Untuk dikenang, bukan untuk diulang.
Menyangkut masalah "osjur atau dikdiv", aku mengalami nyeri yang cukup mendalam. Syukurlah aku tidak sampai meriang. Semua punya prioritasnya masing-masing, termasuk aku. Wajar saja, aku yang nantinya "dibesarkan" di Jatinangor menjalani osjur di Jatinangor. Aku mematri di dalam diriku bahwa osjur lebih diprioritaskan daripada dikdiv. Akhirnya, osjur selesai sehingga aku bisa fokus ke acara OSKM sekarang.
Waktu-waktu ini sudah mendekati pesta kaderisasi terbesar di ITB, yaitu OSKM (Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa) ITB 2017. Aku sudah memutuskan untuk tidak terlalu sering berpindah-pindah tempat. Tidak ada Jatinangor hari ini. Ya, seperti tidak ada Jatinangor kemarin. Namun, pada masa lampau, aku mengatur waktuku dan masih bisa mengejar osjur sekaligus dikdiv. Aku pastikan aku sudah izin sesuai SOP. Aku mengusahakan agar aku bisa terus follow up dikdiv selama aku menjalani osjur. Jika ada keharusan ikut dikdiv atau ada panggilan malam, aku pergi ke Ganesha untuk memenuhinya.
Mengapa aku rela harus bolak-balik Ganesha-Jatinangor? Karena aku merasa punya hutang budi pada Kampus ITB Ganesha. Selama setahun, aku berkuliah di Kampus ITB Ganesha. Banyak fasilitasnya yang sudah kugunakan di saat aku masih menjadi mahasiswa TPB. Teman-temanku juga banyak di Ganesha. Aku sama sekali tidak keberatan mengeluarkan Rp40.000,00 setiap harinya untuk mobilisasi dari Bandung ke Jatinangor dan sebaliknya. Pesanku untuk kalian yang osjur (masih) di Ganesha, aturlah waktu kalian sebaik mungkin dan jagalah kawan-kawan yang bersama kalian karena bersama merekalah kalian berjuang. Jangan sampai karena suatu hal lebih diprioritaskan, kalian benar-benar meninggalkan amanah lain. Mungkin, suatu hari nanti, aku akan membuktikan bahwa jarak sejauh 30 km Ganesha-Jatinangor justru semakin mendekatkanku pada kenyataan bahwa Jatinangor dan Ganesha serta cabang ITB lain mampu berkolaborasi dan bersinergisasi.
Maka dari itu, kepada seorang sobat yang aku percayai, kukatakan "Titip Ganesha, Bro.".
*terinspirasi dari puisi "Tidak Ada New York Hari Ini" oleh M. Aan Mansyur
*dimohon untuk baca dengan baik-baik
Aisy Diina Ardhantoro
Teknologi Pasca Panen 2016
Anggota Biasa KM ITB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar