Pemrosesan
Pascapanen Cabai
Oleh: Aisy Diina Ardhantoro (NIM 11916009)
Cabai
merupakan komoditas dengan tingkat pemasaran yang cukup tinggi di Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya konsumen yang membutuhkan cabai. Namun,
potensi produksi cabai di Indonesia belum optimal. Cabai merah, misalnya, mampu
diproduksi rata-rata sebanyak 4,3 ton/ha, padahal, berdasarkan penelitian,
potensi produksi cabai merah masih bisa ditingkatkan hingga 6—10 ton/ha. Cabai
memang mudah rusak. Namun, pada dasarnya, kerusakan pada cabai yang akan
dipasarkan dapat ditanggulangi semenjak pemanenan cabai dilakukan. Berikut ini
adalah prosesnya.
Selama Pemanenan
Pastikan
cabai yang akan dipanen tepat sesuai dengan waktu panennya. Cabai yang terlalu
muda akan mudah layu, mudah mengalami susut massa, tidak tahan lama saat
disimpan, dan tidak tahan goncangan. Cabai dipanen dengan cara dipetik beserta
batang buahnya dan diusahakan agar ranting percabangannya tidak rusak. Setelah
dipetik, cabai yang busuk dan cabai yang sehat harus segera dipisahkan agar
cabai yang sehat tidak ikut terkontaminasi oleh mikroorganisme penyebab
busuknya cabai.
Dalam Keadaan Pascapanen
Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan setelah cabai baru dipanen, yaitu
penyortiran, pengawetan, pendinginan, pengemasan, pengamatan, dan pemasaran.
Penyortiran seharusnya dilakukan oleh petani untuk memisahkan buah cabai yang
bagus dan yang rusak serta yang bentuknya baik dan buruk. Pengawetan (atau
istilahnya adalah curing) dilakukan untuk mempertahankan warna cabai dengan
cara menghamparkan cabai-cabai di tempat teduh atau di dalam rumah. Curing
bertujuan untuk mengangkat panas yang dapat menjadi beban lemari pendingin dari
cabai. Pendinginan dilakukan agar mikroorganisme tidak dapat hidup dan
perubahan biokimia pada cabai dapat dicegah. Cabai-cabai disimpan di dalam
lemari pendingin sebelum dikemas. Kemudian, cabai-cabai dikemas dalam wadah berventilasi.
Setelah dikemas, cabai-cabai bisa dipasarkan oleh petani kepada pedagang
sehinnga bisa sampai ke konsumen.
Di Tangan Konsumen
Penanganan
pascapanen cabai masih bisa dilakukan oleh konsumen agar cabai tetap tahan
lama. Caranya, cuci bersih cabai. Selama dicuci, lakukan penyortiran cabai
hijau dan cabai merah (jika dicampur) lalu tiriskan air cuciannya sampai kering
karena cabai tidak boleh basah saat akan disimpan. Bungkus plastik kecil-kecil
masing-masing cabai merah dan cabai hijau. Kemudian, masukkan cabai ke freezer. Jika tidak ada freezer, simpanlah cabai pada wadah yang
memiliki lubang sehingga tidak akan lembap dan letakkan pada tempat yang
terkena angin serta tidak lembap. Jangan paparkan cabai ke sinar matahari
langusng.
Cara
tersebut dapat dilakukan jika konsumen membeli cabai dalam jumlah yang banyak.
Cabai bisa tetap segar dan kondisinya dapat dipertahankan hingga beberapa
bulan. Yang perlu diingat adalah cabai harus segera dimasak karena cabai bisa
cepat rusak kalau layu. Ambillah cabai sesuai kebutuhan setiap kali akan
digunakan.
Sumber:
http://babel.litbang.pertanian.go.id/index.php/15-infotek/info-teknologi/420-penanganan-pasca-panen-cabe-merah
(diakses pada 22 Agustus 2017 pukul 14.30)
https://www.pertanianku.com/panen-dan-pascapanen-pada-tanaman-cabe-rawit/
(diakses pada 22 Agustus 2017 pukul 14.30)
https://selerasa.com/tips-menyimpan-cabai-agar-tetap-segar-dan-tahan-lama
(diakses pada 28 Agustus 2017 pukul 5.00)
(Tulisan ini pernah dijadikan tugas pascaorientasi jurusan HMPP 'VADRA' ITB 2017.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar