Selasa, 30 Agustus 2016

Emfisema Kontribusi

Pernahkah Anda mengalami sesuatu yang begitu buruk?
Pernahkah Anda merasa bahwa hidup ini sangat zalim, sangat tidak adil?
Anda kebingungan, pergi tak menentu.
Anda ingin lari tetapi tidak tahu ke mana.
Anda tidak tahu arah dan tersesat dalam rimba ke-transenden-an.
Cahaya pun sirna; Anda tidak bisa melihat apa-apa dalam kegelapan.
Anda berharap agar semua ini segera berakhir.

Di tengah hujan yang ramai, Anda berpayung sepi.
Anda sendirian. Ya, Anda sendirian. Sendirian.
Anda duduk memeluk lutut, menekuri kaki-kaki yang rapuh.
Ketakutan Anda begitu fana sehingga Anda takut pada ketakutan Anda sendiri.
Anda takut semua ini menghancurkan Anda.

Dan, sebelum Anda sadari, Anda sudah berdiri.
Anda berlari, tiba-tiba berlari.
Anda menerobos semua yang Anda bisa terobos.
Anda menghampiri semua yang Anda bisa hampiri.
Anda memukul, menonjok, mematahkan apapun yang ada di depan Anda.
Anda tendang dan tendang sesuatu yang Anda juluki "kesialan".
Setelah dirasa cukup, Anda berjalan perlahan-lahan.

Sambil menangis, Anda berjalan, berjalan, dan berjalan....

Tunggu dulu!

Apa itu?

Ada suatu titik yang terang. Sangat terang.
Titik itu menjelma menjadi sebilah sinar.
Anda mengikuti berkas itu.
Titik itu terus mengelevasi dirinya sendiri.
Seiring dengan itu, langit menjadi lebih terang.
Warna jingga, kuning, dan putih memenuhi pemandangan.

Sekarang, hati Anda mengharu biru.
Sang Surya telah terbit dan bersinar sejauh penglihatan Anda.
Luka-luka di tangan hanya perlu menunggu waktu sembuh.
Kaki yang penuh lebam dan memar tinggal dikompres petualangan.

Seolah melawan gravitasi, sudut bibir Anda memanjat dengan sendirinya.
Anda berlutut lalu menundukkan kepala.
Seuntai doa mengutas semesta dimensi trial and error.

Ada satu hal yang Anda sesali: Anda menyesal telah menyesal.

《Bandung, 30 Agustus 2016》

Sudah. Itu saja.

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 45–46)

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna lillāhi wa innā ilaihi rāji`ūn". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(Q.S. Al-Baqarah [2]: 153–157)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah [94]: 5–6)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar