- Fokus terhadap sebuah pekerjaan.
Jauhkan semua distraksi yang ada di sekitar Anda! Misalnya, Anda mau mengerjakan sebuah tugas di saat film kesukaan Anda diputar di TV. Kalau Anda benar-benar serius ingin fokus, Anda perlu mencabut steker kabel TV dari stop kontak dan kerjakanlah tugas Anda. Atur kursi, meja, dan penerangan ruangan tempat Anda mengerjakan tugas supaya Anda bisa fokus dalam waktu yang lama. Saya rekomendasikan aplikasi "Forest" jika Anda butuh bantuan dari smartphone Anda sekaligus jika Anda ingin menjauh dari hape Anda agar tidak pecah konsentrasi. (Resensi tentang aplikasi "Forest": http://www.icicleisland.cf/2016/07/tetap-fokus-dengan-forest.html?m=1)
- Sebisa mungkin, hindarilah multi-tasking.
Ibaratnya, Anda pergi ke pasar sambil membawa banyak batu di kantung baju dan celana. Anda tampak seperti orang yang membawa banyak uang, tetapi nyatanya bukan demikian. Anda tidak bisa membelanjakannya dan itu sangat memberatkan. Bahkan, jikalau semua pekerjaan selesai, semuanya belum tentu tuntas secara maksimal, apalagi kalau Anda berada di tengah lingkungan dengan persaingan tinggi di mana Anda butuh mencapai posisi puncak. (Hidup itu keras, Bung!) Selesaikanlah suatu pekerjaan hingga tuntas. Jangan mudah terpengaruh oleh pekerjaan lain dan menyelesaikan semuanya sekaligus.
- Jika harus multi-tasking, gunakan "15—30 minutes portion" untuk setiap pekerjaan.
Itu berguna agar Anda bisa mengerjakan tugas-tugas Anda secara berkala tanpa ada satupun yang terbengkalai dan tidak memakan waktu terlalu lama untuk mengurusi suatu pekerjaan. Anda pun punya waktu untuk berpikir dan menentukan tugas mana yang akan dilakukan selanjutnya. Anda bisa mengerjakan tugas Anda berganti-gantian dari satu tugas ke tugas-tugas lainnya lalu kembali lagi, dan sebagainya.
- Untuk yang teis, manfaatkan 8 jam setiap hari untuk berserah diri kepada Tuhan.
Ada dua cara untuk memenuhi 8 jam tersebut, yaitu dengan durasi atau secara akumulatif. Untuk yang sibuk, gunakan yang secara akumulatif. Jadi, dalam sehari, total waktu yang Anda manfaatkan untuk berserah diri kepada Tuhan haruslah 8 jam (bagaimanapun caranya). Namun, jika dalam sehari itu Anda benar-benar kosong tanpa ada satupun kegiatan, Anda boleh gunakan yang dengan durasi 8 jam.
Contoh. Sudah lebih, malah! |
Patut kita ketahui bahwa waktu adalah sesuatu yang diciptakan Tuhan untuk kita. Waktu bisa menjadi nikmat untuk kita dari Tuhan—atau bahkan kesengsaraan—jika dilihat dari bagaimana kita mengatur waktu. Kepada siapa lagi kita harus memohon jika bukan kepada Yang Mahakuasa? Kita bisa memohon kelancaran menjalani aktivitas sehari-hari dan dimudahkan segala urusannya. Kita hanya serahkan 8 jam untuk Tuhan dalam sehari, sepertiga dari seharian, bukan setengahnya bahkan seluruhnya.
- Tentukan prioritas.
Anda pasti tahu gambar segiempat yang seperti ini:.
Dari First Thing First (1999), hlm. 31. |
Biar saya jelaskan gambar tersebut.
Kotak I haruslah diisi kegiatan yang "penting dan mendesak". Biasanya, yang ada di sini adalah hal-hal yang bersifat urgen. Kegiatan yang ada di kotak ini sebaiknya dikerjakan saat itu juga.
Kotak II haruslah diisi kegiatan yang "penting, tetapi tidak mendesak". Biasanya, yang ada di sini adalah hal-hal terencana. Mengapa terencana? Karena sudah jelas kapan dan bagaimana kegiatan tersebut harus dilaksanakan sehingga tidak perlu menjadikan kegiatan Kotak II menjadi kegiatan Kotak I.
Kotak III haruslah diisi kegiatan yang "tidak penting, tetapi mendesak". Biasanya, yang ada di sini adalah hal-hal insidental. Ada baiknya Anda dibantu oleh orang terdekat Anda dalam kegiatan Kotak III ini agar hal-hal insidental tersebut bermakna bagi orang banyak.
Kotak IV haruslah diisi kegiatan yang "tidak penting dan tidak mendesak". Biasanya, yang ada di sini adalah hal-hal yang melalaikan. Kegiatan-kegiatan yang ada di kotak ini bisa ditunda hingga kegiatan di kotak lainnya selesai atau bahkan ditinggalkan.
Nah, tempatkan kegiatan-kegiatan yang telah Anda rencanakan ke dalam kotak-kotak yang sesuai lalu laksanakan.
Jadilah orang dengan perencanaan! Metode apapun yang Anda punya tidak masalah asalkan efektif. Kegiatan tidak bisa memilihkan dirinya sendiri untuk didahulukan. Anda-lah yang menentukan mana yang harus didahulukan. Anda harus bersikap aktif dalam menyikapi kegiatan-kegiatan Anda. Pesan saya: jangan menunggu waktu luang; luangkanlah waktu.
- Beranikan untuk berkata 'tidak' saat menolak.
Jika ada sesuatu yang tidak bisa Anda lakukan karena itu di luar kemampuan Anda, dengarkanlah preferensi Anda sendiri dan mundurlah. 'Mundur' bukan berarti 'kalah'. Jangan paksakan diri Anda untuk melakukan sesuatu yang "that's not my thing". Anda tidak perlu mengerjakan segala-galanya dalam sekaligus, bukan?
Menolak bukan merajuk. A-ke-ba: Cony (© LINE by Naver Corp.) dan Leonard (© LINE by Naver Corp.) |
- Buat target.
Hal tersebut diperlukan supaya ada sesuatu yang didapatkan untuk meng-upgrade diri Anda. Kita tentu pernah dengar pepatah "orang yang lebih baik dari dirinya di hari kemarin adalah orang beruntung, orang yang sama saja dengan dirinya di hari kemarin adalah orang merugi, dan orang yang lebih buruk dari dirinya di hari kemarin adalah orang celaka" dan itu benar adanya jika Anda ingin menjadi produktif. Bayangkan pula jika Anda adalah seorang pemanah andal, membawa lengkap busur dan anak-anak panah, tetapi tidak ada bidang sasaran. Mau memanah apa? Tidak terarah, bukan? Bahkan jika Anda punya 'modal' yang bagus. Anda bisa membuat target harian, mingguan, bulanan, atau tahunan untuk dicapai. Jadi, tunggu apa lagi? Pelajarilah seauatu yang baru!
- Jadwalkan kegiatan sehari-hari (mingguan), tetapi jangan terlalu terpaku pada jadwal.
Jadwal tersebut membantu untuk mengetahui apa yang harus dilakukan setelah semua kegiatan direncanakan selama seminggu. Ini melatih Anda untuk tidak menunda-nunda sesuatu terlalu lama karena kegiatan Anda sudah jelas timetable-nya. Salah kaprah mengenai jadwal ialah Anda seolah-olah harus melakukan kegiatan tepat pada waktu yang telah ditetapkan di jadwal. Misal: Anda harus bangun pukul 5 pagi lalu mandi dan sarapan, serta berangkat dari rumah pukul 6, suatu ketika saja Anda terbangun pukul 5 lewat lima belas, Anda sudah mengacaukan timetable Anda sendiri. Tidak, bukan seperti itu. Anda manusia. Anda bukan robot. Anda bisa merasa bosan lama-kelamaan. Jangan sampai Anda punya ketergantungan terhadap rutinitas Anda. Usahakan tetap fleksibel dengan membaginya ke fase-fase waktu (pagi, siang, sore, dan malam, atau subuh, dzuhur, ashar, maghrib, isya). Anda pun masih bisa membuat variasi dalam memenuhi jadwal Anda dan menyelinginya dengan hobi Anda. Tempatkan jadwal Anda di tempat yang mudah terlihat dan milikilah buku agenda. Dengan jadwal, Anda bisa belajar menjadi efisien.
- Buang semua hal-hal negatif dalam pikiran.
Tindakan Anda sangat dipengaruhi emosi dan pikiran Anda. Jika Anda punya masalah, segera konsultasikan kepada ahlinya. Ingat! Anda tidak bisa hidup sendiri. Ada keluarga. Ada ayah, ibu, adik, kakak, sahabat, kolega, suami/ istri, bahkan anak Anda. Dukungan yang tulus dari mereka dapat menyemangati Anda, percayalah. Mereka semua pasti bisa membantu Anda.
- Istirahat yang cukup (tetapi tidak berlebihan).
Bekerja membutuhkan energi yang banyak. Jangan sampai Anda kelupaan waktu makan dan tidak menyempatkan diri untuk mengonsumsi buah dan sayur. Tidak ada salahnya untuk tidur siang, berjalan-jalan santai, melaksanakan tugas di bawah sinar matahari pagi, dan tidak bekerja hingga larut malam. Intinya, jagalah kesehatan Anda.
- Tetaplah konsisten—alias istikamah.
Nah, lho?! Mulai merasa susah, ya? Tenang saja! Di sinilah perlunya komitmen pada diri Anda sendiri. Kalau Anda bersungguh-sungguh, semua akan terasa mudah. Follow your passion and keep being motivated!
Begitulah kiat-kiat agar Anda menjadi produktif. Pada akhirnya, ini semua bergantung kepada sebagaimana Anda ingin menjadi produktif. Mungkin hanya beberapa kiat di atas cocok untuk Anda, tetapi tidak untuk orang lain, begitu pula sebaliknya. Anda bisa memberi masukan Anda di bagian komentar.
Wallāhu a`-lam bishshawāb.
Sudah. Itu saja.
Wallāhu a`-lam bishshawāb.
Sudah. Itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar