Jumat, 18 Oktober 2024

Album-Album yang Membuat Perasaanku Campur Aduk (Bagian 3)

Sebaiknya, baca bagian-bagian sebelumnya.
 
(Aku biasa mengurutkan album-album berdasarkan tahun rilisnya pada daftar ini.)
 
Satu penekanan:
Aku tidak benar-benar membenci album-album ini. Aku hanya seringkali dibuat bingung oleh album-album seperti ini karena ada bagian yang bisa kusukai, tetapi bagian lainnya kurang cocok untukku. Dalam suatu cara yang lain, album-album ini masih bisa kunikmati.
 
The Wall, Pink Floyd (1979)

(Lihat di bagian Mellon Collie ... karena kurang lebih penjelasannya sama, hanya saja The Wall terdiri dari 26 LAGU dengan durasi sekitar 80 MENIT. Sempat disebut juga di Album-Album yang Membuat Perasaanku Campur Aduk (Bagian 2), 15 Album Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai (Bagian 3), dan utas pos ini di bsky.app.)
Lagu yang disukai: "Another Brick in the Wall", "Is There Anybody Out There?", dan "Comfortably Numb"
 
Mellon Collie and the Infinite Sadness, The Smashing Pumpkins (1995)

Kover albumnya menarik nan estetik, lagu-lagunya enak, konsepnya bagus, TAPI PANJANG BANGET, CUY. Ada paling tidak 28 LAGU di album ini. Belum lagi edisi deluxe dan remastered-nya yang total lagunya menjadi 92 LAGU dengan durasi sekitar 6 JAM. Memang, The Smashing Pumpkins suka membuat cerita rock opera yang berdurasi lama, bisa jadi itu konsep infinite-nya mereka untuk album ini. Bisa diibaratkan The Smashing Pumpkins membuat novel yang bisa didengarkan melalui diskografi mereka. Sayangnya, album yang panjang begini tidak mudah dinikmati dalam sekali duduk dan dengar saja.
Lagu yang disukai: "Bullet with Butterfly Wings", "Cupid De Locke", "1979", "Beautiful", dan "Farewell and Goodnight"
 
Wish, The Cure (1997)

Aku tidak memiliki banyak masalah dengan album ini. Namun, lagu yang paling dikenal dan disukai dari album ini, "Friday I'm in Love", tampaknya seperti outlier di album ini. Ya, lagu hits dari album ini terasa berbeda sendiri dari lagu-lagu yang lainnya. Entah mengapa Robert Smith dkk. menyengajakan untuk membuat "Friday I'm in Love" yang asyik berbeda dari lagu-lagu lain di album Wish yang bernuansa serius. Yang pasti, "Friday I'm in Love" membuat album ini cukup dikenal luas. Toh, lagu-lagu lainnya di Wish juga enak didengar.
Lagu yang disukai: "From the Edge of the Deep Green Sea", "Wendy Time", dan "Friday I'm in Love"
 
Currents, Tame Impala (2015)

Ini adalah album Tame Impala pertama yang kudengar. Aku akui, aku menyukainya. Rasanya seperti mendengar Pink Floyd, Daft Punk, dan Radiohead dicampur jadi satu. Lagunya di album ini enak-enak. Jika aku kritikus musik resmi, aku akan memuji album ini habis-habisan. Namun, ini tidak terlalu masuk seleraku untuk didengarkan setiap hari. Not really my cup of tea. Yah, kalau sesekali aku yang peminum teh ini minum secangkir kopi, tidak apa-apa, bukan?
Lagu yang disukai: "Nangs", "The Less I Know the Better", dan "New Person, Same Old Mistakes"
 
Little Dark Age, MGMT (2018)

Bisa dibilang, aku underestimate sekaligus overestimate album ini. Lagu pembuka "She Works Out Too Hard" terdengar jenaka, tetapi kurang menarik untuk pendahuluan. Keadaan membaik di lagu tituler di trek kedua, "Little Dark Age". Namun, turun lagi selanjutnya. Jadilah seperti naik-turun keadaannya. πŸ“ˆπŸ“‰πŸ“ˆπŸ“‰πŸ“ˆπŸ“‰
Lagu yang disukai: "Little Dark Age", "Me and Michael", "Days That Got Away"
 
EXPLOSIONS, Three Days Grace (2023)

Album ini tidak seburuk yang dinilai para kritikus. Menurutku, justru album ini ada sisi bagusnya tersendiri. Ya, bagus, tetapi terlalu biasa saja. Album ini mengangkat isu dunia dan mental. Aku sebenarnya suka lagu "Chain of Abuse" yang mengenalkanku pada album ini, tapi monolog pembuka dari lagunya, entahlah, terdengar agak cringy untukku, mungkin lebih baik kalau tidak ada monolognya. Trek-trek pembukaannya menarik, tetapi di beberapa titik, terasa ada downgrade di situ. πŸ“‰
Lagu yang disukai: "Chain of Abuse"
 
It's the End of the World but It's a Beautiful Day, Thirty Seconds to Mars (2023)

30STM sudah mencoba jalur pop sebelumnya. Mungkin ini karena aku bias, tapi aku biarkan saja. Namun, aku merasa album ini seolah mencoba mengopi album sebelumnya, AMERICA, dan itu membuat kesan repetisi, repetisi yang "menurun" pula. Sebenarnya, lagu-lagu di sini enak, dimulai dari trek pertama yang membuka dengan menarik, "Stuck", tetapi ke sananya baru terasa kurang. πŸ“‰ Mungkin ini juga karena 30STM tinggal dua orang, mereka bergantung pada synthesisers. (Aku jadi merindukan Tomo MiličeviΔ‡.)
Lagu yang disukai: "Stuck", "Midnight Prayer", dan "Lost These Days"
 
Oke. Sudah sampai Bagian 3 aku membuat ini. Itu saja.