Kamis, 25 Juni 2020

Kepribadian Ekstraversi & Introversi

Habis melihat forum tentang ekstraversi dan introversi, jadinya tertarik untuk menulis ini.

Sejauh ini, ekstraversi-introversi merupakan penentu kepribadian yang masih dapat diandalkan. Memangnya, apa ekstraversi-introversi itu? Ekstraversi dan introversi adalah spektrum sifat yang menentukan dari mana seseorang mendapatkan energi, dari dalam atau dari luar. Seperti namanya, ekstraversi berarti pengelompokan kepribadian seseorang yang mendapatkan energi dari luar dan introversi berarti pengelompokan kepribadian seseorang yang mendapatkan energi dari dalam. Seorang ekstrover tidak harus selalu senang berbicara dan ke mana-mana selalu bersama dengan teman-teman lain sementara introver tidak selalu suka sendirian dan tidak suka berbicara di depan umum. Yang menjadi fokus apakah seseorang introver atau ekstrover adalah dari mana stimulus yang ia dapat. Ada ekstrover yang pemalu karena tidak terstimulus untuk berinteraksi dengan dunia luarnya, begitu juga ada introver yang sosialita dan suka bergosip sana-sini karena adanya dorongan untuk menunjukkan jati dirinya. Tidak ada seseorang yang sepenuhnya ekstrover atau introver karena, sekali lagi, ekstraversi-introversi merupakan spektrum sifat. Seorang ekstrover punya sisi introvernya dan seorang introver punya sisi ekstrovernya. Seseorang bisa jatuh di antara sifat ekstrover dan introver, makanya ada istilah 'ambiversi'.

Ekstraversi dan introversi bisa jadi dibentuk dari "nature and nurture", tetapi ekstraversi dan introversi seseorang dapat dideteksi dari fisiologisnya, dari badannya sendiri. Otak seorang introver dan seorang ekstrover pun memiliki perbedaan. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1999 menunjukkan hasil tomogafi emisi positron pada otak. Aliran darah pada otak introver lebih banyak pada lobus frontal dan talamus anterior. Aliran darah pada otak ekstrover lebih banyak pada lobus temporal dan talamus posterior. Dari aliran darah itu bisa didapatkan proses kerja otak yang mengakibatkan seseorang memperoleh energi/stimulus/gratifikasi[1]. Selain itu, tentu saja ada pengaruh dopamin yang dihasilkan. Sistem penghasilan dopamin tidak dijadikan sebuah penghargaan untuk introver, tidak seperti ekstrover yang tertarik mendapatkan penghargaan dari dopamin yang dihasilkan[2]. Bahkan, ada tes ekstraversi-introversi dari mengonsumsi buah lemon. Semakin banyak air liur yang keluar berarti seseorang itu introver[3].

Nah, apakah kepribadian seseorang bisa berubah jika kerja dalam tubuhnya berubah? Mungkin saja. Namun, perubahan yang dibutuhkan memang ekstrem jika tidak ingin kembali ke keadaan sebelumnya. Kalaupun tidak berubah dan diusahakan terlihat stabil, ada sifat-sifat yang muncul pada diri seseorang yang bertentangan dengan sifat-sifat sebelumnya[4]. Jika penemuan tentang kepribadian sudah lebih mutakhir, kemampuan untuk memprediksi kepribadian bisa menjadi mungkin dari "nature and nurture" yang sudah dilakukan dan akan dilakukan[5].

Kerja biologis tubuh --> Kepribadian

Saat ini, hanya dengan ekstraversi-introversi bisa didapatkan hasil sifat-sifat yang benar-benar membedakan satu sama lain[6]. Memang masih ada tools pengelompokan kepribadian lain, contohnya The Big Five, tetapi saya rasa ekstraversi-introversi adalah pengelompokan kepribadian yang paling dasar untuk manusia. Mungkin saja tiap tools pengelompokan bisa saling terkait satu sama lain sehingga bisa didapatkan pengelompokan kepribadian yang lebih akurat. Harapannya, dengan adanya pengelompokan kepribadian seperti ini, kita jadi lebih mengenal diri sendiri, orang lain, dan Pencipta kita.

UPDATE (16 Juli 2020)

Saya mencoba tes lemon itu. Hasilnya, saya mengumpulkan air liur sebanyak sekitar 2 ml. Itu cukup banyak sepertinya. Jadi, saya mungkin seorang introver.

Referensi:
[1] Johnson, D. L., Wiebe, J. S., Gold, S. M., Andreasen, N. C., Hichwa, R. D., Watkins, G. L., & Boles Ponto, L. L. (1999). Cerebral Blood Flow and Personality: A Positron Emission Tomography Study. Am J Psychiatry, 156(2), 252257.
[2] Depue, R. A., & Collins, P. F. (1999). Neurobiology of the structure of personality: Dopamine, facilitation of incentive motivation, and extraversion. Behavioral and Brain Sciences, 22, 491569.
[3] BBC. (2014). Lemon juice experiment. http://www.bbc.co.uk/science/humanbody/mind/articles/personalityandindividuality/lemons.shtml#_=_ (diakses pada 25 Juni 2020 pukul 14.15 WIB)
[4] 16personalities.com. (2014). Is It Possible to Change Your Personality Type? https://www.16personalities.com/articles/is-it-possible-to-change-your-personality-type (diakses pada 25 Juni 2020 pukul 16.43 WIB)
[5] Soto, C. (2016). Personality Can Change Over A Lifetime, And Usually For The Better. https://www.npr.org/sections/health-shots/2016/06/30/484053435/personality-can-change-over-a-lifetime-and-usually-for-the-better (diakses pada 25 Juni 2020 pukul 16.43 WIB)
[6] Bennington-Castro, J. (2013). The Science of What Makes an Introvert and an Extrovert. https://io9.gizmodo.com/the-science-behind-extroversion-and-introversion-1282059791 (diakses pada 25 Juni 2020 pukul 16.43 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar