Kamis, 28 Maret 2019

Tentang Tautan

Jadi, saya bikin google form agar orang-orang bisa memberi masukan kepada saya lewat form tersebut. Tautannya adalah bit.ly/KronikBuatAisy. Feel free untuk mengisi.

Jumat, 08 Maret 2019

Tentang XY

Suatu keanehan bagi saya sendiri untuk menulis tentang ini, apalagi hari ini adalah Hari Perempuan Sedunia (8 Maret) dan Hari Perempuan Nasional (9 Maret). Semoga tidak mengapa jika saya menuliskannya.

Laki-laki. Kami menganggap mereka menyulitkan, seperti mereka juga menganggap kami membingungkan. Harga diri mereka layaknya tembok tinggi berduri. Hanya orang-orang bernyali yang mau memanjat tembok itu. Apa yang ada di balik tembok tersebut, kami tidak tahu. Bila ada open recruitment mengenai siapa yang diperbolehkan untuk pergi ke balik tembok, tahap seleksinya akan sangat ketat. Yang lolos akan dibuat bertahan, yang tidak lolos bisa didepak jauh-jauh.

Kami seolah-olah sedang bermain catur jika berhadapan dengan mereka. Hanya saja, kami tidak memiliki bidak Raja dan banyak dari keenam belas bidak catur kami adalah Menteri, sedangkan mereka punya bidak Raja. Bidak Raja mereka adalah perasaan mereka. Ya, mereka yang dianggap selalu memakai logika memiliki perasaan yang mereka sendiri lindungi. Jika mereka terkena skak mat—yah—siap-siap menghadapi papan caturnya terbalik dengan suara "prak" yang keras. Semakin sunyi lingkungan bermain caturnya, semakin keras suara "prak"-nya terdengar.

Terlihat tidak adil, bukan? Sepertinya, mereka tidak ingin permainan itu berakhir. Pasti melelahkan melakukan sesuatu yang tampaknya tidak berujung. Akan tetapi, mereka baru mau berhenti saat waktunya tiba. Sabar memang seharusnya tidak ada batasnya.

Maafkan kami yang terkadang memaksakan kehendak untuk dimengerti. Maafkan kami yang egois. Namun, bagaimana kami mengetahui agar permainan catur ini tidak berhenti hingga waktunya jika kami tidak diberi tahu?

#YaMaafIniIsengAja
#BagiBagi
#UnpopularOpinion
#internationalwomensday
#KronikKepemimpinan