Unsur besi (Fe) merupakan salah satu jenis unsur logam yang umum ditemukan. Kita tahu besi sering dimanfaatkan menjadi banyak hal, seperti perkakas, alat elektronik, struktur bangunan, dan lainnya. Tahukah kalian kalau besi juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia?
Gejala dan Dampak Anemia
Penyebab Anemia dan Zat Besi sebagai Solusi atas Anemia
Propaganda Asupan Zat Besi di Masyarakat
Bonus: Resep-resep Praktis
- 30 g kacang merah (red kidney beans), rendam semalaman
- 30 g kacang hitam (black turtle beans), rendam semalaman
- 30 g kacang pinto, rendam semalaman
- 30 g kacang putih (cannellini beans atau navy beans), rendam semalaman
- 30 g kacang polong hijau (ercis), rendam semalaman
- 30 g kacang lima/kratok, rendam semalaman
- 700 ml air
- Kaldu bubuk sesuai pilihan (perhatikan cara pemakaian)
- Garam secukupnya
- Merica bubuk secukupnya
- Bubuk bawang putih secukupnya
Cara membuat:
- Masak kacang-kacangan yang telah direndam dengan pemasak lambat (slow cooker atau crock-pot).
- Panaskan air dalam panci dengan api kecil-sedang. Masukkan kaldu bubuk, garam, merica, dan bubuk bawang putih sambil diaduk hingga rasanya sesuai.
- Masukkan kacang-kacangan. Tutup panci dan rebus seluruh kacang hingga matang. Tambahkan kembali bumbu-bumbu jika diperlukan hingga rasanya sesuai.
- Matikan api kompor. Sajikan hangat-hangat di mangkuk.
Catatan:
- Jika tidak menemukan seluruh jenis kacang untuk bahan, gunakanlah beberapa jenis kacang yang ada asalkan jumlahnya sesuai. (Di foto, penulis menggunakan kacang merah adzuki [red mung bean] sebagai pengganti kacang lima dan menggunakan kelima kacang lain yang tertera pada daftar bahan.)
- Jika menggunakan kacang kalengan atau kacang beku, kacang tidak harus direndam semalaman.
Kacang lima/kratok |
11,98 mg[11] |
Kacang putih |
10,44 mg[12] |
Kacang merah |
9,35 mg[12] |
Kacang hitam |
5,18—5,64 mg[13] |
Kacang pinto |
5 mg[14] |
Kacang kedelai edamame |
2,7 mg[15] |
Kacang polong hijau |
2,19—5,84 mg[16] |
Kacang merah adzuki |
1,44 mg[17] |
- 200 g kentang ukuran sedang (tidak perlu dikupas kulitnya), potong-potong panjang lalu rendam dalam air
- 1 filet ikan nila (tilapia)
- Minyak goreng secukupnya
- 40 g tepung terigu serbaguna
- 15 g tepung maizena
- Bubuk cabai secukupnya
- Bubuk paprika secukupnya
- Merica bubuk secukupnya
- Garam secukupnya
- ¹/₄ sdt bubuk bawang putih
- ¹/₄ sdt baking soda
- Air soda secukupnya
- 7 g daun peterseli atau adas sowa (dill), cacah
- 3 sdm mayones
- 1 sdm kecap inggris atau saus tiram
- 1 acar timun, potong kecil-kecil, dan air acarnya (opsional karena penulis pribadi tidak suka timun)
- Setengah bawang bombai, potong cacah (opsional)
- Lemon secukupnya
Cara membuat:
- Untuk membuat saus tartar, campurkan mayones, kecap inggris atau saus tiram, air acar, acar timun, bawang bombai, daun peterseli atau adas sowa, merica, dan garam hingga tercampur merata.
- Keringkan kentang yang telah diambil dari air. Goreng kentang yang telah dipotong-potong dalam minyak panas (sekitar 150°C) selama 15 menit. Angkat dan sisihkan.
- Setelah minyak pada kentang dari penggorengan pertama sudah berkurang, goreng kembali kentang goreng dalam minyak panas hingga kentang tampak menciut dan kering.
- Campurkan tepung terigu, tepung maizena, bubuk cabai, bubuk paprika, merica, garam, bubuk bawang putih, dan baking soda di dalam mangkuk. Masukkan filet ikan nila ke dalam campuran tepung dan tepuk-tepuk ikan untuk mengurangi tepung berlebih saat mengeluarkan dari campuran tepung. Masukkan air soda ke campuran tepung hingga mencapai kekentalan slurry (tidak terlalu encer). Masukkan kembali filet ikan nila ke dalam campuran tepung yang telah ditambahkan air soda.
- Secara perlahan, masukkan ikan nila yang telah dibalur ke dalam wajan berisi minyak panas dan goreng hingga terlihat keemasan. Angkat dan tiriskan.
- Tata kentang dan ikan di piring. Sajikan hangat-hangat di piring dengan saus tartar dan lemon.
Catatan:
- Air acar dapat diganti cuka biasa.
Keterangan kandungan zat besi (per 100 g)
Ikan nila (tilapia) |
Rata-rata 1,8 mg[18] |
Kentang panggang (dengan kulit) |
1,08 mg[19] |
- 1 wortel ukuran besar, potong-potong
- 2 jagung muda
- 1 brokoli ukuran sedang, ambil kuntumnya dan potong-potong
- 1 kembang kol putih ukuran sedang, ambil kuntumnya dan potong-potong
- ¹/₄ kepala kubis, cabut daunnya
- Setengah kepala sawi putih, cabut daunnya
- 1 bonggol sawi hijau, potong-potong
- 1 tomat ukuran sedang, potong-potong
- 20 g jamur kuping, potong-potong
- 20 g jamur tiram, potong-potong
- Setengah bawang bombai, potong cacah
- 2 siung bawang putih, lumatkan dan cincang
- 2 butir bawang merah, potong cincang
- 2 cabai gendot, potong-potong (opsional, untuk penambah rasa dan kehangatan)
- 4 bakso sapi, potong-potong
- 15 g daging ayam suwir
- 15 g hati dan ampela ayam, potong-potong
- Gula pasir putih secukupnya
- Garam secukupnya
- Merica bubuk secukupnya
- Lada putih bubuk secukupnya
- Bubuk bawang putih secukupnya
- Saus tiram secukupnya
- Kaldu bubuk sesuai pilihan (perhatikan cara pemakaian)
- 2—3 sdm tepung maizena
- Air secukupnya (yang terpakai di sini sekitar 500 ml)
- Minyak goreng secukupnya
Cara membuat:
- Larutkan tepung maizena dalam air.
- Tumis bawang putih, bawang merah, bawang bombai, garam, merica, dan lada dalam wajan hingga wangi. Masukkan bakso, daging ayam suwir, hati dan ampela ayam dan masak hingga setengah matang.
- Masukkan wortel dan tambahkan air, gula pasir, kaldu bubuk, dan saus tiram. Masak sampai wortel mudah ditusuk garpu.
- Masukkan brokoli, kembang kol, kubis, sawi putih, sawi hijau, jagung muda, seluruh jamur dan tomat. Tambahkan sedikit air lagi hingga seluruh sayuran terendam sebagian. Aduk semuanya hingga merata. Tambahkan lagi bumbu-bumbu yang diperlukan hingga rasanya sesuai. Tutup wajan selama 5—10 menit hingga sayuran mulai layu.
- Buka tutup wajan dan masukkan larutan tepung maizena. Aduk hingga tampak mengental. Tambahkan lagi bumbu-bumbu hingga rasanya sesuai jika diperlukan.
- Matikan api kompor. Sajikan hangat-hangat di piring.
Catatan:
- Variasikan sayuran dengan mengurangi atau menambah bahan sayuran yang lazim digunakan dalam capcai, seperti kapri, buncis, jamur jenis lainnya, dan jagung pipilan.
- Variasikan juga dengan daging sapi, tahu, tofu, sosis, bakso ayam, bakso ikan, udang, cumi-cumi, dan telur.
Keterangan kandungan zat besi (per 100 g)
Sawi putih |
29,99 mg[20] |
Sawi hijau |
28,56 mg[20] |
Hati ayam |
8, 99 mg[2] |
Brokoli |
2,185 mg[21] |
Kembang kol putih |
2,83 mg[22] |
Kubis |
0,931 mg[23] |
Daging ayam |
1,03 mg[2] |
Jamur |
0,5 mg[2] |
Tomat |
0,5 mg[24] |
Wortel |
0,3 mg[2] |
- 4 apel ukuran sedang (pilih yang teksturnya tidak begitu keras), kupas (opsional) dan potong-potong dadu
- 30 ml air perasan lemon atau asam sitrat
- 1—2 sdt garam
- Air secukupnya
Bahan kue:
- 4 telur ayam ukuran sedang
- 240 g saus apel
- 100 g gula pasir putih
- 1 sdt ekstrak atau perisa vanila
- 84 g tepung terigu serbaguna
- 80 g tepung gandum utuh
- 2 sdt baking powder
- 1—2 sdt bubuk kayu manis
- 4—6 pisang ukuran sedang, potong bagi empat (memanjang lalu melintang)
- 40 g kacang tanah/pecan/mede/almon/kenari/hazel/makadamia/pistacio (boleh menggunakan kombinasi dari banyak kacang), potong kecil-kecil atau cincang dengan blender
Bahan saus gula cair:
- 50 g gula pasir coklat atau gula aren
- 50 ml sirup jagung
- Minimal 20 ml air (untuk mengatur kekentalan)
Cara membuat:
- Untuk membuat saus apel, masukkan apel yang telah dipotong-potong ke dalam panci. Isi panci dengan air hingga seperempat panci atau potongan apel terendam sebagian. Masukkan air perasan lemon dan garam. Nyalakan kompor ke api besar lalu panaskan apel dalam panci. Jika cairan mulai mendidih, kecilkan api ke api sedang dan tutup panci. Aduk sesekali hingga apel mulai dirasa melunak. Setelah itu, matikan kompor lalu haluskan apel dengan blender atau alat penghancur lainnya. Biarkan dingin hingga saatnya digunakan.
- Kocok dan campurkan telur, gula pasir putih, saus apel, dan ekstrak vanila di dalam mangkuk.
- Ayak dan masukkan tepung terigu, tepung gandum, bubuk kayu manis, dan baking powder ke dalam mangkuk. Aduk dengan menggunakan pengocok atau mikser hingga seluruh tepung tercampur merata.
- Susun dan tata pisang yang telah dipotong dalam loyang ukuran 9 × 9 inci atau diameter 20—30 cm yang telah diolesi mentega/margarin/minyak hingga ke seluruh dinding di bagian dalamnya dan dilapisi baking paper di bagian alasnya, sisi potongan menghadap bawah. Taburi dengan potongan kacang, usahakan agar bagian sela-sela antara pisang dipenuhi. Masukkan adonan ke loyang.
- Panggang selama 25 menit dalam oven yang telah dipanaskan sebelumnya pada suhu 180°C (sampai lulus tes tusuk gigi). Setelah selesai dipanggang, tunggu sampai suhu oven menurun sebelum dikeluarkan dari oven.
- Keluarkan loyang dan biarkan dingin di atas cooling rack.
- Keluarkan kue dari loyang dengan menggunakan pisau tumpul untuk memisahkan sisi kue dari loyang lalu balikkan loyang hingga kue terlepas dan terlihat sisi pisangnya setelah melepas baking paper.
- Campurkan gula pasir coklat, sirup jagung, dan air di di dalam panci. Nyalakan kompor lalu panaskan dengan api sedang. Tunggu hingga panas mendidih dan seluruh gula larut. Aduk hingga mulai mengental lalu matikan kompor.
- Selagi masih panas, siram dan ratakan gula cair di atas kue. Potong kue dan sajikan.
Catatan:
- Ekstrak atau perisa vanila bisa diganti dengan ekstrak atau perisa pandan dengan takaran yang sama agar kuenya tetap wangi. Konsekuensinya, kuenya menjadi berwarna hijau. Jika ingin menggunakan ekstrak lainnya, coba ekstrak almon.
Kacang tanah |
14,68 mg[25] |
Kacang mede |
5,7 mg[26] |
Gandum |
5,37 mg[12] |
Kacang hazel |
4,7 mg[27] |
Kacang pistacio |
3,9 mg[28] |
Kacang almon |
3,72 mg[29] |
Kacang makadamia |
3,69 mg[30] |
Kacang kenari |
2,91 mg[31] |
Kacang pecan |
2,57 mg[32] |
Pisang |
0,4 mg[33] |
- 500 ml air (bisa diganti dengan air kelapa, santan, atau susu almon)
- 70 g daun bayam
- 140 g alpukat atau pisang (boleh menggunakan keduanya)
- 70 g apel
- 2 sdm biji chia
- 50—70 ml air perasan lemon atau nipis
- 5—6 sdm madu atau gula stevia secukupnya
- Es batu secukupnya
Cara membuat:
- Masukkan seluruh bahan ke dalam blender. Campurkan dengan kecepatan sedang hingga lumat seluruhya.
- Sajikan smoothies di dalam gelas.
Catatan:
- Resep ini menghasilkan sekitar 2 gelas smoothies.
- Lebihkan jumlah biji chia jika suka atau hilangkan jika tidak suka.
Keterangan kandungan zat besi (per 100 g)
Biji chia |
6,3—7,72 mg[34] |
Bayam |
2,95 mg[35] |
Alpukat |
0,4—0,6 mg[36] |
Apel |
0,2 mg[37] |
[12] Saini, R. K., Nile, S. H., & Keum, Y. S. (2016). Food science and technology for management of iron deficiency in humans: A review. Trends in Food Science & Technology, 53, 13—22.
[13] [OECD]. Organisation for Economic Co-operation and Development. (2019). Safety Assessment of Foods and Feeds Derived from Transgenic Crops, Volume 3: Common bean, Rice, Cowpea and Apple Compositional Considerations. Paris: OECD Publishing.
[14] Câmara, C. R., Urrea, C. A., & Schlegel, V. (2013). Pinto beans (Phaseolus vulgaris L.) as a functional food: implications on human health. Agriculture, 3(1), 90—111.
[15] Djanta, M. K. A., Agoyi, E. E., Agbahoungba, S., Quenum, F. J. B., Chadare, F. J., Assogbadjo, A. E., Agbangla, C., & Sinsin, B. (2020). Vegetable soybean, edamame: Research, production, utilization and analysis of its adoption in Sub-Saharan Africa. Journal of Horticulture and Forestry, 12(1), 1—12.
[16] Harmankaya, M., Özcan, M. M., Karadaş, S., & Ceyhan, E. (2010). Protein and mineral contents of pea (Pisum sativum L.) genotypes grown in Central Anatolian region of Turkey. South Western Journal of Horticulture, Biology and Environment, 1(2), 159—165.
[17] Gohara, A. K., Souza, A. H. P. D., Gomes, S. T. M., Souza, N. E. D., Visentainer, J. V., & Matsushita, M. (2016). Nutritional and bioactive compounds of adzuki beans cultivars using chemometric approach. Ciência e Agrotecnologia, 40(1), 104—113.
[19] Camire, M. E., Kubow, S., & Donnelly, D. J. (2009). Potatoes and human health. Critical reviews in food science and nutrition, 49(10), 823—840.
[21] Bukva, M., Kapo, D., Huseinbašić, N., Gojak-Salimović, S., & Huremović, J. (2019). Iron content in fruits, vegetables, herbs and spices samples marketed in Sarajevo, Bosnia and Herzegovina. Kemija u industriji: Časopis kemičara i kemijskih inženjera Hrvatske, 68(7-8), 281—287.
[22] Baloch, A. B., Xia, X., & Sheikh, S. A. (2015). Proximate and mineral compositions of dried cauliflower (Brassica Oleracea L.) grown in Sindh, Pakistan. Journal of Food and Nutrition Research, 3(3), 213—219.
[23] Hailu, T., Solomon, D., Worku, E., Sisay, S., & Demissie, K. (2019). Determination of Iron and Moisture Content in Commonly Consumed. Chemical Sciences Journal, 10(1), 1—4.
[24] Handrian, R. G., Meiriani, M., & Haryati, H. (2013). Peningkatan Kadar Vitamin C Buah Tomat (Lycopersicum esculentum MILL.) Dataran Rendah dengan Pemberian Hormon GA3. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(1), 333—339.
[25] Shibli, S., Siddique, F., Raza, S., Ahsan, Z., & Raza, I. (2019). Chemical composition and sensory analysis of peanut butter from indigenous peanut cultivars of Pakistan. Pakistan Journal of Agricultural Research, 32(1), 159—169.
[26] Rico, R., Bulló, M., & Salas‐Salvadó, J. (2016). Nutritional composition of raw fresh cashew (Anacardium occidentale L.) kernels from different origin. Food science & nutrition, 4(2), 329—338.
[27] Contini, M., Frangipane, M. T., & Massantini, R. (2011). Antioxidants in hazelnuts (Corylus avellana L.). In V. R. Preedy, R. R. Watson, & V. B. Patel (Ed.). Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention (pp. 891-898). London: Academic Press.
[28] Bulló, M., Juanola-Falgarona, M., Hernández-Alonso, P., & Salas-Salvadó, J. (2015). Nutrition attributes and health effects of pistachio nuts. British Journal of Nutrition, 113(S2), S79—S93.
[29] Richardson, D. P., Astrup, A., Cocaul, A., & Ellis, P. (2009). The nutritional and health benefits of almonds: a healthy food choice. Food Science and Technology Bulletin: Functional Foods, 6(4), 41—50.
[30] Wood, L. G., & Garg, M. L. (2011). Macadamia Nuts (Macadamia integrifolia and tetraphylla) and their Use in Hypercholesterolemic Subjects. In V. R. Preedy, R. R. Watson, & V. B. Patel (Ed.). Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention (pp. 891-898). London: Academic Press.
[31] Şen, S. M., & Karadeniz, T. (2015). The nutritional value of walnut. Journal of Hygienic Engineering and Design, 11(18), 68—71.
[32] Haddad, E. H. (2011). Health effects of a pecan [Carya illinoinensis (Wangenh.) K. Koch] Nut-rich Diet. In V. R. Preedy, R. R. Watson, & V. B. Patel (Ed.). Nuts and Seeds in Health and Disease Prevention (pp. 891-898). London: Academic Press.
[33] Ashokkumar, K., Elayabalan, S., Shobana, V. G., Sivakumar, P., & Pandiyan, M. (2018). Nutritional value of cultivars of Banana (Musa spp.) and its future prospects. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 7(3), 2972—2977.
[34] Prathyusha, P., Kumari, B. A., Suneetha, W. J., & Srujana, M. N. S. (2019). Chia seeds for nutritional security. Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, 8(3), 2702—2707.
[35] Nasution, S. B. (2016). Analisa Kadar Besi (Fe) pada Bayam Hijau sesudah Perebusan dengan Masa Simpan 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Jurnal Ilmiah PANNMED, 11(1), 1—3.
[36] Nair, S. S., & Chandran, A. (2018). Nutrient composition of avocado fruits of selected cultivars grown in Kerala. International Journal of Food Science and Nutrition, 3(3), 65—67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar