Jumat, 23 Agustus 2019

Makanan untuk Bertahan Hidup di Hutan

Menjelajahi hutan adalah suatu kegiatan yang mengasyikan dan sarat makna bagi setiap individu. Manusia sudah sepatutnya menyadari bahwa diri mereka terpaut pada alam. Jika sudah mengenal alam, tidak perlu ada kata takut untuk kehabisan bahan makanan. Para penjelajah harus mengetahui kiat-kiat bertahan hidup di dalam hutan, termasuk bagaimana cara mendapatkan makanan dari hutan. Sayangnya, pengetahuan tentang bahan makanan survival di hutan belum terlalu banyak dipahami dan dipegang bahkan oleh para pecinta alam itu sendiri[1]. Maka dari itu, tulisan ini dibuat sebagai knowledge sharing mengenai bahan makanan apa saja yang dapat ditemukan di hutan.

Salah satu jenis makanan dari dalam hutan yang paling dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi adalah buah-buahan. Buah-buahan cenderung berasa paling enak dan dapat menjadi penahan lapar bagi penjelajah. Tidak jarang ditemukan pohon-pohon dan banyak tanaman di hutan yang menghasilkan buah-buahan yang dapat dikonsumsi. Kondisi buah yang baru dipetik memungkinkan buah yang didapat juga segar. Di bawah ini adalah buah-buahan yang dapat ditemukan di hutan yang dapat dikonsumsi.

Buni/huni (Antidesma bunius L. Spreng)
Gambar 1. Buah Buni
(Sumber: tribunnews.com)

Sekilas, buah ini mirip dengan cranberry dengan ukuran kecil-kecil. Buahnya muncul dalam tandan-tandan pada ujung cabang pohon, satu tandan terdiri dari banyak buah. Saat masih muda, buah buni berwarna hijau kekuningan. Saat sudah matang, buah buni berwarna merah menuju hitam.

Ceplukan/ciplukan/cecendet (cape gooseberry) (Physalis peruviana)
Gambar 2. Ceplukan/ciplukan/cecendet
(Sumber: doktersehat.com)

Buahnya dilindungi oleh kelopak (calyx). Jika sudah matang, warna buah didalamnya menjadi kuning tua dan calyx-nya layu. Tanaman ceplukan masih merupakan sanak saudara dari tanaman bunga lampion (groundcherry/chinese lantern) (Physalis alkekengi).

Murbei/bebesaran (mulberry) (Morus sp.)
Gambar 3. Murbei/bebesaran
(Sumber: indoblognet.com)

Buahnya muncul pada ketiak percabangan dahan atau ranting. Warnanya bisa jadi hitam, merah, atau putih saat matang, bergantung varietasnya.

Arbei hutan: Rubus rosifolius dan Rubus reflexus
Gambar 4. Rubus rosifolius (kiri) dan Rubus reflexus (kanan)

Di daerah Jawa Barat, Rubus rosifolius dikenal sebagai 'ucen' atau 'ucen-ucen'. Kerabatnya, Rubus fraxinifolius Poir. dikenal sebagai 'beberebetan'. Namun, semuanya sama-sama berwarna merah saat matang dan berada dalam genus yang sama. Buah Rubus rosifolius berbentuk seperti buah stroberi, tetapi kopong di dalamnya (berongga udara), tidak berair, dan agak berbulu. Tanaman Rubus rosifolius agak berduri dan daunnya bertepi gerigi tajam. Buah Rubus reflexus mirip seperti buah raspberry yang agak berambut. Tanamannya dapat tumbuh di hutan-hutan di gunung.

Senggani bulu/senduduk bulu/harendong bulu (Clidemia hirta)
Gambar 5. Senggani/senduduk/harendong ber-"bulu"
(Sumber: bukalapak.com)

Tanaman senggani bulu termasuk dalam famili Melastomataceae. Dalam bahasa Inggris, tanaman senggani bulu disebut soapbush atau Koster's curse. Tumbuhannya berdaun lebar dengan ujung lancip, tipis dan lemas, serta dipenuhi semacam bulu-bulu tipis.

Senggani/senduduk/harendong (Melastoma sp.)
Gambar 6. Senggani/senduduk/harendong
(Sumber: Wikipedia)

Sama seperti kerabatnya yang ber-"bulu", senggani tanpa bulu juga termasuk dalam famili Melastomataceae. Yang membedakan adalah keseluruhan tanamannya (daun, batang, dan buah) tidak berbulu. Daunnya lebih kurus, kasar, tebal, dan kaku. Melastoma candidum adalah spesies senggani yang biasa ditemukan di wilayah Asia Tenggara.

Kersen/keres/talok (Muntingia calabura)
Gambar 7. Buah Kersen
(Sumber: idntimes.com)

Tanaman kersen berupa pohon rindang dengan kanopi yang cukup lebar. Buahnya berbentuk seperti ceri, bahkan beberapa orang kerap menyebut buah kersen 'ceri'. Sebelum matang, buah kersen berwarna hijau dan agak keras. Buah kersen berwarna merah saat matang, lebih empuk, dan berukuran lebih besar.

Ranti/leunca (Solanum nigrum)
Gambar 8. Ranti/leunca
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Leunca atau ranti termasuk ke dalam famili Solanaceae (terung-terungan). Leunca biasa dikonsumsi sebagai lalapan, sayuran masakan, atau obat-obatan. Buahnya bulat dan bila matang berwarna hitam. Dalam bahasa Inggris, leunca dikenal sebagai European black nightshade. Berhati-hatilah agar tidak tertukar dengan buah beri nightshade lainnya yang beracun.

Rimbang/takokak/cepokak/terung pipit (Solanum torvum)
Gambar 9. Rimbang/takokak/cepokak/terung pipit
(Sumber: Wikipedia)

Takokak atau rimbang juga termasuk ke dalam famili Solanaceae. Sekilas, buah takokak mirip dengan leunca. Perbedaannya adalah tanamannya berduri, kulit buahnya lebih tebal daripada kulit buah leunca, saat masak berwarna kuning atau jingga, bukan hitam, serta daunnya lebih besar dan kasar. Dalam bahasa Inggris, takokak dikenal sebagai turkey berry atau mini-eggplant.

Manggis (Garcinia mangostana)
Gambar 10. Buah Manggis
(Sumber: pertanian99.com)

Manggis adalah 'si ratu buah', pasangan dari 'si raja buah', yaitu durian. Warna kulit manggis adalah ungu gelap, tetapi ada varietas manggis yang kulitnya berwarna putih. Pada isinya terdapat daging berwarna putih dengan biji di dalamnya.

Buah-buahan hutan lain (sebagian besar di sini dari Indonesia) yang dapat dikonsumsi[2][3]:
  1. Anggur liar (Ampelocissus acetosa)
  2. Kesemek (persimmon) (Diospyros kaki)
  3. Bisbul/buah mentega (Diospyros blancoi)
  4. Beringin (Ficus annulata)
  5. Buah bodhi (Ficus religiosa)
  6. Buah Lo/Elow/Loa (Ficus racemosa)
  7. Buah merah/kuansu (Pandanus utilis)
  8. Binjai (Mangifera caesia)
  9. Cermai/ceremai (Phyllantus acidus)
  10. Dewandaru/ceremai belanda (Eugenia uniflora)
  11. Duku (Lansium domesticum var. duku)
  12. Gandaria (Bouea macrophylla)
  13. Gowok/kupa/kepa (Syzygium polycephalum)
  14. Jamblang/duwet/jambu keling (Syzygium cumini)
  15. Jambu bol/jambu merah/jambu dersono/jambu jamaika (Syzygium malaccense)
  16. Jambu mawar/jambu keraton (Syzygium jambos)
  17. Buah karet kebo/buah karet merah (Ficus elastica)
  18. Kecapi (Sandoricum koetjape)
  19. Kedondong (Spondias dulcis)
  20. Keledang (Artocarpus lanceifolius)
  21. Kelubi (Eleidoa conferta)
  22. Kemang (Mangifera kemanga)
  23. Kemayau (Dacryodes rostrata)
  24. Kemunting (Melastoma affine)
  25. Kepel/burahol (Stelechocarpus burahol)
  26. Lai/lay (Durio kutejensis)
  27. Lahung (Durio dulcis)
  28. Langsat (Lansium domesticum var. domesticum)
  29. Lengkeng/kelengkeng (Dimocarpus longan)
  30. Lobi-lobi (Flacourtia inermis)
  31. Maja (Aegle marmelos)
  32. Malaka/melaka (Phyllanthus emblica)
  33. Manau/buah rotan manau (Calamus manan)
  34. Matoa (Pometia pinnata)
  35. Menteng/kepundung/kemundung (Baccaurea racemosa)
  36. Mundu/apel jawa (Garcinia dulcis)
  37. Namnam/anjing-anjing/sawo pancukan (Cynometra cauliflora)
  38. Parijata/parijoto (Medinilla sp.)
  39. Rambai (Baccaurea motleyana)
  40. Rambusa (Passiflora foetida)
  41. Rukam/rukem (Flacourta rukam)
  42. Rumbia/sagu (Metroxylon sagu)
  43. Sangitan (elderberry) (Sambucus javanica)
  44. Sawo durian/kenitu/genitu/sawo beludru/sawo apel/sawo hijau (Chrysopyllum cainito)
  45. Sawo kecik/sawo jawa (Manilkara kauki)
  46. Sawo mentega/sawo belanda/sawo ubi/alkesah/kanistel/campolay/campoleh (Pouteria champeciana)
  47. Silverberry (Elaeagnus triflora)
  48. Stroberi liar (Fragaria vesca)
  49. Tampui/tampoi (Baccaurea macrocarpa
  50. Uyah-uyahan (Ficus montana)
Buah-buahan di atas sebagian besar merupakan buah-buahan langka yang sulit dicari di hutan. Oleh karenanya, jika kalian menemukan tanamannya dengan buahnya, pastikan tempatnya bukan merupakan wilayah konservasi in situ tanaman-tanaman tersebut[4].

Adapun buah-buahan komersial yang juga dapat tumbuh di hutan (buah-buahan tropika di hutan Indonesia)[5]:
  1. Alpukat/avokad (Persea americana)
  2. Ara/tin (Ficus carica)
  3. Belimbing (Averrhoa carambola)
  4. Belimbing wuluh (Averrhoa blimbi)
  5. Carica/karika/pepaya gunung/pepaya dieng (Carica pubescens)
  6. Cempedak (Artocarpus integer)
  7. Delima (Punica granatum)
  8. Durian (Durio zibethinus)
  9. Jambu air (Syzygium aqueum)
  10. Jambu batu/jambu biji/jambu siki/jambu klutuk (Psidium guajava)
  11. Jambu mede/jambu monyet (Anacardium occidentale)
  12. Kelapa (Cocos nucifera)
  13. Kopi (Coffea sp.)
  14. Mangga (Mangifera indica)
  15. Markisa (Passiflora edulis)
  16. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
  17. Pepaya (Carica papaya)
  18. Pisang (Musa sp.)
  19. Nanas (Ananas comosus)
  20. Rambutan (Nephelium lappaceum)
  21. Salak (Salacca zalacca)
  22. Sawo manila (Manilkara zapota)
  23. Sirsak (Annona muricata)
  24. Srikaya (Annona squamosa)
  25. Stroberi kebun (Fragaria × ananassa)
  26. Sukun (Artocarpus altilis)
(Pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya bila ingin mengonsumsi jika ada pemiliknya.)

Selain semua itu, buah-buahan dari hutan yang bisa dimakan adalah buah apel-apelan (Malus sp.), jeruk-jerukan (famili Rutaceae), labu-labuan (famili Cucurbitaceae), dan buah-buahan dari tanaman genus Ficus.

Selain buah-buahan, terdapat tanaman-tanaman lain dalam hutan yang bisa dikonsumsi. Contoh umbi-umbian yang bisa ditemukan di hutan adalah umbi spring beauty (Claytonia virginica), gadung (Dioscorea hispida), iles-iles (Amorphophallus muelleri), dan suweg (A. paeniifolius). Paku-pakuan juga merupakan tanaman yang aman dimakan. Jenis paku-pakuan yang bisa dimakan adalah semanggi/klover (Marsilea sp.), paku rane (Selanigella sp.), paku sayur (Diplazium esculentum), dan lain-lainnya. Rumput seperti ilalang atau alang-alang (Imperata cylindrica) juga bisa dikonsumsi karena rasa batang dekat akarnya enak. Lumut hati (Hepaticophyta) yang biasa tumbuh pada batu atau kayu di tempat lembap pun bisa dikonsumsi. Semanggi putih (Trifolium repens), semanggi merah (Trifolium pratense), Trifolium campestre, dan Medicago lupulina bisa dimanfaatkan sebagai sayur-mayur. Tanaman lain yang bisa dimakan adalah
  • arrowhead (Sagittaria sp.): umbi,
  • babadotan/bandotan (Ageratum conyzoides): keseluruhan tanaman,
  • tembelekan/saliara (Lantana camara): keseluruhan tanaman,
  • begonia (Begonia sp.): daun,
  • daun asam kecil/calincing/semanggi gunung (Oxalis corniculata): buah dan keseluruhan tanaman,
  • daun sendok (Plantago major): daun,
  • cantigi (Vaccinium varingifolium): buah dan daun,
  • kecombrang/kincung/honje (Etlingera elatior): kuntum bunga,
  • isi batang rotan (Calamus sp.) yang masih muda,
  • bambu (rebung/batang mudanya),
  • pohpohan (Pilea melastomoides): daun,
  • stevia (Stevia rebaudiana): keseluruhan tanaman,
  • chicory (Cichorium intybus): daun, akar, dan bunga,
  • cattail atau bulrush (Typha sp.): batang dan akar,
  • bunga dandelion (Taraxacum sp.),
  • kaliandra (Calliandra sp.): daun,
  • putri malu (Mimosa pudica): daun,
  • bunga turi (Sesbania grandiflora),
  • padi liar (Zizania sp.),
  • krokot (Portulaca oleracea): batang dan daun,
  • selada air (Nasturtium officinale),
  • pinus (Pinus sp.): buah,
  • bayam liar/bayam duri (pigeed) (Amaranthus spinosus): daun,
  • asparagus liar/asparagus lumut (Asparagus racemosus): daun dan batang,
  • common chickweed (Stellaria media): keseluruhan tanaman[6][7].

Selain tanaman-tanaman, jamur kerapkali ditemukan dan bisa menjadi sumber nutrisi dari hutan. Jamur yang bisa dimakan di antaranya adalah
  • jamur kancing (Agaricus bisporus)
  • jamur merang (Volvariella volvacea)
  • jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
  • jamur kuping (Auricularia auricula)
  • jamur hati sapi (beefsteak mushroom) (Fistulina hepatica)
  • jamur belerang (Laetipolus sulphureus)
  • jamur salju/kuping putih (Tremella fuciformis)
  • jamur reishi (Ganoderma lingzhi)
  • jamur morel (Morchella sp.)
  • jamur cep (Boletus edulis), dan
  • jamur-jamur lain dari genus Laetipolus.
Jamur biasa tumbuh di batang kayu mati yang lapuk atau tempat-tempat lembap. Jangan mengambil jamur yang berwarna-warni, tampak cantik dan memikat serta berpayung lebar karena besar kemungkinan itu adalah jamur yang beracun.

Menentukan Vegetasi Hutan yang Bisa Dimakan


Jika hidup memberimu lemon, kamu masih bisa mendapatkan buah-buahan lain di hutan. Namun, terkadang keberuntungan untuk menemukan tanaman-tanaman liar hutan yang bisa dikonsumsi belum menghampiri penjelajah hutan. Memang, ada baiknya tanaman yang dikonsumsi di hutan adalah tanaman yang sudah dikenali. Akan tetapi, keadaan darurat mendesak penjelajah untuk melakukan uji coba. Cara pemilihan tanaman hutan aman dikonsumsi yang cukup lengkap bisa dilihat di sini. Salah satu caranya adalah memperhatikan makanan apa yang kera atau monyet makan karena itu berarti manusia mungkin bisa memakannya juga. Ada beberapa tanaman dari hutan yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Pengolahan tanaman tersebut bisa jadi menghilangkan racun yang terkandung dalam tanaman. Siapkan peralatan masak dan apinya. Masak air hingga mendidih. Rebus bahan makanan dalam air mendidih hingga layu atau lunak.
Gambar 11. Infografis Pemilihan Makanan untuk Bertahan Hidup di Hutan
(Sumber tertera)

Apakah Hewan Hutan Bisa Dikonsumsi?
Ya, jika ada hewan yang ditemukan di hutan yang bisa dikonsumsi. Binatang-binatang kecil dari kelompok belalang, cacing tanah, dan ulat sagu (Rhynchophorus ferrugineus) dapat dimakan. Hal lain dari hewan yang bisa dimakan adalah telur burung, sarang burung, sarang semut, dan madu, Hindari mengonsumsi hewan yang berbisa, beracun, mempunyai sengat, dan membahayakan kesehatan manusia (seperti yang senang hinggap di tempat/benda kotor, tahi, atau bangkai hewan). Hewan yang harus dihindari adalah nyamuk, tawon, lebah, lintah, dan ular. Jika menemukan satwa besar liar di hutan, pastikan bukan di wilayah konservasi karena dilarang berburu di wilayah konservasi dan bukan satwa langka. Kecuali sangat terdesak dan persediaan makanan habis, ada beberapa orang yang tidak bisa memakan hewan liar yang bertaring dan berkuku ganjil.

Mengadakan Persediaan Makanan Hutan


Buah-buahan hutan cenderung langka dan sangat jarang dipasarkan karena penanganan pascapanennya yang cukup sulit. Buah-buahan dan jamur dari hutan yang bisa diperjualbelikan di pasaran adalah yang sudah dibudidayakan. Makanan yang didapatkan dari hutan, baik tanaman maupun hewan, cenderung harus segera habis dikonsumsi begitu didapatkan karena sangat mudah rusak (perishable) seiring berjalanannya waktu dan terbatasnya fasilitas. Namun, untuk bahan-bahan makanan seperti buah-buahan yang bisa bertahan lama dapat dijadikan persediaan hingga akhir perjalanan. Kiat-kiat di bawah ini dapat dilakukan.
  • Simpan buah-buahan yang didapatkan dalam wadah atau tempat yang mudah dibawa dan tidak memberatkan. Buah-buahan kecil bisa disimpan dalam kotak bekal makanan. Buah-buahan besar bisa disimpan dalam karung, kantung plastik, atau tas serut.
  • Ambillah buah-buahan kecil sebanyak mungkin untuk memenuhi kotak bekal. Selain untuk persediaan, pemenuhan kotak bekal akan mengurangi ruang gerak buah sehingga tidak berpindah-pindah ke sana kemari dan membuat buah menjadi hancur atau rusak.
  • Agar tidak mudah rusak karena bertumbukan atau bergesekan dengan wadah atau buah lainnya, bungkus buah-buahan yang besar dengan kertas koran. Bungkuslah dengan hati-hati.
  • Sebaiknya tidak mencampur buah-buahan yang berbeda macamnya dalam satu tempat, apalagi mencampur buah berkulit tebal dan berkulit tipis. (Jika terpaksa, ikuti nomor sebelumnya untuk buah-buahan besar.) Hal ini untuk menghindari deteriorasi dan kerusakan buah.
  • Perhatikan penyusunan buah dalam wadah/tempat.
  • Jaga suhu dan sirkulasi udara pada wadah/tempat. Jangan disimpan terlalu dalam di bagian bawah tas carrier atau di dalam tas yang terlalu sempit bagian dalamnya sehingga berkemungkinan terhimpit.
  • Segera buang buah yang sudah rusak dalam wadah/tempat. Ini untuk mencegah buah-buahan yang lain ikut rusak dan tentunya meringankan bawaan.
  • Jika sedang tersesat dan tidak bisa menyimpan buah-buahan sambil dibawa, ingat-ingat posisi tanaman atau pohon tersebut.
Untuk jamur atau bahan makanan lainnya, simpan di tempat/wadah dengan sirkulasi udara yang baik. Hindari dari benturan dan himpitan barang-barang bawaan lain.

Hal Lain yang Harus Diperhatikan


Biarpun hutan terdapat sumber-sumber makanan yang bisa dikonsumsi, ada beberapa bahan pangan yang tetap wajib dibawa saat berpergian ke hutan. Roti wajib dibawa sebagai sumber energi agar tidak mudah lapar dan kelelahan. Gula batu, gula merah (gula jawa), permen, biskuit, kraker, dan kue-kue kering yang ringan juga perlu dibawa sebagai bahan bakar cadangan yang mudah dicerna tubuh. Jenis kue-kue basah dan wafer juga boleh dibawa, tetapi harus segera dikonsumsi agar tidak menimbulkan bau, menjadi busuk, atau hancur. Jika hendak berpergian lama hingga berhari-hari, tidak masalah untuk membawa beras dan mi instan, asalkan membawa peralatan masaknya. Sangat disarankan untuk memakan buah jeruk atau buah-buahan lainnya yang mengandung air supaya tidak mudah merasa haus. Usahakan untuk memakan lebih dari satu jenis makanan demi menjaga nutrisi tubuh. Pastikan persediaan air minum selalu cukup agar tidak kehilangan cairan tubuh. Jangan sembarangan mencabut sebagian atau keseluruhan tanaman, menebang pohon, dan membunuh satwa liar terutama di daerah konservasi. Jangan sampai membuang sampah sembarangan juga karena itu akan mengotori lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem di hutan. Jagalah kesehatan badan, pikiran, dan mental (jiwa) sebelum memulai perjalanan dan selama melakukan penjelajahan serta persiapkan semua hal yang dibutuhkan sejak jauh-jauh hari sebelum berpergian[8]. Satu lagi: bawa teman saat berpergian supaya tidak sendirian dan tidak mudah tersesat.

Jadi, selamat menyambangi alam!

Referensi:
[1] Setiawan, M. E., Suhadi, Indriwati, S. E. (2016). Analisis Pengetahuan Mahasiswa Pencinta Alam Tentang Tumbuhan Survival Di Hutan Sebagai Bahan Pengembangan Buku Pegangan Ilmiah Populer. Jurnal Pendidikan Sains, 4, 144157.
[2] https://pasberita.com/buah-langka/ (diakses pada 23 Agustus 2019 pukul 18.53)
[3] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). FRUIT INDONESIA 2016: Kekayaan Buah Tropis Nusantara dari Indonesia untuk Dunia. http://www.depkes.go.id/article/view/16111700001/fruit-indonesia-2016-kekayaan-buah-tropis-nusantara-dari-indonesia-untuk-dunia.html (diakses pada 25 Agustus 2019 pukul 21.18)
[4] Dodo. (2015). Keanekaragaman dan Konservasi Tumbuhan Buah Langka Indonesia. Warta Kebun Raya, 13, 3742.
[5] Hermanto, C., Indriani, N. L. P., & Hadiati, S. (2013). Keragaman dan Kekayaan Buah Tropika Nusantara. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
[6] http://infopendaki.com/35-jenis-tumbuhan-di-hutan-yang-bisa-dimakan/ (diakses pada 23 Agustus pukul 18.54)
[7] https://www.viapendaki.com/2016/07/52-tanaman-liar-yang-bisa-dimakan-di.html (diakses pada 23 Agustus 2019 pukul 18.55)
[8] Sucipto, T. (2005). Teknik Survival di Hutan. repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/943/hutan-tito.pdf?sequence=1&isAllowed=y (diakses pada 23 Agustus 2019 pukul 18.25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar