Take me to the top! Take me to the top!
Take me to the top, take it (whoa)
Take me to the top! Take me to the top!
Bring me up to pull me down
Take me to the top! Take me to the top!
Take me to the top, take it (whoa)
Take me to the top! Take me to the top!
You're the one to push me over
I'm never what you really needed
You won't stop, you can't stop, can't let go
Everybody knows
Come with me and listen close
Take me now; I'll take you home
Di atas adalah penggalan lirik lagu "Take Me to the Top" dari One Ok Rock. Ada yang tahu lagunya barangkali? (Kalau nggak banyak yang tahu, hipster beut saya. T-T) Bisa dibilang, liriknya cukup cocok dengan apa yang mau saya bahas. Ini sesuai dengan keinginan banyak orang: take me to the top, bawa aku ke puncak.
"Trus, maksudnya apa?" Ya, karena begitu banyak kepentingan yang saling berbenturan. Semua orang berebut untuk berada di puncak. Kudu at the top-lah. Lalu, segala cara benar-benar diupayakan agar bisa mencapai tujuan masing-masing. Bahkan, itu berarti kita bisa lakukan apa saja yang mungkin menghalangi kepentingan-kepentingan lainnya. And, it really is politics.
"Lho? Lho? Politik? Politik kentang atau politik singkong?" (Itu keripik, woy!) Hmmm, di umur-umur yang mendekati kepala dua, tidak ada salahnya belajar politik sedikit demi sedikit. "Politik itu, kan, jahat, kejam, dan kotor. Kok kita harus belajar tentang hal ini?" Karena kita semua butuh politik. Memang, politik itu tampak "buruk" pada awalnya. Namun, dengan mempelajari politik, kita bisa tahu kapan diri kita dijahati dan dikotori. Well, itu bukan berarti kita jadi bisa balas menjahati dan mengotori, tetapi politik berpengaruh kepada hal-hal yang akan kita lakukan atau bahkan yang sudah kita lakukan. Bukankah seseorang harus berilmu terlebih dahulu sebelum beramal?
Salah satu definisi politik yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara bertindak dalam menghadapi dan menangani suatu masalah (kebijaksanaan). Artinya, politik sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Permainan politik ada dalam dinamika sosial yang terjadi untuk pemenuhan nilai-nilai tertentu. Jadi, politik memang ada di mana-mana. Walaupun begitu, kita tidak bisa begitu saja menyatukan politik dengan kehidupan nyata. Mengapa? Karena tidak semua tujuan yang ingin kita capai saat berpolitik bisa "ditarik" dan dibawa ke kehidupan nyata. Ada waktunya bagi kita memainkan permainan yang kita mainkan. (Duh, maaf belibet. -_-) Kalau kita sedang bermain game, ada dua kemungkinan hasil yang didapatkan: game over (kalah) atau mission accomplished (menang). Namun, toh, kita tidak selamanya bermain game. Memang, imbasnya, respon spektator permainan terhadap sebuah isu di lapangan bisa berbeda. Yha, mungkin sudah saatnya kita tidak menjadi penonton lagi tetapi menjadi seorang pemain. Dengan menjadi pemain, kita benar-benar tahu apa yang terjadi di lapangan dan kitalah yang menggerakkan massa. Cara bergerak bersama harus diambil dengan penuh kehati-hatian.
Bring me up to pull me down. Strategi-strategi memang harus disusun untuk mencapai tujuan. Ambil contoh dari para Rasul. Rasul diberi mukjizat oleh Allah saat mendakwahi suatu kaum. Untuk apa diberi mukjizat? Agar kaum yang didakwahi percaya bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah dan mereka, para Rasul, adalah utusan Allah. Inilah tantangan dalam berpolitik. Kita harus mengembangkan suatu metode tanpa menghilangkan nilai-nilai yang ingin disampaikan. Kalau sekarang, sih, bisa dilihat dari banyaknya persaingan di mana saja. Contohnya ada di sekolah-sekolah. Siswa-siswa, siapapun itu, berlomba-lomba untuk mendapatkan peringkat tertinggi di sekolah. Cara untuk mendapatkan peringkat tertinggi adalah belajar dengan giat sehingga bisa mendapat nilai yang bagus. Ditambah lagi, kita juga melakukan pendekatan dengan guru suatu mata pelajaran tertentu agar lebih memahami cara menilai dari guru yang bersangkutan, wataknya, dan pengajaran dari guru tersebut. Akhirnya, kita bisa mendapat peringkat tertinggi di sekolah. Itu pun sudah termasuk berpolitik. It's all about winning and losing.
"Nah, apakah kita bisa menggunakan politik untuk kebaikan?" Tentu saja bisa! Kalian tahu bahwa kezaliman akan terus ada bukan karena banyaknya orang-orang jahat tetapi karena diamnya orang-orang baik? Kezaliman memang akan terus ada, tetapi jumlahnya bisa ditekan. Jika orang-orang baik tidak ada yang memenuhi ranah politik, ranah politik akan dipenuhi orang-orang yang tidak baik atau bahkan dipenuhi oleh orang-orang yang tidak menginginkan adanya orang baik. Tidak ada alasan untuk menghindarinya. Oleh karena itu, mari kita belajar politik sambil meningkatkan kualitas diri masing-masing. So, brace yourself and get ready for it!
Pesan dari saya: banyak baca dan bergeraklah!
Sudah. Itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar