Sabtu, 16 November 2019

Pemimpin = Penggerak Massa = Pemimpi = ... (?)


"Buset dah, banyak banget! Memangnya harus rangkap jabatan?"

"Menjadi pemimpin lebih dari sekadar menduduki jabatan. Pemimpin adalah mereka yang bisa menyamakan frekuensi dengan siapapun yang mereka pimpin, tidak berdasarkan idealisme mereka saja. Mereka memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh orang-orangnya. Karena itulah, mereka bukan sosok yang ditakuti, tetapi yang disegani."

"Jangankan memahami orang lain, memahami diri sendiri saja kadang sulit. Mana kita tahu apa yang akan terjadi dan apa yang harus kita lakukan untuk menghadapinya. Kita, kan, tidak boleh menunjukkan kelemahan diri."

"Itulah latihan kita untuk menjadi kuat. Siapa tahu itu merupakan proses pembelajaran. Yang terpenting, pemimpin tidak hanya merencanakan apa yang akan dilakukan, tetapi juga harus selalu mengevaluasi apa yang telah dilakukan. Memang, mereka bakal menjadi seseorang yang paling banyak berpikirnya. Mereka yang menderita, tetapi tidak boleh terlihat menderita."

"Leiden is lijden. Berat, dong."

"Iya. Berat. Namun, bisa dibilang, itu adalah berat yang membuatmu belajar. Jadi, kamu punya ladang amalmu di mana kamu bisa menebar kebaikan. Berat yang menyelamatkan, bukan?"

"Oh.... Mampukah saya?"

"Kalau kamu yakin."

(Terima kasih kepada Fadillah Muna'azat yang jadinya diajak ngobrol malam larut.)

#KronikKepemimpinan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar