Sabtu, 27 Agustus 2016

Pergi Membunuh Cicak

Gambar dari OA Line@ MSTEI ITB (ID Line: @muslimstei)

Bismillāhirrahmānirrahīm.

Cek cek cek cek cek cek... begitulah bunyinya.

Mungkinkah kalian tahu salah satu cerpen Dewi Lestari dalam Recto Verso? Atau, mungkin juga kalian mengenal lagu anak-anak yang bernada sol-mi-sol-mi-mi-fa-sol... fa-re-fa-la-sol-fa-mi... la-fa-la-fa-la-si-do... do... mi-fa-mi-re-do?

Jujur, saya pribadi membenci cicak, binatang tengil, gelap, dan menempel-nempel. Ew! Yha, hal itu berlaku kalau saya melihat cicak asli, sih, bukan cicak digambar.
Hhhhhhh....
Ampun, dah.

Dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cecak

Tahukah kalian kalau membunuh cicak itu mendapat pahala?
  • Dari Ummu Syarik radhiyallāhu `anha, ia berkata, "Rasulullah shallallāhu `alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak. Beliau bersabda, "Dahulu cicak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim `alaihis salam."" (HR Bukhari, no. 3359)
  • Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallāhu `alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan, dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Dan barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua." (HR Muslim, no. 2240)
Imam An-Nawawi (14: 210 s.d. 211) dalam Syarh Shahih Muslim dengan judul bab "Dianjurkannya Membunuh Cicak" yang membawakan hadits Sa'ad bin Abi Waqqash (ada di bagian bawah) berkata bahwa dalam satu riwayat disebutkan bahwa membunuh cicak akan mendapatkan seratus kebaikan dan dalam riwayat lain disebutkan tujuh puluh kebaikan. Imam An-Nawawi berkesimpulan bahwa semakin besar kebaikan atau pahala dilihat dari niat dan keikhlasan juga dilihat dari makin sempurna atau kurang keadaannya. Seratus kebaikan yang disebut adalah jika sempurna, tujuh puluh jika niatannya untuk selain Allah.

Hadits-hadits di atas cukup membuat saya mengidamkan pistol sniper untuk menembak cicak. Namun, sebelum saya pergi ke tukang senjata, kita cari tahu ada apa dengan reptil yang satu ini.

Cicak Mana-mana

Nah, kalian yang suka Biologi pasti tahu kalau cicak itu bermacam-macam jenisnya. Cicak, bersama dengan tokek, termasuk ke dalam suku Gekkonidae. Dilansir dari Wikipedia, cicak yang biasa kita jumpai di sekitar kita adalah
  • cicak tembok (Cosymbotus platyurus),
  • cicak kayu (Hemidactylus frenatus),
  • cicak gula (Gehyra mutilata), dan
  • cicak batu (Cyrtodactylus marmoratus).

Cicak biasanya memakan serangga terbang, seperti nyamuk. Akan tetapi, cicak gula bisa memakan gula dan nasi, makanan yang manis-manis.
Asdfghjkl!@#$/^&*()

Dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cecak

Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri, seperti di daerah Timur Tengah pun ditemukan cicak. Cicak yang ditemukan di negara Arab adalah Stenodactylus sp.. Kaki cicak Arab lebih panjang dan jari-jarinya berselaput. Mereka juga merayap di pasir atau tanah, bukan di tembok. Dengan ambil contoh cicak Hemidactylus sp., kita bisa tahu bahwa cicak Indonesia berbeda dengan cicak Arab.

Cicak Stenodactylus sp. ini aktif mencari makan di malam hari. Pada malam harilah mereka biasa membuang air sembarangan. Kalau Stenodactylus sp. masuk rumah, seringkali mereka mengotori hidangan yang disimpan di lantai. Perlu diketahui bahwa Stenodactylus sp. membawa bakteri Salmonella sp. dan itulah yang menjadi masalah. Mereka itu seperti hama di zaman Nabi dulu dan menyebabkan infeksi serta penyakit.

Di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara zaman sekarang? Cicak memakan nyamuk. Cicak Indonesia malah bisa membasmi hama (yha, mungkin tidak dengan Gehyra mutilata yang mencuri gula). Jadi, cicak Indonesia berbeda karakteristiknya dengan cicak Arab.

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash, Nabi shallallāhu `alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak (al-wazagh), beliau menyebut hewan ini dengan hewan yang fasik (fuwaisiq).
(HR Muslim, no. 2238)
Yang dimaksud dengan al-wazagh pada hadits di atas ini adalah Stenodactylus sp. alias cicak Arab tersebut.

Jadi, kalau lihat Hemidactylus frenatus atau Cosymbotus platyurus merayap di tembok rumah, coba pertimbangkan lagi, deh, keputusan membunuhnya. Perhatikanlah manfaat dan mudarat yang dibawa oleh cicak-cicak Indonesia. Kalau sudah membahayakan rumah, seperti membuang kotoran di dalam rumah sehingga mengotori atau terlampau banyak populasinya sehingga berisik dan mengganggu, kita memang dianjurkan untuk membunuh mereka. Semoga kita terlindungi dari segala bentuk ke-jahil-an dan mau meng-kaji ilmu-ilmu Islam lebih dalam.

*brb beli sniper dan pergi ke Arab (duitnya mana?)

Wallāhu a`-lam.
Sudah. Itu saja.

Bandung, 27 Agustus 2016
(Tulisan ini ditulis di lantai 2 rumah sambil mendengar bunyi cicak bersahut-sahutan.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar