Catatan:
- Sebenarnya, SMA yang menjadi sekolah kepahlawanan di dunia dalam "My Hero Academia" tidak hanya SMA Yūei saja. Namun, di sini, hanya SMA Yūei yang disorot karena merupakan SMA tempat tokoh-tokoh utama bersekolah yang menjadi latar tempat cerita secara keseluruhan. Penjelasan mengenai SMA Yūei dijadikan acuan penggambaran sekolah kepahlawanan lainnya (asumsi peraturan sekolah lain yang berbeda dengan SMA Yūei tidak berpengaruh pada deskripsi sekolah kepahlawanan dalam "My Hero Academia").
- Tulisan ini lebih didasarkan pada pandangan subjektif saya dengan data-data yang tidak banyak. Jadi, jika ada yang mau meluruskan, boleh bilang ke saya.
- Hati-hati spoilers!
SMA Yūei = SMK Kepahlawanan (?)
Mungkin saja lulusan SMA Yūei pun tetap bisa melanjutkan ke perguruan tinggi layaknya lulusan SMK di dunia nyata yang mau berkuliah juga. Mungkin setelah mereka lulus perguruan tinggi, mereka bisa benar-benar berkarier sebagai pahlawan super. Atau saat mereka kuliah, mereka bekerja sambilan sebagai pahlawan super. Menjadi pahlawan super tetap butuh intelektualitas juga, bukan?
Siswa-siswi SMA Yūei
Tiap tingkatan di SMA Yūei terbagi ke 11 kelas, yakni dari A s.d. K. Kelas A dan B adalah kelas Departemen Pahlawan. Departemen Pahlawan memfokuskan penggunaan quirk secara optimal yang dimiliki siswa-siswinya untuk menolong banyak orang di tempat umum. Kelas C—E adalah kelas Departemen Pendidikan Umum, khusus untuk siswa-siswi yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi atau semacamnya seperti di SMA pada umumnya. Kelas F—H adalah kelas Departemen Pendukung yang siswa-siswinya belajar untuk membuat peralatan pendukung atau kostum para pahlawan super. (Departemen yang ini terasa sekali SMK-nya.) Kelas I—K adalah kelas Departemen Manajemen yang siswa-siswinya belajar mengurusi segala aspek dalam bisnis kepahlawanan, seperti membangun dan mengelola agensi pahlawan serta membuat usaha kepahlawanan sendiri (anggap saja seperti Sekolah Bisnis dan Manajemen untuk hal-hal berkaitan dengan kepahlawanan).Perlu diingat, di dunia yang sebagian besar orang-orangnya memiliki quirk, anggaplah seluruh siswa yang ada di SMA Yūei memiliki quirk. Kelas A dan B adalah kelas yang memungkinkan siswa-siswinya memanfaatkan quirk masing-masing untuk menjadi pahlawan super. Kadang-kadang, karena quirk-nya terlalu kuat, orang-orang di kelas A dan B terlihat overpowered bagi kelas lainnya. Hal tersebut menimbulkan rasa iri dari kelas lainnya karena kelas A dan B tampaknya mendapatkan lebih banyak perhatian dari guru-guru dan massa, terutama dari siswa-siswi kelas C—E yang dinilai "kurang" untuk memasuki kelas A atau B. Akan tetapi, hal tersebut ditanggulangi dengan ketentuan siswa/siswi yang menunjukkan peningkatan dalam pembelajarannya atau meminta rekomendasi akan dipindahkan ke Departemen Pahlawan (atau mungkin departemen lainnya yang diinginkan, barangkali?). Yah, tidak semua orang yang punya quirk mau menjadi pahlawan super profesional, sih ....
Guru-guru SMA Yūei
Guru-guru di SMA Yūei diketahui ada yang merupakan pahlawan super profesional. Sebut saja Present Mic, alias Pak Hizashi Yamada, yang menjadi guru Bahasa Inggris di SMA Yūei atau Ectoplasm, seorang pro hero yang mengajar Matematika. Setahu saya, tidak masalah jika seorang guru memiliki pekerjaan lain, kalau di sini berarti pekerjaan sebagai pahlawan super. Nah, di sinilah seorang guru SMA Yūei harus bisa mengatur pekerjaan-pekerjaannya, baik pekerjaan sebagai guru maupun pekerjaan sebagai pahlawan super.Bagaimana guru-guru SMA Yūei direkrut? Saya coba membayangkan seseorang melamar pekerjaan menjadi guru di SMA Yūei. Kira-kira, akan seperti apa tes penerimaan dan wawancaranya?
Mari kita bayangkan Present Mic melamar menjadi guru SMA Yūei dan sedang melalui proses wawancara.
Pewawancara : "Jadi, siapa nama Anda?"
Pelamar : "Nama saya Hizashi Yamada."
Pewawancara : "Oh, Anda juga seorang pro hero bernama Present Mic. Betul begitu?"
Pelamar : "Betul."
Pewawancara : "Anda juga seorang alumni dari SMA Yūei ini, ya?"
Pelamar : "Iya, benar."
Pewawancara : "Kalau begitu, apa yang membuat Anda kembali ke SMA Yūei ini?"
Pelamar : "Tentu saja saya mau mengajar generasi pahlawan selanjutnya!" (Present Mic berkata dengan penuh semangat.)
Pewawancara : "Bukankah Anda seorang pro hero? Apakah menjadi pro hero tidak menghalangi Anda untuk mengajar siswa-siswa di sekolah?"
Pelamar : (Dengan penuh semangat lagi tetapi tetap serius) "Saya yakin menjadi pro hero tidak menghalangi saya mengajar siswa-siswa di sini. Menjadi pahlawan berarti harus mau menyelamatkan orang lain dari bahaya macam apapun. Saya ingin menjadi guru di sini juga untuk menyelamatkan anak-anak muda dari bahaya kebodohan. Lagipula, jika benar-benar ada bahaya fisik menyerang sekolah ini, saya harus siap untuk melindungi banyak orang di sekolah."
Pewawancara : "Apakah Anda bekerja di sebuah agensi atau memiliki agensi pahlawan sendiri?"
Pelamar : "Tidak, tetapi pekerjaan saya yang lainnya adalah menjadi penyiar radio di acara "Put Your Hands Up Radio". Oh, kadang-kadang saya diundang menjadi DJ di sebuah acara."
Pewawancara : "Bagaimana Anda akan membagi waktu antara menjadi pro hero, pengajar, penyiar radio, dan DJ?"
Pelamar : "Sehari-hari, saya akan menjadi pengajar di SMA Yūei sekaligus melindungi siswa-siswa dan orang-orang dalam sekolah ini sebagai pro hero. Kalaupun saya menemui masalah urgen di luar sekolah yang membuat saya harus terjun langsung lalu sedikit menghambat waktu saya untuk mengajar, saya akan segera menghubungi bagian personalia atau Pak Nedzu. Saya menjadi penyiar radio hanya pada hari Jumat malam. Untuk pekerjaan menjadi DJ, itu berdasarkan permintaan klien dan itu harus dicocok-cocokkan dengan agenda-agenda saya."
Pewawancara : "Nah, menurut Anda sendiri, apa spesialisasi bidang Anda? Anda ahli di bidang mana saja?"
Pelama : "Saya bisa berbahasa asing, seperti bahasa Inggris. Oh, saya juga bisa bernyanyi dengan sangat bagus."
Pewawancara : "Kalau begitu, apa kelemahan Anda?"
Pelamar : "Saya takut dengan serangga. Maka dari itu, saya harus selalu sedia semprotan antiserangga. Saya juga agak sulit berbicara pelan dan saya sering berteriak sangat keras, seperti ini: YIIIIIIIHAAAAA!"
(Kertas-kertas di meja pewawancara berterbangan. Rambut sang pewawancara menjadi berdiri tegak karena suara keras Present Mic yang begitu kencang.)
Pewawancara : "Ah, ya, memang seperti yang diharapkan dari seorang Voice Hero: Present Mic. Sudah cukup yang saya tanyakan hari ini. Wawancara telah selesai. Silakan pergi dari ruangan ini. Mohon tunggu hasilnya selama seminggu."
Pelamar : "Yosh! Terima kasih banyak." (Present Mic berkata sambil berdiri lalu membungkuk. Setelah mengucapkan terima kasih, Present Mic keluar ruangan wawancara.)
Pewawancara : (Geleng-geleng kepala sebentar lalu membereskan barang-barangnya yang terjatuh.)
(Jangan dianggap serius karena belum tentu akurat juga. Toh, Present Mic akhirnya menjadi guru di SMA Yūei.)
Kegiatan Belajar-Mengajar SMA Yūei
Terlihat pada beberapa bab di manga-nya dan beberapa episode di anime-nya, para siswa SMA Yūei juga mempelajari mata pelajaran yang biasa ada di dunia nyata, yaitu Bahasa Inggris, Matematika, Sains, Musik, dan sebagainya. Khusus untuk kelas A dan B, siswa-siswa diajarkan mata pelajaran kepahlawanan, seperti simulasi bertarung secara langsung, cara menyelamatkan dan evakuasi korban, serta etika-etika pahlawan. Bahkan, ada program summer camp untuk para siswa kelas A dan B di mana mereka bisa mengembangkan kemampuan quirk mereka dengan berlatih terus-menerus selama itu.Setelah belajar, tentunya ada ujian untuk mengukur pemahaman para siswa terhadap materi-materi yang telah diajarkan. Untuk mata pelajaran biasa, ujiannya pun seperti ujian-ujian sekolah seperti biasanya. Untuk mata pelajaran kepahlawanan bagi kelas A dan B, akan ada ujian tertulis dan ujian praktiknya. Siswa-siswa kelas A dan B yang tidak lulus banyak mata pelajaran biasa dan mata pelajaran kepahlawanan harus mengikuti pelajaran tambahan selama summer camp dan remedi. Mereka menjadi terhambat untuk menikmati acara seru-seruan saat summer camp.
Untuk pembelajaran di luar sekolah, terdapat program magang dari SMA Yūei. Siswa SMA Yūei diberi kesempatan magang sebanyak dua macam program magang, yaitu program hero agency internships dan program hero work-studies. Ada perbedaan dari kedua program magang tersebut.
Hero Agency Internships |
Hero Work-Studies |
Berlangsung selama seminggu. |
Berlangsung lebih lama, sekitar sebulan. |
Pro heroes dapat “mengundang” atau menawarkan siswa SMA Yūei untuk magang di agensinya. Siswa SMA Yūei yang tidak mendapat tawaran masih bisa mengikuti magang di agensi-agensi yang menyetujui untuk memberikan kesempatan magang di agensi yang ditawarkan pihak SMA Yūei. Para siswa harus memilih agensi yang tersedia untuk mereka. |
Siswa SMA Yūei harus mencari agensi pahlawannya sendiri dan mengajukan lamaran magangnya sendiri tanpa bantuan pihak SMA Yūei dan pro heroes, tetapi tetap perlu diketahui oleh pihak SMA Yūei. (Para guru boleh memberikan rekomendasi agensi, tetapi prosedur lamaran magang tetap dilakukan siswa sendiri.) |
Siswa diperlakukan sebagai tamu serta hanya perlu mempelajari kegiatan pro heroes dan pengetahuan kepahlawanan dari pro heroes tersebut dengan mengobservasi (tetap boleh melakukan sedikit praktik di lapangan). |
Siswa dapat dianggap sidekick-nya pahlawan super profesional yang bersangkutan atau benar-benar seorang pro hero serta dapat berkontribusi langsung dan terjun ke lapangan. |
Dilaksanakan dalam waktu yang telah ditentukan oleh pihak SMA Yūei. |
Waktu untuk melaksanakannya bebas, boleh di masa liburan atau bahkan boleh di masa pembelajaran sekolah. |
Pro heroes biasanya mengundang siswa kelas 2 SMA dan 3 SMA, tetapi tidak sedikit juga yang mengundang siswa kelas 1 SMA. Maka dari itu, siswa kelas 1 SMA boleh mengikuti program ini. |
Siswa kelas 1 SMA tidak diharuskan mengikuti program ini karena masih banyaknya pembelajaran yang perlu dilakukan dalam sekolah. Namun, mengingat krisis dan banyaknya penjahat yang bermunculan, siswa kelas 1 SMA diperbolehkan dan disarankan mengikuti program ini. |
Bobot lebih ringan. |
Bobot lebih berat. |
Diibaratkan seperti kuliah lapangan (besar). |
Diibaratkan seperti PKL (program kerja lapangan) atau KP (kerja praktik). |
Sejauh ini, Izuku dan kawan-kawan kelas 1 SMA-nya sudah menjalani tiga kali magang, sekali hero agency internships, dua kali hero work-studies. Hero work-studies yang kedua kalinya adalah permintaan para pihak berwenang untuk mempersiapkan para siswa menghadapi pertarungan besar dengan para penjahat ke depannya. Semakin sering mengikuti program magang di agensi pahlawan, semakin banyak pengalaman bekerja di lapangan sebagai pahlawan super profesional.
Acara Sekolah SMA Yūei
SMA Yūei memperbolehkan acara pariwisata atau fieldtrip untuk para siswanya. Tujuan dari acara pariwisata ini adalah untuk acara liburan bersama sekelas dengan mata-mata acara yang telah diatur. Akan tetapi, tentu saja sekolah perlu menyediakan liburan yang tetap edukatif. Sebagai contoh, siswa-siswi kelas 1-A pergi ke Pulau Nabu untuk mengikuti program kepahlawanan sekaligus berwisata. Di Pulau Nabu, siswa-siswi kelas 1-A harus mengurus pulau tersebut dan diri mereka masing-masing tanpa keberadaan guru. Mungkin ini yang disebut dengan KKN (kuliah kerja nyata) sambil memanfaatkan kesempatan wisata di pulau yang indah.Sekolah-sekolah di Jepang biasanya menggelar acara festival seni yang terbuka untuk umum. SMA Yūei juga begitu. Di acara festival seni SMA tersebut, para pengunjung bisa menikmati pameran atau wahana yang disediakan tiap kelas atau tiap klub di sekolahnya. Selain itu, ada juga acara-acara pentas panggung seperti live music, pertunjukan drama, atau kontes kecantikan (beauty pageant layaknya "Miss UA" atau "Queen of the School"). Ya, semacam pensi sekolah.
Satu lagi acara penting yang diadakan SMA Yūei adalah acara festival olahraga (sports festival), semacam acara porseni, mereka yang sangat spesial. Acara porseni mereka bahkan diliput dan disiarkan di televisi-televisi. Hal tersebutlah yang menjadikan SMA Yūei begitu terkenal. Acara porseni SMA Yūei diikuti oleh semua siswa SMA Yūei. Dari acara porseni tersebut, masyarakat dan pro heroes dapat mengetahui potensi kekuatan para siswa SMA Yūei.
Sarana dan Prasarana SMA Yūei
Siswa-siswi, guru-guru, dan staf-staf SMA Yūei memiliki kartu identitas penandanya masing-masing. Kartu identitas penanda tersebut dapat terdeteksi oleh alat pendeteksi yang ada di gerbang dan pembatas luar sekolah. Sepertinya, tiap orang yang mau masuk ke dalam SMA Yūei harus membawa kartu tersebut agar bisa di-scan sehingga dapat memasuki SMA Yūei. Orang yang tidak memiliki kartu identitas penanda tersebut tidak bisa masuk ke dalam gedung kampus SMA Yūei tanpa izin (kecuali bila disabotase). Maka dari itu, keamanan SMA Yūei cukup terjamin. Alasannya adalah untuk menghindarkan orang-orang dalam SMA Yūei dari paparazzi yang "mengorek" informasi pribadi pro heroes yang sedang mengajar dan dari penjahat-penjahat yang dapat mengganggu ketenangan kegiatan belajar-mengajar di SMA Yūei dan membahayakan keselamatan.Kantin (kafetaria) di SMA Yūei memiliki sistem kantin yang bagus menurut saya. Pro hero Lunch Rush adalah koki di kantin SMA Yūei. Lunch Rush menyediakan katering untuk para siswa SMA Yūei dan para siswa bisa memesan makanan apa yang mereka mau makan kepada Lunch Rush. Banyak siswa yang bilang kalau masakan buatan Lunch Rush sangat lezat dan tidak membosankan karena banyaknya variasi masakan yang dapat Lunch Rush buat. Lunch Rush juga mampu membuat masakan yang banyak dalam waktu yang singkat. Tentu saja akan lebih baik kalau Lunch Rush memasak makanan sehat dengan gizi seimbang untuk para siswa. Dari kelihatannya, kantin SMA Yūei adalah kantin yang cukup bersih karena Lunch Rush menerapkan sanitasi dan higienitas saat memasak makanan. Staf-staf dan para siswanya juga tampaknya disiplin dalam menjaga kebersihan tempat makan mereka di SMA Yūei.
Satu lagi hal yang menjadikan SMA Yūei sekolah kepahlawanan yang berkelas adalah UKS-nya (unit kesehatan sekolah). UKS SMA Yūei dipimpin oleh pro hero Recovery Girl yang memiliki quirk mempercepat penyembuhan orang yang sakit atau terluka dengan menciumnya (hhe :3). Recovery Girl memiliki quirk dan pengetahuan medis yang sangat cocok untuk dimanfaatkan jika terdapat siswa yang cedera saat berlatih mengembangkan kemampuan quirk mereka. Adanya UKS yang mumpuni di SMA Yūei ini membuat SMA Yūei berani membuat program-program pelajaran yang ampuh untuk melatih siswa-siswinya menjadi pro heroes di masa depan sekalipun terlihat keras.
Asrama SMA Yūei
***
Nah, begitulah pembahasan saya mengenai sekolah kepahlawanan dalam "My Hero Academia". Jadi, SMA Yūei di "My Hero Academia" itu seperti SMK di dunia nyata. SMK klaster I bahkan! Cukup menarik, bukan? Kalau kalian punya quirk, maukah kalian bersekolah di SMA Yūei atau sekolah kepahlawanan lainnya dan menjadi pahlawan super?
Sudah. Itu saja.
Bacaan lanjut:
- Hero Agency Internships https://bokunoheroacademia.fandom.com/wiki/Hero_Agency_Internships
- Hero Work-Studies https://bokunoheroacademia.fandom.com/wiki/Hero_Work-Studies
- UA High School https://bokunoheroacademia.fandom.com/wiki/U.A._High_School
Tidak ada komentar:
Posting Komentar