Senin, 30 Mei 2022

Tentang Penggemar

Pernah enggak terpikir kalau kita punya penggemar rahasia? Siapa? Apakah itu orang yang tak dikenal atau justru teman terdekat kita? Ada berapa? Mengapa mereka bisa menggemari kita? Kok bisa gitu, lho.

Baru-baru ini, aku dibuat penasaran dengan keberadaan penggemar rahasia. Ada orang yang menyukaiku, tetapi mereka tidak mengatakannya secara langsung kepadaku, atau mereka sama sekali tidak mengatakannya. Entah mengapa. Mungkin mereka malu atau takut (apakah aku menyeramkan/mengintimidasi?) atau merasa bahwa hal itu tidak diperlukan atau tidak penting (lah kok?). Kalau begitu, sudah berapa lelaki yang aku buat memendam perasaannya? Mungkin aku yang tidak peka, bodohnya aku. Oke, waktunya kembali belajar agar jadi pintar. Memang agak sulit merasakan menjadi orang lain, tapi setidaknya, aku belajar berempati dan menurutku, memang ada banyak manfaat dari berempati serta pembelajaran tentang empatinya. Aku mampu merasakan apa yang teman-temanku dan orang lain rasakan; dari situ, aku juga mampu belajar.

Aku tahu beberapa kelebihan dan kekuranganku. Bisa jadi, ada beberapa dari itu yang membuat orang lain suka kepadaku. Banyak teori yang bilang, semakin percaya diri seseorang, semakin banyak juga yang akan menyukai orang tersebut. Kepercayaan diri menyangkut rasa nyaman seseorang dengan dirinya sendiri setelah mengetahui potensi-potensi dirinya, kelemahan dan kekuatannya (sambil coba bikin SWOT). Apakah aku nyaman dengan diriku sendiri? Tidak juga. Yah, kadang-kadang. Ada saat di mana aku tidak merasa percaya diri. Namun, aku bersyukur jadi diriku dan mencoba untuk menyukai diriku sendiri. Soalnya, cuma aku dan Tuhan yang tahu apa yang bisa dikembangkan dari diriku. Tapi, tentu aku punya titik buta yang bisa saja dapat dilihat orang lain. Jadi, kalau ada yang mau kalian lakukan dan sampaikan untukku, beri tahu saja! Mungkin itu berkaitan dengan titik butaku. (Kalau tidak bisa langsung, bisa lewat tautan bit.ly/KronikBuatAisy atau Secreto secreto.site/19195298 ini.)

I may sound cocky writing this, but this is just my honest thought. Dan terima kasih sudah membaca sampai sini hhe. Sudah. Itu saja.

Jumat, 13 Mei 2022

Catatan Iseng: 15 Album Lagu Barat untuk Didengar dari Saat Mulai sampai Selesai!

Sepanjang karier mereka, para pemusik pasti pernah membuat album yang mengumpulkan sejumlah lagu rekaman yang bisa didengarkan oleh penikmatnya dalam satu kompilasi. Lagu-lagu dalam satu album bisa dinikmati satu per satu secara terpisah dengan lagu-lagu lainnya. Namun, terkadang, para pemusik membuat album yang lagu-lagunya perlu didengarkan secara keseluruhan dan saling berkesinambungan karena sealbum itu menceritakan sesuatu. Nah, buat kita-kita yang suka binge-listening album, di sini terdapat beberapa rekomendasi (unreliable) album untuk binge-listening dari awal hingga akhir. Oh ya, karena aku pribadi adalah penggemar lagu rok, kebanyakan yang aku rekomendasikan adalah album musik rok dari pemusik barat. Berikut adalah album-albumnya.

  • I-Empire, Angels & Airwaves (2007)

Tom DeLonge, pentolan grup punk Blink-182, memperlihatkan character development-nya di grup sampingannya ini. Kerapian dan fleksibilitasnya bermusik makin terpatri dalam album kedua Angels & Airwaves, I-Empire. Dimulai dari "Call to Arms" yang hauntingly mengajak berpetualang hingga "Heaven" di mana akhirnya kita menemukan tempat yang kita tuju. "Here I am~!" Sebelumnya, beliau di Blink-182 sering bertanya-tanya "Where are you~?". Aku ucapkan selamat menikmati sisi space rock dari Tom DeLonge dengan album ini!

  • The Black Parade, My Chemical Romance (2006)

Kematian seperti sebuah koin dengan dua sisinya. Tentu menyedihkan berpisah dengan dunia dan orang-orang yang kita cintai, tetapi memori dan legasi yang kita buat akan bertahan, terutama jika itu yang membahagiakan. My Chemical Romance membantu kita menelusuri kedua perspektif itu dari kematian. Satu perspektif bisa jadi sangat berbeda dengan perspektif lainnya, tetapi mereka tetap berada di suatu koin yang sama. The Black Parade dapat menjadi bahan perenungan kita dalam kurang lebih 52 menit selama hidup karena kematian merupakan kepastian untuk makhluk yang bernyawa. Nah, meskipun terkesan berat, lagu-lagu di album ini diaransemen secara apik sehingga enak didengarkan tetapi "mendaging". Jadi, sebisa mungkin tetap bertahan hidup, ya, agar tetap bisa menikmati album ini lebih lama selama masih diberi kesempatan. ^_^

  • Viva La Vida or Death and All His Friends, Coldplay (2008)

Masih tentang hidup dan mati, sekarang kita lebih terfokus dalam topik perang (dan kedamaian). Coldplay mengeksplorasi tema universal untuk membuat sesuatu yang sangat artistik. Hasilnya? Viva La Vida ... menjadi karya eksperimental yang sukses besar. Benar saja, lagunya enak-enak dan menjadi hits ketika dijadikan single. Coldplay juga menyimpan "harta karun" dalam album ini, yakni beberapa lagu tersembunyi yang dibuat seamless dalam lagu induknya. Salah satu pasangan lagu yang dibuat seamless dalam album ini adalah "Viva La Vida" dan "Violet Hill", tetapi tidak dijadikan satu lagu. Masih banyak hal lagi yang bisa dieksplorasi dari album Viva La Vida ... ini. Jangan segan-segan mendengarkan lagu ini tanpa terputus. :)))

  • American Idiot, Green Day (2004)

Who wants to be an American idiot? No one! Green Day mengutarakan pandangan mereka mengenai negara mereka, Amerika Serikat, melalui album ketujuh mereka ini. Hampir mirip seperti Viva La Vida ... sebenarnya, ada beberapa pasang lagu dalam American Idiot yang dibuat seamless (bisa dijadikan satu lagu atau dua lagu yang berbeda), di antaranya yaitu "Holiday" dan "Boulevard of Broken Dreams", "Are We the Waiting" dan "St. Jimmy", "Give Me Novacaine" dan "She's a Rebel", serta "Extraordinary Girl" dan "Letterbomb". Sebelumnya, Green Day sudah pernah menyambung antarlagu juga.) Karena album ini memiliki progres cerita yang apik dan epic, American Idiot diadaptasi menjadi pertunjukan Broadway (apakah akan menjadi film juga?).

  • Overexposed, Maroon 5 (2012)

Jatuh cinta membuat kita menjadi rentan—vulnerable—sehingga membuat kita merasa overexposed. Apakah salah? Belum tentu. Orang yang tepat yang benar-benar menyayangi kita akan ingin mengenal kita lebih dalam. Sometimes, it's okay to wear your heart on your sleeves, as long as we'll learn some lessons. Kemungkinan untuk tersakiti memang ada, tetapi yang terpenting adalah kemauan untuk bangkit (sehingga belajar untuk tidak tersakiti lagi, hehehe). Kemudian, Maroon 5 mengajarkan bahwa, baik ketika kita mendapatkan apa/siapa yang kita inginkan maupun jika kita tidak mendapatkannya, kita harus ikhlas merelakan bila hal itu terambil atau pergi dari kita. Oh, aku yakin banyak sekali orang yang mengetahui Maroon 5, jadi aku yakin juga seberapa easy listening album pop ini untuk didengarkan secara penuh.
 
***

5 di atas tadi adalah Top 5-ku yang kuulas (tanpa urutan ordinal, hanya daftar). Sekarang, akan aku tambahkan 10 lagi dengan deskripsi singkat.
  • 21st Century Breakdown, Green Day (2009)

Sering disebut sebagai sekuel American Idiot karena kemiripan tema. (Lebih bagus atau tidaknya bergantung pendapat subjektif masing-masing individu.)

  • Black Holes and Revelations, Muse (2006)
Pada Black Holes and Revelations, Muse membuat space rock mudah diterima oleh banyak orang. Salah satu lagu paling dikenal dari album ini adalah Starlight. Album ini worth to listen, terutama jika kalian menyukai ilmu pengetahuan, seni, dan isu-isu hangat secara bersamaan.
  • Dark Before Dawn, Breaking Benjamin (2015)
Breaking Benjamin adalah grup musik hard rock yang sering mengangkat tema-tema soft. Dark Before Dawn menggambarkan harapan dan cinta dari menit 0 sampai menit 42—43.
  • Drones, Muse (2015)
Drones bercerita tentang perang drone dan seseorang yang menjadi tentara dalam perang tersebut.
  • Everyday Robots, Damon Albarn (2014)
Everyday Robots adalah album solo kedua Damon Albarn, vokalis Blur. Aku cukup menyukai unsur eksperimental dalam album ini, seperti lo-fi.
  • Human, Three Days Grace (2015)
Jika penggemar berat Three Days Grace ingin memberi kesempatan kepada Matt Walst, vokalis baru Three Days Grace setelah keluarnya Adam Gontier, mereka harus mendengar album ini dari awal sampai akhir.
  • Lifeforms, Angels & Airwaves (2021)
Di tengah pergulatannya, Tom DeLonge berusaha memasukkan unsur punk yang menaikkan namanya ke usaha mainstream alternatifnya. Well, tidak sia-sia karena masih terdengar rapi dan fleksibel.
  • OK Computer, Radiohead (1997)
Album yang sangat maju di masanya, berkisah tentang drawbacks dari teknologi (tidakkah kita merasakannya sekarang?).
  • Three Cheers for Sweet Revenge, My Chemical Romance (2004)
Pesan moral: 1) Sayangilah ibumu dan ibunya ibumu. 2) Dilarang membunuh orang di luar saat perang.
  • We Sing. We Dance. We Steal Things., Jason Mraz (2008)
Menurutku, Jason Mraz memang piawai dalam membuat lagu-lagu calming and reassuring. We Sing. We Dance. We Steal Things. adalah buktinya. Album ini juga album tersukses Jason Mraz.

***

Omong-omong, di awal, kupikir aku bilang kalau rekomendasi ini unreliable karena aku bukan ahli dalam mengulas sesuatu, aku sangat subjektif. Akan tetapi, bagaimana menurut kalian? Apakah kalian tertarik mendengarkan album-album di atas tadi? Jika kalian punya album kesayangan kalian yang kalian suka dengarkan dari awal hingga akhir, boleh saja berbagi.

Aku berharap membuat follow up catatan ini, jadi belum cukup sampai di sini saja.