Sabtu, 06 Juli 2019

5 Perkara untuk Menghadapi Industri 4.0 (Sosial Budaya)

Pendahuluan
Revolusi industri sudah dimulai pada akhir abad ke-18 M di Inggris, Britania Raya. Revolusi industri pertama dimulai dengan adanya mesin uap dan mekanisasi, kedua ditengarai dengan adanya sistem transportasi, pelistrikan, dan pemanufakturan, ketiga diinisiasi dengan adanya digitalisasi dan otomatisasi, hingga yang sekarang sedang mengalami eskalasi adalah revolusi industri keempat, atau biasa disebut Industri 4.0. Revolusi industri seperti ini sendiri ada demi memudahkan manusia dalam produksi barang secara masal. Saat ini, Industri 4.0 memudahkan manusia dengan munculnya internet dan konsep fisik yang disajikan secara virtual di dunia maya[1].
Perkembangan industri yang pesat menuntut manusia-manusia yang ada di bumi ini untuk turut menyesuaikan diri. Hal itulah yang mendorong manusia saat ini untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakter yang mumpuni[2]. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pun merumuskan penilaian khusus kesiapan Indonesia menghadapi Industri 4.0 dalam Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) sebagai peta jalan Making Indonesia 4.0. Dengan adanya INDI 4.0, masyarakat Indonesia bisa menyiapkan apa saja yang diperlukan dalam menghadapi Industri 4.0 pada segala aspek[3]. Making Indonesia 4.0 dapat berjalan jika didukung oleh masyarakatnya yang berkontribusi demi kemajuan Indonesia. Untuk mengasah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakter, lima perkara sederhana tetapi esensial yang dipaparkan di bawah ini dapat dilakukan demi menghadapi Industri 4.0 baik oleh setiap individu maupun oleh organisasi besar.
Berikut adalah kelima perkara tersebut:

5 Perkara untuk Menghadapi Industri 4.0
  • Mencari pengalaman sebanyak mungkin
Generasi milenial seringkali mengeluarkan biaya untuk pergi jalan-jalan ke suatu tempat ketimbang berinvestasi untuk aset[4]. Hal itu bukanlah sebuah masalah, melainkan suatu peluang. Pergi jalan-jalan membantu untuk mempelajari banyak budaya dan bahasa baru di setiap tempat yang dikunjungi, baik budaya daerah lokal maupun budaya asing. Selain itu, pergi jalan-jalan juga dapat melatih soft skill dan menjalin hubungan dengan manusia lain[5].
Metode pembelajaran yang efektif adalah dengan terjun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri apa yang dialami[6]. Tidak mengapa jika pada suatu ketika  seseorang mengalami kegagalan karena kegagalan bukanlah halangan untuk mencapai kesuksesan. Seorang pelaku industri harus dapat memegang nilai-nilai penting demi keberjalanan apapun yang diusahakannya meskipun banyak rintangan yang akan dilalui[7]. Oleh karenanya, menjalin hubungan dengan banyak entitas industri menjadi penting untuk dilakukan dalam rangka mewujudkan Industri 4.0.
  • Meningkatkan keamanan cyber
Keberadaan big data sangat memudahkan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. Internet of Things (IoT) dan Internet of Services (IoS) memungkinkan manusia untuk terus terkoneksi satu sama lain tanpa batas waktu dan tempat. Namun, dunia maya pun tidak terlepas dari adanya bahaya. Bahaya yang sering mengintai adalah virus malware (perangkat perusak), file CAD spionase, dan pencurian data melalui Human-Machine Interfaces (HMI) oleh pihak tidak bertanggung jawab sehingga disalahgunakan[8].
Pelaku industri perlu untuk meningkatkan keamanan bersama tim IT-nya, memastikan keamanan teknologi dari penyuplai gawainya, serta melakukan segregasi antara jaringan lokal dan peranti IoT-nya. Semakin luas jaringan, semakin terekspos data-data pribadi dan besar kemungkinannya untuk dicuri. Penggunaan sandi unik yang kuat akan mengunci data-data agar tidak terjadi “kebocoran” baik bila memanfaatkan server cloud atau server lokal. Selain itu, sistem keamanan cyber pada industri perlu untuk diperbarui secara berkala. Kebiasaan untuk mengutamakan keamanan informasi pada industri harus diterapkan[9].
  • Mendalami sektor-sektor industri penting
Gambar 1. Matriks Sektor Prioritas di Industri 4.0
(Sumber: Atmawinata, 2018)




Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyatakan adanya lima sektor penting yang urgen untuk dikembangkan di Indonesia, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, industri otomotif, industri elektronik, dan industri kimia. Kelima sektor tersebut dikedepankan karena sektor-sektor itulah yang dapat meningkatkan pemasukan negara untuk produk domestik bruto[10]. Maka dari itu, masyarakat Indonesia butuh mencari-cari informasi terkini mengenai kelima sektor tersebut karena masyarakat Indonesia-lah yang nantinya menjadi pelaku industri yang meliputi kelima sektor. Jika masyarakat mendalami dan mengetahui sektor-sektor penting ini, bukankah masyarakat bisa turut andil demi kesejahteraan negara pada Industri 4.0?
  • Menjaga kelestarian lingkungan dan alam
Walaupun zaman sudah lebih canggih, alam masih membutuhkan perhatian dari makhluk-makhluk hidup. Reduksi emisi karbon, pemakaian energi terbarukan, pembuangan sampah dan limbah, deforestasi, serta bencana alam adalah isu-isu lingkungan hidup yang disorot terutama di Indonesia[11]. Di era sekarang, untuk mengomersialkan sumber energi terbarukan yang dapat menggantikan energi fosil dijadikan urgensi. Dengan adanya IoT dan IoS, tidakkah informasi untuk melacak sumber energi terbarukan akan selalu tersedia? Selain itu, kecanggihan teknologi informasi diharapkan dapat mengatasi permasalahan alam dan lingkungan lainnya.
Revolusi industri ada antara untuk membantu manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk mengubah lingkungan agar manusia bisa hidup di lingkungan tersebut. Industri 4.0 seharusnya membantu menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Di sinilah tugas manusia untuk tetap mengembangkan perindustrian tanpa merusak lingkungan dan alam. Manusia hidup dari alam, oleh alam, dan untuk alam serta merupakan bagian dari alam itu sendiri.
  • Lebih memanusiakan manusia
Manusia, sebagai makhluk yang berpikir, adalah alasan mengapa revolusi industri ada, yaitu untuk memudahkan kehidupan manusia. Tenaga manusia yang terbatas dalam menghasilkan produk dan jasa menjadi penyebab adanya alat-alat bantu, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, contohnya seperti robot canggih yang memiliki kecerdasannya sendiri untuk belajar. Tentunya, keberadaan AI (artificial intelligence) perlu diseimbangkan dengan penyosokan manusia sesungguhnya. Jika seluruh pekerjaan dilaksanakan oleh mesin-mesin, apa esensi manusia yang sebenarnya memulai revolusi industri itu sendiri? Ke mana para manusia? Bagaimana bila yang terjadi adalah kemunduran karena beberapa faktor pada masa revolusi industri keempat ini sebagai akibat dari tidak adanya manusia?
Sudah mulai muncul gambaran mengenai Industri 5.0, yaitu human-centered society atau Society 5.0. Industri 5.0 akan menghasilkan masyarakat yang lebih humanis dalam beraktivitas dan melakukan sesuatu yang melibatkan apa yang telah dibangun dalam Industri 4.0. Dengan kata lain, manusia dan alat-alat canggih yang dibuatnya akan bekerja sama[12]. Inovasi-inovasi mutakhir yang manusiawi dibutuhkan supaya dapat menjembatani Industri 4.0 dengan Industri 5.0. Sebagai head start, alangkah baiknya kita mulai menelusuri revolusi industri kelima dari sekarang dengan memanusiakan manusia. 

Penutup
Industri 4.0 berpotensi untuk membawa masyarakat Indonesia menuju arah yang lebih baik. Namun, perihal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk segera mempersiapkan apa yang akan terjadi di masa mendatang setelah waktu revolusi industri ke-4. Masyarakat Indonesia perlu menerapkan budaya yang baik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan pada masa Industri 4.0. Seperti kata pepatah, “Bisa karena biasa.” Hal-hal besar dimulai dari membiasakan hal-hal kecil. Ke depannya, Industri 4.0 dapat mengantar Indonesia ke dalam persaingan kelas dunia dengan ditopang oleh sumber daya manusianya yang berkualitas.

Referensi
[1] Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah Perkembangan Riset. Jurnal Teknik Industri, 13(1), 17—26.
[2] McKinsey & Company. (2016). Industry 4.0 after the initial hype: Where manufacturers are finding value and how they can best capture it. [Online]. https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/business%20functions/mckinsey%20digital/our%20insights/getting%20the%20most%20out%20of%20industry%204%200/mckinsey_industry_40_2016.ashx (diakses pada 15 April 2019 pukul 19.46 WIB)
[3] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Menilai Kemampuan Industri di Era Digital, Kemenperin Siap Luncurkan INDI 4.0. [Online]. http://www.kemenperin.go.id/artikel/20129/Menilai-Kemampuan-Industri-di-Era-Digital,-Kemenperin-Siap-Luncurkan-INDI-4.0 (diakses pada 14 April 2019 pukul 19.08 WIB)
[4] Susanto, E. A., Pertiwi, G., & Tjokro, H. (2018, Februari). Spring of Life: Millennials dan ‘Jaman Now’. Slice of Life from Eastspring Investments, 1—9.
[5] Hermawan, H., & Hendrastomo, G. (2017) Travelling Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa Yogyakarta. Jurnal Sosiologi E-Societas, 6(2), 1—15.
[6] Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNISSULA Press.
[7] Manson, M. (2019). Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Jakarta: Penerbit Grasindo.
[8] Spadafora, A. (2019). Industry 4.0 suffering major security issues. [Online]. https://www.techradar.com/amp/news/industry-40-suffering-major-security-issues (diakses pada 5 April 2019 pukul 9.29 WIB)
[9] Sunblad, W. (2019). Security Is Key To The Success Of Industry 4.0. [Online]. https://www.forbes.com/sites/willemsundbladeurope/2019/04/11/security-is-key-to-the-success-of-industry-4-0/amp/ (diakses pada 5 April 2019 pukul 9.29 WIB)
[10] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2019). Jadi Prioritas Indutri 4.0, Lima Sektor Ini Berkontribusi 60 Persen untuk PDB. [Online]. http://www.kemenperin.go.id/artikel/19231/Jadi-Prioritas-Indutri-4.0,-Lima-Sektor-Ini-Berkontribusi-60-Persen-untuk-PDB (diakses pada 15 April 2019 pukul 17.50 WIB)
[11] Guntoro, J. (2017). Masalah Lingkungan Hidup di Indonesia dan Dunia Saat Ini. [Online]. https://lingkunganhidup.co/masalah-lingkungan-hidup-di-indonesia-dan-dunia/ (diakses pada 15 April 2019 pukul 18.38 WIB) 
[12] Alim, M. (2019). 4 Prediksi Gambaran Revolusi Industri 5.0. [Online]. http://www.jurnas.com/artikel/47248/4-Prediksi-Gambaran-Revolusi-Industri-50/ (diakses pada 15 April 2019 pukul 20.30 WIB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar