuhkan para anggota krunya seperti para anggota kru Luffy membutuhkan Luffy dengan adanya fondasi kebebasan yang kokoh yang dibangun oleh Luffy untuk krunya. Luffy adalah orang yang jujur, penuh humor, percaya diri, positif, dan kreatif. Itulah sebabnya para anggota kru Luffy begitu mempercayai Luffy. Kharisma yang dimiliki Luffy juga membuat siapapun orang yang ditemui Luffy bisa diyakinkan untuk menjadi teman atau sekutunya.

Bruno adalah pemimpin yang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan otoriter/autokratis. Bruno memiliki parameter ketercapaian tujuannya (tidak ada penjualan narkoba di Italia untuk melindungi anak-anak dan warga lainnya), menetapkan tujuan jangka pendek yang diturunkan dari perintah atasannya (mengawal dan melindungi anak perempuan bos meskipun, ya, menemui penyingkapan mengejutkan di akhir), dan membuat keputusan final. Ia dapat benar-benar mengontrol anggota tim yang baginya dirasa kurang disiplin (Narancia?). Hal tersebut disebabkan pekerjaan mafia yang begitu urgen dan penuh tekanan. Sisi demokratis Bruno dapat terlihat ketika ia tahu bahwa orang-orang dalam timnya juga berhak memperoleh kebebasan individual. Orang-orang dalam tim Bruno yang merasa berhutang budi pada Bruno pun banyak memberi masukan strategi pemecahan masalah demi mewujudkan Italia yang bebas penjualan narkoba. Bruno yang simpatetik menghargai orang-orang dalam timnya pula. Bruno memberi kesempatan orang-orang dalam timnya untuk memilih apakah mereka mau mengikutinya melawan si bos mafia atau tidak. Terkadang, Bruno, dibantu timnya, menolong warga lokal jika sedang ada masalah dan itulah yang membuat Bruno begitu dikenal di wilayahnya.

Gaya kepemimpinan Luffy adalah kepemimpinan laissez faire karena Luffy percaya kepada kemampuan teman-temannya, begitu sebaliknya.
 
Gaya kepemimpinan Bruno adalah otoriter/autokratis karena Bruno sering memberi arahan langsung kepada timnya untuk memenuhi tugas tertentu.

Tujuan Mereka, Nilai di Dalamnya, dan Metode Mencapainya

Luffy adalah orang yang memegang konsep "di belakang kebebasan, ada tanggung jawab yang mengikuti". Konsep itulah yang membuat Luffy sangat loyal dan peduli kepada kru bajak lautnya. Karena Luffy orang yang mengejar kebebasan, ia pun mengharapkan kebebasan untuk para anggota krunya juga. Tentu saja, Luffy menginginkan krunya membantu dalam meraih tujuannya dan memang krunya mau membantu. Hanya saja, tujuan menjadi raja bajak laut cuma akan diraih oleh Luffy seorang. Itulah sebabnya Luffy perlu menghargai mimpi-mimpi yang dimiliki para anggota krunya sebagai bentuk tanggung jawabnya karena tujuan yang ingin digapainya cenderung intrapersonal (walaupun bisa saja keadaan dunia di "One Piece" berubah menjadi lebih baik dengan Luffy menjadi raja bajak laut). Luffy harus membuat dirinya dan krunya lebih tangguh dari segi kekuatan dan dominasi pengaruh mereka di dunia daripada bajak laut lainnya. Idealisme dan mimpi tentang kebebasannya, baik bila Luffy berhasil mewujudkannya maupun tidak, akan menjadi suatu warisan yang dapat diturunkan di kalangan bajak laut.

Bruno adalah orang yang memiliki ketetapan hati yang lurus dan kuat. Nilai inti yang dimilikinya tidak tergoyahkan sehingga ia dapat mempertahankan resiliensi sosial di tempat sekitarnya dan ia (merasa) bertanggung jawab akan hal itu. Bruno tergabung dalam kelompok mafia, tetapi ia tidak menyukai mafia menjual narkoba untuk anak-anak. Begitu ia sadar menjadi bagian dari kelompok mafia tidak sepenuhnya mengurangi keburukan yang terjadi di Italia dan justru menjadi penyebabnya, Bruno membuat rencananya dan merekrut orang-orang yang dapat dipercaya yang dapat meringankan tantangan menuju cita-citanya. Bruno mengetahui bahwa memberantas penjualan narkoba tidak bisa ia lakukan sendiri. Hanya melakukannya sendirian tidak mampu menyelesaikan masalah hingga ke akarnya. Itulah mengapa visinya semakin jelas ketika bertemu Giorno yang memiliki tujuan yang sama. Bersama Giorno dan anggota tim lainnya, Bruno berusaha mengalahkan bos mafia mereka. Bruno memiliki tujuan yang interpersonal. Karena memegang nilai yang sama, anggota timnya dapat mewujudkan tujuan mereka dalam kelompok mafia dari nilai yang telah ditularkan Bruno.

Tujuan Luffy bersifat intrapersonal. Luffy menjadikan kebebasan dirinya sebagai jalan menunaikan tanggung jawabnya atas mimpinya, teman-temannya, dan mimpi teman-temannya.  Luffy dan krunya harus menjadi lebih kuat daripada bajak laut lainnya.
 
Tujuan Bruno bersifat interpersonal. Nilai yang dimilikinya menjadikannya merasa bertanggung jawab atas resiliensi masyarakat Italia terhadap masalah yang terjadi, terutama dari mafia. Bruno dan timnya harus mengatasi masalah masyarakat Italia dari narkoba dan membenahi kelompok mafia mereka.

Latar Belakang Mimpi Mereka

Saat Luffy masih kecil, Luffy terinspirasi oleh Shanks, seorang bajak laut yang kuat yang menyelamatkan nyawa Luffy suatu ketika. Luffy pun menjadikan Shanks sebagai teladannya untuk suatu hari menjelajahi lautan dan menikmati perjalanannya sendiri. Kemudian, Luffy diasuh oleh para bandit gunung dan dilatih dengan sangat keras oleh kakeknya yang merupakan orang angkatan laut. Pelatihan yang diberikan kakeknya sangat berat dan berbahaya (yang bahkan bisa dibilang penyiksaan bagi anak). Selain itu, ia sering terlibat masalah di pusat kota terdekat bersama kakak-kakaknya. Karena keinginan untuk bebas dan bertahan hidup yang dimiliki Luffy begitu kuat, Luffy memiliki tendensi untuk menjadi sangat egois. Namun, seiring berjalannya waktu, Luffy belajar mendewasakan diri dan menjadi lebih bertanggung jawab demi mewujudkan mimpinya. Luffy percaya jika ia tidak menyerah dalam membuat dirinya menjadi lebih kuat setiap saat, ia bisa menjadi raja bajak laut kelak.

Bruno adalah seorang anak pelayan yang tinggal di sebuah pesisir. Untuk seorang anak pelayan sederhana, Bruno adalah anak yang pintar dan dewasa karena didikan yang baik dari orang tuanya. Perceraian kedua orang tuanya merupakan prekursor dalam pendewasaan dirinya. Ia memilih untuk tinggal bersama ayahnya karena ia meyakini ibunya dapat bertahan hidup di kota sendiri. Sehari-hari, ia membantu ayahnya bekerja demi mencari biaya untuk sekolahnya. Suatu tragedi terjadi ketika ayahnya ditembak penjahat karena menyaksikan transaksi penjualan narkoba lalu ayah Bruno dilarikan ke rumah sakit. Bruno pun berupaya melindungi ayahnya dari buruan penjahat yang melakukan perdagangan narkoba. Maka dari itu, ia meminta perlindungan lebih dari mafia karena menurutnya, hukum di Italia saja tidak cukup untuk melindungi ayahnya. Oleh karenanya, ia pun tergabung ke dalam kelompok mafia tersebut demi memberantas perdagangan narkoba dari dalam.

Memang, mimpi keduanya terbentuk karena keadaan yang mereka alami saat masih kecil, tetapi dengan cara yang berbeda. Luffy ingin menjadi raja bajak laut karena inspirasi yang ia dapat dari lingkungan luarnya. Bruno ingin memberantas penjualan narkoba karena nilai yang dibangunnya sendiri dari insiden-insiden yang menimpanya. Mungkin dengan ini cukup untuk kukatakan bahwa Luffy adalah orang extrovert dan Bruno adalah orang introvert (?).

***

Itulah sedikit pembahasan dalam perbandingan kepemimpinan Monkey D. Luffy dan Bruno Bucciarati. Menurutku, tidak ada satupun dari mereka yang lebih baik daripada yang lainnya, mereka berdua sama saja baiknya. Walaupun begitu, aku merasa lebih mirip Luffy kalau dilihat dari masalah gaya kepemimpinan (laissez faire). Aku juga memiliki prinsip yang sama seperti Luffy, yaitu "di belakang kebebasan, ada tanggung jawab yang mengikuti". Ini bukan berarti aku tidak setuju dengan Bruno, toh, aku punya kemiripan sifat juga dengan Bruno. Aku menyukai keduanya, itulah mengapa aku membahas mereka berdua sedari awal.

Mengenai aku sendiri, jujur, aku tidak/belum pernah menonton "One Piece" dan "JoJo's Bizarre Adventure" secara keseluruhan. Jadi, pembahasanku di sini mungkin sangat umum atau kurang mendetail dan kurang akurat sesuai dengan ceritanya karena aku melakukan pembahasan ini menurut opiniku dan poin-poin penting yang aku tangkap. Aku membuat ini secara subjektif. Maka dari itu, aku membutuhkan masukan dan koreksi karena sepertinya menyenangkan kalau bisa berdiskusi lebih lanjut.

Yak, saya ucapkan terima kasih kepada yang telah membaca. ;)

Di bawah ini, aku sertakan tautan video yang membahas kedua karakter tersebut.
Luffy:
Bruno:

Bacaan lanjut:
  • Carnegie, D. (1981). How to Win Friends and Influence People. New York: Gallery Books.
  • Maxwell, J. C. (2010). Leadership 101: Hal-hal yang Harus Diketahui oleh Para Pemimpin. Surabaya: MIC Publishing.
  • Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behaviour. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.
  • What's Your Leadership Style? https://www.mindtools.com/pages/article/leadership-style-quiz.htm
(Sumber: opfanpage.com)

#KronikKepemimpinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar