Senin, 31 Desember 2018

Pemrosesan Pascapanen Cabai


Pemrosesan Pascapanen Cabai
Oleh: Aisy Diina Ardhantoro (NIM 11916009)


Cabai merupakan komoditas dengan tingkat pemasaran yang cukup tinggi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konsumen yang membutuhkan cabai. Namun, potensi produksi cabai di Indonesia belum optimal. Cabai merah, misalnya, mampu diproduksi rata-rata sebanyak 4,3 ton/ha, padahal, berdasarkan penelitian, potensi produksi cabai merah masih bisa ditingkatkan hingga 6—10 ton/ha. Cabai memang mudah rusak. Namun, pada dasarnya, kerusakan pada cabai yang akan dipasarkan dapat ditanggulangi semenjak pemanenan cabai dilakukan. Berikut ini adalah prosesnya.

Selama Pemanenan
Pastikan cabai yang akan dipanen tepat sesuai dengan waktu panennya. Cabai yang terlalu muda akan mudah layu, mudah mengalami susut massa, tidak tahan lama saat disimpan, dan tidak tahan goncangan. Cabai dipanen dengan cara dipetik beserta batang buahnya dan diusahakan agar ranting percabangannya tidak rusak. Setelah dipetik, cabai yang busuk dan cabai yang sehat harus segera dipisahkan agar cabai yang sehat tidak ikut terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab busuknya cabai.

Dalam Keadaan Pascapanen
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan setelah cabai baru dipanen, yaitu penyortiran, pengawetan, pendinginan, pengemasan, pengamatan, dan pemasaran. Penyortiran seharusnya dilakukan oleh petani untuk memisahkan buah cabai yang bagus dan yang rusak serta yang bentuknya baik dan buruk. Pengawetan (atau istilahnya adalah curing) dilakukan untuk mempertahankan warna cabai dengan cara menghamparkan cabai-cabai di tempat teduh atau di dalam rumah. Curing bertujuan untuk mengangkat panas yang dapat menjadi beban lemari pendingin dari cabai. Pendinginan dilakukan agar mikroorganisme tidak dapat hidup dan perubahan biokimia pada cabai dapat dicegah. Cabai-cabai disimpan di dalam lemari pendingin sebelum dikemas. Kemudian, cabai-cabai dikemas dalam wadah berventilasi. Setelah dikemas, cabai-cabai bisa dipasarkan oleh petani kepada pedagang sehinnga bisa sampai ke konsumen.

Di Tangan Konsumen
Penanganan pascapanen cabai masih bisa dilakukan oleh konsumen agar cabai tetap tahan lama. Caranya, cuci bersih cabai. Selama dicuci, lakukan penyortiran cabai hijau dan cabai merah (jika dicampur) lalu tiriskan air cuciannya sampai kering karena cabai tidak boleh basah saat akan disimpan. Bungkus plastik kecil-kecil masing-masing cabai merah dan cabai hijau. Kemudian, masukkan cabai ke freezer. Jika tidak ada freezer, simpanlah cabai pada wadah yang memiliki lubang sehingga tidak akan lembap dan letakkan pada tempat yang terkena angin serta tidak lembap. Jangan paparkan cabai ke sinar matahari langusng.
Cara tersebut dapat dilakukan jika konsumen membeli cabai dalam jumlah yang banyak. Cabai bisa tetap segar dan kondisinya dapat dipertahankan hingga beberapa bulan. Yang perlu diingat adalah cabai harus segera dimasak karena cabai bisa cepat rusak kalau layu. Ambillah cabai sesuai kebutuhan setiap kali akan digunakan.

Sumber:

(Tulisan ini pernah dijadikan tugas pascaorientasi jurusan HMPP 'VADRA' ITB 2017.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar